Kamu Percaya Orang Indonesia Pesan Kamar Hotel Perlu Waktu 13 Hari?

Siapa nih yang sering pesan last minute?

Jakarta, IDN Times - Belakangan ini tren jalan-jalan masyarakat Tanah Air meningkat. Hal tersebut tentunya akan menambah pemasukan bari perekonomian Indonesia.

Melalui riset, Google mengungkap penelusuran terkait peningkatan perjalanan hingga 30 persen di Indonesia sejak 2017. Tren tersebut akan menjadikan industri perjalan sebagai pasar produk terbesar di Asia Tenggara pada 2025, dan perkiraan sumbangan pendapatan hingga $25 miliar.

Biasanya, orang Indonesia mengandalkan penelusuran saat ingin meneliti atau melakukan sebuah perjalanan. Google menganalisis penelusuran di industri perjalanan sejak tahun lalu, dan bagaimana melihat perilaku konsumen di Indonesia?

1. Konsumen Indonesia perlu waktu lama untuk memilih pemesanan tiket liburan dan penginapan

Kamu Percaya Orang Indonesia Pesan Kamar Hotel Perlu Waktu 13 Hari?IDN Times/ Masdalena Napitupulu

Industry Manager Google Indonesia Zulfi Rahardian mengatakan konsumen Indonesia perlu waktu lama untuk memilih perjalanan atau penginapan.

“Rata-rata orang Indonesia yang memesan hotel perlu waktu 13 hari untuk memilih kamar. Ini adalah jangka waktu yang panjang bagi para brand untuk menawarkan informasi yang membantu konsumen dalam memilih,” ujar Zulfi di Jakarta, baru-baru ini.

2. Traveller biasanya memesan kamar hotel pada menit terakhir

Kamu Percaya Orang Indonesia Pesan Kamar Hotel Perlu Waktu 13 Hari?IDN Times/ Masdalena Napitupulu

Meski butuh lama, namun menurut Zulfi, banyak keputusan pembelian dilakukan pada menit-menit terakhir.

“Biasanya, pemesanan hotel dilakukan pada menit terakhir (kurang dari sehari) di angka 24 persen dan selama puncak musim liburan angka ini akan naik menjadi 32 persen,” ujar dia.

3. Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia meningkat drastis

Kamu Percaya Orang Indonesia Pesan Kamar Hotel Perlu Waktu 13 Hari?IDN Times/ Masdalena Napitupulu

Vice President of Marketing Traveloka Kurnia Rosyada mengatakan pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia sangat meningkat.

“Kami melihat adanya perubahan tren pola konsumsi, di mana saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih gemar menghabiskan waktu dan pendapatannya untuk kebutuhan travelling (Leisure Economy),” kata Kurnia.

Kurnia melanjutkan, fenomena ini terjadi karena didukung kemudahan akses informasi perjalanan dan kenyamanan pembelian melalui aplikasi.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya