Seminar Internasional, BPJS Kesehatan Bahas Efektivitas Layanan Kesehatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berupaya memastikan layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tersedia. Skema pembiayaan yang diadopsi saat ini juga diharapkan dapat menjembatani kebutuhan kesehatan masyarakat dengan ketersediaan anggaran yang dimiliki Pemerintah.
“Kita tidak bisa menutup mata bahwa kemajuan teknologi kesehatan dan layanan medis terbaru dapat membantu atas pemulihan kesehatan bahkan penyelamatan nyawa individu. Namun, terhadap nilai dari efektivitas layanan serta kemampuan anggaran yang dimiliki masih menjadi area yang harus didiskusikan bersama. Semua pemangku kepentingan perlu dilibatkan,” kata Ghufron saat membuka kegiatan webinar internasional bekerja sama dengan National Health Service (NHS) Inggris, Universitas Coventry Inggris, dan National Health Security Office (NHSO) Thailand di Jakarta, Rabu (15/9/2021).
1. BPJS Kesehatan terus mencari sistem yang tepat
Sementara itu, salah satu tujuan dari terselenggaranya program jaminan kesehatan bagi sebuah negara adalah peningkatan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun, yang menjadi tantangan adalah bagaimana menyediakan akses layanan kesehatan yang terjangkau, efisien, efektif serta berkeadilan.
Ghufron mengungkapkan, untuk menjawab isu terkait efektivitas layanan terhadap biaya ini, Program JKN-KIS mengadopsi sistem pembayaran mulai dari kapitasi, INA-CBG’s maupun fee for service bagi layanan-layanan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa Program JKN-KIS tetap menerapkan sistem belanja strategis sesuai dengan amanah perundangan yang berlaku. BPJS Kesehatan terus mencari sistem yang tepat yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan zaman.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Luncurkan Jurnal JKN, Ajak Masyarakat Kontribusi
2. Jadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman
Ghufron, yang saat ini juga terpilih menjadi Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC HEALTH) International Social Security Association (ISSA) Periode 2020-2022 yang beranggotakan sekitar 160 negara, mengatakan bahwa melalui diskusi antarnegara dalam seminar internasional ini diharapkan dapat menjadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman antarpengelola jaminan kesehatan.
“Hal tersebut juga sesuai dengan budaya BPJS Kesehatan, yaitu sebagai learning organization, dan diharapkan dapat berdampak pada penguatan strategi dan kebijakan dalam Program JKN-KIS ke depannya,” tambahnya.
3. Diskusi antarnegara tentang jaminan kesehatan
Dalam seminar internasional tersebut, terdapat diskusi antarnegara, yakni bertemakan ‘Jaminan Kesehatan’ yang membahas tentang tantangan, inovasi, serta peningkatan kualitas layanan terutama penyesuaian akibat adanya pandemik COVID-19. Sebagai pembicara adalah BPJS Kesehatan, National Health Service (NHS) Inggris, serta National Health Security Office (NHSO) Thailand, dan dipandu Universitas Conventry Inggris. (WEB)
Baca Juga: BPJS Kesehatan Beri Kemudahan bagi Pasien Thalassemia Mayor dan Hemofilia