Banyuwangi Matangkan Persiapan Geopark Ijen Jadi Jaringan Geopark Dunia

Geopark Ijen siap mengikuti penilaian dari UNESCO GGN

Banyuwangi, IDN Times – Setelah resmi diusulkan menjadi bagian UNESCO Global Geopark (UGG), pemerintah terus mematangkan persiapan Geopark Ijen menjadi jaringan geopark dunia. Kabupaten Banyuwangi pun menyatakan siap mengikuti penilaian dari UNESCO Global Geopark Network (GGN) pada pertengahan tahun 2021 mendatang. 

"Kami baru saja menggelar pertemuan online dengan sejumlah stakeholders yang terlibat dalam persiapan menuju UNESCO GGN. Hadir Advisor Global Geopark, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bappenas, perwakilan perguruan tinggi, Pemkab Bondowoso, juga Wakil Gubernur Jatim," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (16/11/2020). 

Anas mengatakan pihaknya akan terus memantau persiapan penilaian dari PBB lewat Badan Geopark Ijen. Terlebih, pada tahun ini Geopark Ijen adalah satu-satunya geopark dari Indonesia yang diusulkan pemerintah pusat menjadi jaringan geopark dunia. 

“Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat, pemprov, dan semua pihak yang bersama-sama menyiapkan Geopark Ijen. Kami dari daerah akan berupaya maksimal menyiapkan ini,” katanya. 

1. Konsisten mendorong pariwisata berbasis alam

Banyuwangi Matangkan Persiapan Geopark Ijen Jadi Jaringan Geopark DuniaDok. Banyuwangi

Anas menambahkan, Banyuwangi dalam 10 tahun terakhir telah merintis upaya yang selaras dengan konsep pengembangan geopark global yang menekankan pada upaya konservasi dan mengajak masyarakat setempat berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal. 

“Selama ini Banyuwangi konsisten mendorong pariwisata berbasis alam. Banyuwangi menawarkan alamnya yang asli, indah, dan alami. Tak hanya itu, atraksi wisata dan seni budaya yang dikemas dalam Banyuwangi Festival juga dilakukan dengan memaksimalkan potensi alam tanpa menguranginya,” ujarnya. 

Sustainable tourism yang selaras dengan konsep geopark, kata Anas, adalah pilihan yang dikembangkan Banyuwangi untuk menarik wisatawan ke daerah. 

“Misalnya saja kami mengemas dalam event sportourism, seperti Ijen Green Run, balap sepeda Internasional Tour de Ijen, dan lainnya yang menyajikan alam yang asli dengan oksigen yang berlimpah," tambahnya. 

Baca Juga: Kopi Wine, Kopi Fermentasi dari Banyuwangi yang Harganya Selangit

2. Pengembangan pariwisata di Banyuwangi mendorong keterlibatan masyarakat

Banyuwangi Matangkan Persiapan Geopark Ijen Jadi Jaringan Geopark DuniaDok. Banyuwangi

Anas juga mengatakan bahwa pengembangan pariwisata di Banyuwangi juga berupaya mendorong keterlibatan masyarakat secara luas. 

”Kami dorong masyarakat untuk terlibat berbagai event pelestarian budaya, seperti event tumpeng Sewu, Seblang, dan ngopi Sepulu Ewu. Ada keterlibatan aktif warga dalam pelaksanaannya. Kami juga melarang hotel dibangun di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya agar masyarakat sekitar bisa membuka home stay untuk pengembangan ekonomi. Juga bagian dari upaya menjaga kearifan lokal,” imbuhnya. 

Selain itu, Kepala Bappeda Banyuwangi, Suyanto Waspotondo, telah melakukan berbagai persiapan untuk mengikuti penilaian UNESCO GGN. Semua persiapan melibatkan sinergi OPD untuk menyiapkan berbagai hal. 

“Kami telah membagi tugas OPD untuk semua persiapannya, mulai persiapan dokumen, hingga sejumlah infrastruktur pendukung di kawasan tersebut. Koordinasi juga dilakukan dengan Pemkab Bondowoso dan kementerian untuk menyiapkan proses menjadi geopark dunia," jelasnya. 

3. Potensi Geopark Ijen harus terus dimaksimalkan

Banyuwangi Matangkan Persiapan Geopark Ijen Jadi Jaringan Geopark Duniainstagram.com/ft.faust

Sementara itu, Prof Eko Budi Santoso yang merupakan salah satu panelis dari Institut Sepuluh November mengatakan untuk menghadapi assessment UNESCO GGN, potensi Geopark Ijen harus terus dimaksimalkan dan dipromosikan. Geopark Ijen terdiri atas 21 geosite, 6 biosite, 11 cultural site, dan 8 warisan budaya tak berwujud yang berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso. 

“Mayoritas kawasan geopark berada di area yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, maka daerah dan kementerian harus bersinergi dengan baik untuk meloloskan ini. Selain itu, warisan budaya di sekitar kawasan juga harus terus dijaga dan dipromosikan. Banyuwangi sudah melakukannya dan ini perlu terus dijaga karena akan berpengaruh dalam penilaian,” pungkasnya. (CSC) 

Baca Juga: Wisata Kawah Ijen Resmi Kembali Dibuka untuk Wisatawan

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya