Berkat Dukungan Kostratani, Pandeglang Perkuat Komoditas Unggulan

Talas beneng jadi komoditas unggulan Pandeglang

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan dengan memanfaatkan komoditas unggulan akan menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor pangan. Hal tersebut tentunya mesti didorong dengan Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani).

Karena itu, dengan dukungan Kostratani, Pandeglang memperkuat komoditas unggulan, yakni talas beneng. Upaya ini sekaligus untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, selaku penanggung jawab Kostratani tingkat nasional, mengingatkan kembali lima peran Kostratani yang perlu diimplementasikan dalam memajukan pertanian Indonesia.

"Lima peran Kostratani yaitu sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring kemitraan," ujarnya. 

1. Desa Kaduhejo kembangkan kawasan agroeduwisata dengan komoditas unggulan talas beneng

Berkat Dukungan Kostratani, Pandeglang Perkuat Komoditas UnggulanPandeglang memperkuat komoditas unggulan talas beneng. (Dok. Kementan)

Dedi juga mengatakan pentingnya peran Kostratani dalam mencetak generasi petani millennial untuk bisa meningkatkan dan membangun pertanian melalui kegiatan wirausaha di bidang pertanian. Geliat Kostratani pun terlihat di Desa Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, yang mengembangkan kawasan agroeduwisata dengan komoditas unggulan talas beneng. 

Talas beneng merupakan prioritas utama dan komoditas unggulan Kabupaten Pandeglang, khususnya di Kecamatan Kaduhejo. Tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan. Semua yang dihasilkan talas beneng bernilai ekonomi, mulai daun, pelepah hingga umbinya, termasuk kadar oksalatnya sangat dibutuhkan farmasi.

Talas beneng merupakan produk pertanian yang jangkauan pasarnya sampai ke luar negeri. Salah satu kelompok tani (Poktan) yang mengembangkan talas beneng adalah Poktan Taruna Tani Mandiri yang bekerja sama dengan CV. DM Tirta Persada.

Baca Juga: Program PWMP Kementan Dorong Millennial Sembawa Wirausaha 

2. Tembakau dari daun talas tembus pasar ekspor ke Turki

Berkat Dukungan Kostratani, Pandeglang Perkuat Komoditas Unggulanpolbangtanmalang.ac.id

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan (Kapusdiktan) Idha Widi Arshanti yang juga selaku Penanggung Jawab Kostratani Provinsi Banten mengatakan bahwa Poktan Taruna Tani Mandiri mengembangkan usaha mulai pembibitan, budi daya, dan pengolahan dilakukan di lokasi tersebut. 

"Produk-produk yang sudah dihasilkan berupa tembakau dari daun talas, tepung dari umbi, makaroni, serta beras non gluten yang disebut arben (aren beneng), dan limbah yang dimanfaatkan untuk budi daya maggot," jelasnya.

Tak hanya menjangkau pasar nasional, tembakau dari daun talas ini juga menembus pasar ekspor ke Turki, sedangkan beras arben sedang dalam tahap sampel untuk ekspor ke Jepang. Ke depan, kawasan agroeduwisata ini akan dijadikan kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S).

3. Dukung pengembangan bawang merah di Kabupaten Pandeglang

Berkat Dukungan Kostratani, Pandeglang Perkuat Komoditas Unggulaneatingwell.com

Selain talas beneng, Kabupaten Pandeglang juga mengembangkan bawang merah lahan kering yang uji cobanya dilakukan di BPP Koroncong seluas 5 hektare (ha). Kepala Pusdiktan bersama Kepala Pusat PPMKP CIawi, Kepala BPTP Banten, dan perwakilan Kepala BBKP Soekarno Hatta, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak pun menyempatkan panen pada awal Februari 2021 lalu. 

Hasil ubinan menunjukkan provitas bawang merah varietas Bima Brebes ini mencapai 9-10 ton/ha basah atau 6-7 ton/ha kering. Melihat hasil panen yang baik, Santi mendukung dikembangkannya bawang merah di Kabupaten Pandeglang.

“Harapannya akan memotivasi petani lain untuk mau mengembangkan. Untuk mengubah pola, budaya, kultur masyarakat perlu ada edukasi, supaya hasilnya maksimal dan petani merasakan adanya nilai tambah. Kalau nilai tambah tinggi, petani akan semangat menanam," pungkas Santi. (CSC)

Baca Juga: Kostratani dan YESS Jadi Upaya Kementan Tingkatkan Kualitas SDM

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya