Sylviana Murni: Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir

Kemerdekaan berpikir itu harus ada di guru dan murid

Jakarta, IDN Times - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Sylviana Murni, turut mengutarakan pendapatnya terkait kebijakan ‘Merdeka Belajar’ yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Menurutnya, Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir. Kemerdekaan berpikir itu harus ada di guru terlebih dahulu karena guru itu digugu dan ditiru. Setelah itu kemerdekaan berpikir untuk murid.

Tak hanya itu, menurutnya, pemerintah pusat dan daerah juga wajib bersinergi agar memerdekakan belajar. Pemerintah daerah pun seharusnya mesti bekerja sama dengan pihak swasta agar program Merdeka Belajar benar-benar terealisasi dengan baik. Seperti di Jakarta, sudah banyak universitas yang bekerja sama dengan pihak swasta.

“Contohnya UNJ yang punya startup, yaitu coffe shop, dengan memberdayakan mahasiswanya sendiri yang mengelola usahanya. Itu baru yang dinamakan Merdeka Belajar," ujar Sylviana Murni saat Seminar Nasional "Merdeka Belajar: dalam mencapai Indonesia Maju 2045” di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa, (10/3).

Sebagaimana diketahui, empat program pokok kebijakan pendidikan 'Merdeka Belajar' meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi.

Sementara itu, sebagai kampus negeri di kota metropolitan, UNJ juga akan melakukan pemetaan dengan membuat materi kurikulum yang memberi kesempatan prodi merancang kurikulum guna mengakomodasi 3 SKS berkaitan dengan kebijakan Merdeka Belajar yang keempat, yakni memberikan kesempatan magang tiga semester atau SKS bagi mahasiswa di luar kampus. 

“Melalui sistem magang, manfaatnya besar karena UNJ dapat menyiapkan mahasiswa siap kerja ketika lulus. Dalam satu tahun magang, mahasiswa memperoleh pengalaman praktis di dunia kerja. Hal itu bermanfaat ketika lulusannya mempunyai kompetensi dan keahlian yang sesuai kebutuhan dunia kerja. Otomatis ini memberikan manfaat bagi kampus bahwa kita semakin dipercaya DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) karena dapat berkolaborasi dengan baik," tutur Rektor UNJ Komaruddin.

Ia pun menambahkan bahwa Merdeka Belajar juga terkait dengan program belajar, suasana belajar, dan lingkungan belajar untuk mengoptimalkan peserta didik. Tujuan diadakannya Seminar Nasional "Merdeka Belajar: dalam mencapai Indonesia Maju 2045”, menurut Komaruddin, juga sebagai upaya kontribusi Pascasarjana UNJ terkait proses pembangunan pendidikan di Indonesia.

Topik:

  • Marwan Fitranansya
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya