Sore-Sore Berkah: Berbohong untuk Kebaikan di Bulan Ramadan

Berkata jujur jauh lebih baik ya, guys!

Jakarta, IDN Times - Secara tidak sadar, terkadang kita sering melakukan kebohongan-kebohongan kecil yang kita anggap demi kebaikan. Namun sesungguhnya, apakah hal tersebut dibenarkan apalagi kita sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini?

Maka dari itu, memasuki hari kelima bulan Ramadan, Sore-Sore Berkah by IDN Times kali ini membahas perihal melakukan kebohongan demi kebaikan di bulan Ramadan. IDN Times merangkum informasi yang disampaikan oleh ustaz Syam El Marusy mengenai kebohongan seperti apa saja yang dibolehkan dan yang tidak demi mendapat berkah selama melakukan ibadah di bulan Ramadan ini.

Ustaz Syam pada episode sebelumnya sempat membahas soal orang-orang yang merugi di bulan Ramadan termasuk salah satunya adalah orang-orang yang berbohong masih dalam keadaan berpuasa.

Dalam penjelasannya, Ustaz Syam mengatakan bahwa hendaklah kita senantiasa untuk melakukan yang namanya kejujuran.

“Perkataan jujur, perilaku jujur, minimal jujur pada diri sendiri deh, minimal jujur pada Allah SWT. Kemudian karena kejujuran itu akan selalu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada surga” jelasnya.

Perasaan tidak enak menjadi salah satu alasan yang biasa dipakai orang-orang kita untuk melakukan kebohongan. Sebagai contoh Ustaz Syam memaparkan kasus seorang istri yang mengatakan suaminya ganteng dan harum, padahal suaminya sedang dalam keadaan bau dan keringetan. Apakah hal seperti ini dibolehkan?

Ustaz Syam menjelaskan bahwa bahkan Nabi Ibrahim merasa khawatir karena dia juga sudah melakukan kebohongan dengan mengatakan bukan dia yang menghancurkan berhala-berhala tersebut melainkan patung besar tersebutlah yang menghancurkan berhala kecil lainnya.

“Sungguh, kebohongan ini adalah hal-hal yang sangat-sangat luar biasa seakan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT” tutur Ustaz Syam.

Dia juga menambahkan bahwa tidak ada yang bisa menjamin salat kita, puasa kita, tarawih kita, dan ibadah lainnya diterima Allah selain dengan berkata jujur.

Ustaz Syam mengatakan berbohong yang diperbolehkan demi kebaikan adalah berbohong dalam keadaan strategi perang. Kebohongan yang diperbolehkan selanjutnya yaitu dalam hal memuji suami/istri yang tidak berlebihan dan yang terakhir adalah berbohong untuk mendamaikan orang yang bertikai demi menyambung silaturahmi.

Setelah memaparkan contoh-contoh kebohongan yang sering terjadi, Ustaz Syam menegaskan bahwa kebohongan ini tidak akan pernah bisa kita katakan halal walau pun demi kebaikan.

“Karena yang namanya kejujuran itu dijunjung tinggi dalam agama Islam, bukankah rukun Islam yang pertama, syahadat, yang mana diucapkan dengan lisan kemudian di dalam hati kita jujur. Jujur bahwasanya apa yang kita ucapkan itu benar-benar dari dalam diri kita dan kita tidak boleh dusta sama sekali” kata Ustaz Syam.

Pada akhir penjelasannya, dia menegaskan bahwa tidak ada kebohongan demi kebaikan selain demi menyambung silaturahmi apalagi berbohong hanya untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri.

 

Baca Juga: Sore-Sore Berkah: Ada Orang yang Merugi di Bulan Suci Ramadan 

https://www.youtube.com/embed/2OOAFnkx3gE

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Elfida
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya