Kapasitas Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan Capai 10.843 MW

Capaian kapasitas pembangkit listrik EBT terus meningkat

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) terus dioptimalkan sesuai amanat Kebijakan Energi Nasional yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 dengan menargetkan bauran EBT pada 2025 sebesar 23%. 

Kementerian ESDM menyatakan kapasitas pembangkit listrik EBT pada 2019 mencapai 10.843 MW dengan tambahan kapasitas sebesar 376 MW dari tahun sebelumnya. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang sebesar 182,3 MW menyokong capaian tersebut. Kontribusi PLTP itu berasal dari PLTP Lumut Balai 55 MW, PLTP Sorik Marapi 42,3 MW, dan PLTP Muaralaboh 85 MW. 

Capaian kapasitas pembangkit listrik EBT pada 2015 sebesar 8.496 MW dan terus meningkat pada lima tahun terakhir ini, masing-masing sebesar 8.989 MW pada 2016, 9.379 MW pada 2017, dan 9.781 MW di 2018.

“Kementerian ESDM saat ini juga tengah merevisi Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, dan menerbitkan Perpres untuk mendorong pemanfaatan EBT lebih masif,” lanjut Arifin pada Konferensi Pers Capaian Kinerja Tahun 2019 dan Program 2020 Sektor ESDM (5 Tahun Kinerja) yang digelar pada Kamis (9/1) di Ruang Sarulla Setjen Kementerian ESDM.

1. Mandatori B20 ditingkatkan menjadi mandatori B30 pada Januari 2020

Kapasitas Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan Capai 10.843 MWIDN Times/Arief Rahmat

Tak hanya itu, sejak 1 September 2018, pemerintah memperluas mandatori B20 ke sektor non-PSO, seperti kelistrikan, pertambangan, perkeretaapian, industri, dan angkutan laut. Dengan demikian, pemanfaatan biodiesel dalam negeri pada 2019 mencapai 6,26 juta kilo liter (KL) yang setara dengan penghematan devisa sekitar US$3,35 miliar atau Rp48,19 triliun. 

"Mandatori B20 tersebut ditingkatkan menjadi mandatori B30 pada Januari 2020. Tahun 2020, produksi biodiesel ditargetkan sebesar 10 juta KL. Produksi biodiesel tahun 2019 ditargetkan 7,37 juta KL dan realisasinya mencapai 8,37 juta KL,” terang Arifin.

2. Peningkatan pemanfaatan biodiesel akan menjadi perhatian utama

Kapasitas Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan Capai 10.843 MWIDN Times/EBTKE

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal EBTKE FX Sutijastoto menjelaskan, peningkatan pemanfaatan biodiesel akan menjadi perhatian utama karena penerapan B30 diharapkan terus meningkat untuk kepentingan masyarakat sesuai arahan Presiden RI. 

Oleh karenanya, akan dilakukan rangkaian uji dan penelitian untuk peningkatan intensitas biodiesel bersama dengan pihak terkait.

Kementerian ESDM juga terus mendorong penurunan emisi CO2 sebagai komitmen nasional dalam penurunan emisi sesuai UU No 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to UNFCCC dan Perpres No.61/2011 tentang RAN-GRK, selain kapasitas pembangkit listrik EBT yang terus ditingkatkan.

Pada 2019, penurunan emisi CO2 mencapai 54,8 juta ton CO2 dari target sebesar 48,8 juta ton CO2. Sebelumnya, penurunan emisi CO2 pada 2018 mencapai 43,8 juta ton CO2.

3. Lampu tenaga surya hemat energi dan penerangan jalan umum tenaga surya menjadi program prioritas Kementerian ESDM

Kapasitas Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan Capai 10.843 MWjanaloka.com

Sementara itu, lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) gratis untuk desa yang belum menikmati listrik telah dibagikan kepada 172.996 rumah di 16 provinsi sebagai bagian dari program prioritas lainnya. Dengan demikian, total LTSHE yang telah dibagikan selama dua tahun program tersebut berjalan sebanyak 363.220 unit. 

Selain itu, Kementerian ESDM juga telah membangun 19.734 unit penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) pada 2019 sehingga total PJU-TS yang telah dibangun selama tiga tahun terakhir sebanyak 46.613 unit untuk menerangi 2.300 km di 258 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya