BPS: Harga Gabah dan Beras Turun Karena Panen Raya Sudah Merata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan bahwa secara keseluruhan telah terjadi penurunan harga gabah dan beras di sejumlah provinsi.
Satu di antara indikatornya adalah karena panen raya di sejumlah sentra sudah merata sehingga pasokan beras terus mengalir baik ke pedagang maupun ke pasar-pasar di seluruh Indonesia.
"Hasil pengamatan BPS di 90 kota indeks harga konsumen (IHK), terdapat 29 kota yang telah mengalami penurunan harga beras. Adapun penurunan harga beras terdalam terjadi di Kota Mataram,” ujar Pudji melalui keterangan resminya, Senin (3/4/2023).
1. Harga gabah kering tetap meningkat 15,41 persen secara YoY
Pudji mengatakan, harga gabah kering panen di tingkat petani pada bulan Maret 2023 memang menurun sebesar 7,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, apabila dihitung secara tahunan harganya tetap meningkat sebesar 15,41 persen year on year (YoY).
"Demikian juga dengan harga gabah kering giling yang menurun sebesar 5,99 persen secara (MtoM) dan meningkat sebesar 13,10 persen secara YoY," katanya
Baca Juga: Harga Beras Naik, Pemkab Gunungkidul Gelar Operasi Pasar Beras Murah
2. Harga beras tertinggi hanya terjadi di tingkat eceran
Editor’s picks
Dengan demikian, kata Pudji, secara bulanan kenaikan harga beras tertinggi hanya terjadi di tingkat eceran dan secara tahunan kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan.
"Di sisi lain, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi atau HET beras untuk klasifikasi medium dan premium berdasarkan zonasi," katanya.
3. Terdapat surplus beras dalam negeri sebesar 1,3 juta ton tahun lalu
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan bahwa panen raya sudah dimulai sejak pertengahan Februari 2023 dan terus berlangsung hingga April ini. Dengan berlangsungnya panen raya secara merata di seluruh tanah air tersebut, maka ketersediaan dan pasokan beras nasional secara otomatis akan tercukupi.
"Seperti yang sering disampaikan Bapak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) posisi pasokan dan ketersediaan beras kita saat ini dalam kondisi aman," katanya.
Diketahui bersama, produksi beras pada tahun 2022 mencapai 31,54 juta ton atau naik 0,29 persen jika dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 31,36 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi hanya mencapai 30,20 juta ton. Dengan demikian, terdapat surplus beras dalam negeri sebesar 1,3 juta ton tahun lalu. (WEB)
Baca Juga: Kementan Genjot Produksi Padi Maros Melalui Intervensi Mekanisasi