Menlu Retno Marsudi, Salah Satu Srikandi Terbaik di Kabinet Jokowi

Sepak terjangnya di dunia diplomasi tak perlu diragukan lagi

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, adalah salah satu srikandi terbaik yang dimiliki Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Retno dipercaya oleh Jokowi menjabat Menlu untuk dua periode kepemimpinannya. 

Retno juga menjadi Menlu perempuan pertama sepanjang sejarah Indonesia sejak era kemerdekaan. Sepak terjangnya di dunia hubungan internasional memang tak perlu diragukan.

Berikut empat fakta seputar Menlu Retno Marsudi yang perlu kamu ketahui!

1. Memulai karier dengan dikirim ke Australia

Menlu Retno Marsudi, Salah Satu Srikandi Terbaik di Kabinet JokowiMenteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Sonya Michaella)

Perempuan yang menghabiskan masa pendidikannya sampai bangku sekolah menengah di Semarang ini memperoleh beasiswa dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), yang pada saat itu masih bernama Departemen Luar Negeri. Kala itu, Retno merupakan mahasiswa di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada.

Setelah lulus, Retno langsung memulai karier di Kemlu dan mendapat tugas berat dengan dikirim ke Australia.

Di sana, Retno ditugaskan untuk membicarakan isu yang memojokkan Indonesia. Retno harus memberikan keterangan dan pernyataan terkait pembantaian warga Timor Leste di Santa Cruz, Dili.

Baca Juga: Menlu Retno Blak-blakan soal ASEAN hingga Myanmar

2. Orang Indonesia pertama yang dapat penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia

Menlu Retno Marsudi, Salah Satu Srikandi Terbaik di Kabinet JokowiMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Perempuan kelahiran 27 November 1962 ini kemudian diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005. 

Pada Desember 2011, Retno memperoleh penghargaan sebagai Order of Merit dari Raja Norwegia untuk dedikasinya selama masa tugas di sana.

Penghargaan itu menjadikannya sebagai orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Selama bertugas di sana, Retno sempat mendalami studi Hak Asasi Manusia (HAM) di Universitas Oslo.

Sebelum masa baktinya sebagai duta besar berakhir, Retno diminta pulang ke Jakarta untuk menjabat sebagai Direktur Jenderal Amerika-Eropa yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Benua Amerika dan Eropa.

3. Menjadi Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda pada 2012

Menlu Retno Marsudi, Salah Satu Srikandi Terbaik di Kabinet JokowiMenlu Retno Marsudi pidato di UNGA. (dok. Kemlu RI)

Presiden Jokowi lalu memerintahkan Retno Marsudi menjadi Duta Besar Indonesia untuk Belanda pada 2012. Banyak kerja keras yang dilakukan Retno saat menjabat di sana, yang membuatnya mendapat apresiasi tinggi dari Belanda.

Hal itu terlihat saat perpisahan dirinya dengan pihak kerajaan. Ratu Belanda terlihat mendampingi Raja Belanda, yang dianggap sebagai penghargaan tertinggi kepada Retno karena tak lazim dilakukan oleh Ratu Belanda.

Pada akhir pertemuan tersebut, Raja Belanda menganugerahkan Knight Grand Cross of the Order of Orange-Nassau. Tanda jasa ini merupakan penghargaan tertinggi dalam kategori Order of Orange Nassau yang biasa diberikan kepada kepala pemerintahan dan pejabat tinggi lainnya.

Lalu pada 2014, Retno Marsudi diminta oleh Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam kabinetnya dan membantu pemerintahan. Sosok Retno dipilih oleh Presiden Jokowi lantaran dirinya yang pekerja keras, tegas, dan visioner. 

4. Retno mendapat penghargaan Agent of Change dari PBB

Menlu Retno Marsudi, Salah Satu Srikandi Terbaik di Kabinet JokowiMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. (dok. Kemlu RI)

UN Women dan Partnership Global Forum (PGF) juga memberikan penghargaan sebagai Agent of Change kepada Retno di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat pada 2017.

Di depan forum, Retno menyampaikan rasa syukur atas apa yang telah dilakukan untuk Indonesia di bidang diplomasi, kemanusiaan, dan perdamaian.

Penghargaan ini merupakan pengakuan atas berbagai terobosan yang dilakukan oleh Kemlu RI. UN Women dan GPF menilai sebagai Retno sebagai sosok panutan dan sumber inspirasi bagi jutaan wanita, baik di Indonesia maupun dunia.

Retno menyebut penghargaan tersebut menjadi pendorong agar dirinya bekerja lebih keras bagi rakyat dan bangsa Indonesia, bagi perdamaian dan kesejahteraan global, serta bagi para perempuan di seluruh dunia.

Baca Juga: Menlu Retno: Kita Upayakan ASEAN Tetap Matters

5. Sejumlah alasan Retno adalah salah satu menteri terbaik

Menlu Retno Marsudi, Salah Satu Srikandi Terbaik di Kabinet JokowiMenteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika berkomunikasi dengan Menlu UEA (www.twitter.com/@Menlu_RI)

Tidak berlebihan jika menyebut Retno sebagai salah satu menteri terbaik di era Jokowi. Ada empat alasan yang bisa memperkuat pernyataan tersebut. 

Pertama, diplomasi kesehatan yang dipimpin Retno di masa pandemik menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang cepat mendapat vaksin COVID-19. Ketika ketimpangan vaksin menjadi sorotan, Retno berhasil mengamankan pasokan vaksin bagi Indonesia. Lebih dari itu, dia bahkan menyuarakan supaya negara berkembang dan miskin lainnya juga memiliki akses yang sama atas vaksin.

Kedua, Retno sukses mengawal kepemimpinan Indonesia di Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN 2023. Saat Indonesia menjabat Presidensi G20, Retno berulang kali menyuarakan pentingnya multilaterlisme, perdamaian dan stabilitas sebagai faktor pendorong ekonomi, hingga pemerataan kesejahteraan. Indonesia juga berhasil sebagai negara yang menyuarakan kepentingan negara berkembang. 

Kemudian, sebagai Ketua ASEAN ada banyak terobosan baru yang dicapai, salah satunya merilis ASEAN Outlook on the Indo-Pacific sebagai peta jalan untuk membentuk kawasan yang damai dan stabil. 

Ketiga, Retno aktif menyuarakan kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan di dunia global. Salah satu fokus Retno ihwal Afghanistan adalah menjamin anak-anak dan perempuan di negara tersebut memperoleh haknya.  

Alasan terakhir adalah Retno terbukti memiliki komitmen untuk melindungi diaspora Indonesia di luar negeri. Semasa jabatannya, Indonesia terpaksa merealisasikan rencana kontijensi, yaitu ketika mengevakuasi warga Indonesia di Afghanistan yang dilanda kudeta dan Ukraina yang dilanda perang. 

Selain itu, Retno juga aktif melindungi diaspora Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal hingga menyelamatkan para pekerja migran yang menjadi korban kekerasan di luar negeri. 

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya