Ada Citra Miring, Pengaruh Rizieq Shihab di Politik Memudar Usai Bebas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times — Pengaruh Habib Rizieq Shihab (HRS) disebut makin memudar di dunia politik. Meski telah bebas bersyarat, HRS dinilai tak bakal mengundang banyak elite partai politik atau kandidat capres-cawapres meminta dukungan ‘pemimpin umat’ tersebut.
Pengamat politik dari Universitas UIN Jakarta, Adi Prayitno, menilai pengaruh Rizieq Shihab dalam dunia politik sudah memudar. Sebab ada citra miring kepada Rizieq Shihab usai penetapan FPI sebagai organisasi terlarang.
1. Pengaruh Rizieq Shihab memudar
Adi mengatakan Rizieq Shihab kini tak lagi memiliki magnet positif yang kuat sebagaimana dalam Pilkada 2017 atau Pilpres 2019 lalu. Pasalnya, Rizieq pernah dipenjara dan organisasinya, FPI, menjadi perkumpulan yang dilarang pemerintah.
“Saya kira sudah gak ada pengaruhnya Rizieq Shihab ini karena panggungnya kan sudah bubar, organisasi sudah dibubarkan, dianggap sebagai organisasi terlarang,” ujar Adi saat dihubungi IDN Times, Selasa (26/7/2022).
Dua hal tersebut, kata Adi, membuat Rizieq tak lagi memiliki magnet positif yang kuat seperti pemilu sebelumnya. Hal itu dibuktikan dengan tidak ada satu pun elite politik yang mendatangi kediamannya usai Rizieq Shihab bebas bersyarat.
“Orang-orang yang dulu dibantu kemenangannya gak ada satupun yang menyambut, mengucapkan selamat datang,” ujar Adi.
2. Simpatisan Rizieq Shihab berpotensi ditunggangi
Editor’s picks
Kendati tak lagi memiliki magnet politik yang besar, simpatisan Rizieq Shihab tetap memiliki potensi untuk ditunggangi dalam pemilu. Pasalnya, simpatisan HRS cukup masif dan besar.
Adi juga menyinggung dunia politik yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan. Maka meski tak lagi memiliki citra yang baik di beberapa kalangan masyarakat, Rizieq Shihab tetap berpotensi untuk dimanfaatkan dalam pemilu mendatang.
“Pasti sangat potensial. Politik itu kan menghalalkan segala cara, apa pun akan digerakan, dikapitalisasi. Apalagi dalam pilpres ke depan, massa sekecil apa pun akan diperhitungkan, meski kan FPI tidak signifikan,” ujar Adi.
3. Potensi polarisasi tetap ada meski Rizieq Shihab bukan magnet politik
Terkait dengan kekhawatiran sejumlah pihak soal polarisasi dalam Pemilu 2024 mendatang, Adi menilai kemunculan polarisasi itu tetap ada meskipun HRS bukan lagi magnet dalam pemilu.
Adi menilai potensi polarisasi bisa muncul dari simpatisan Rizieq Shihab yang masif, atau gerakan-gerakan organisasi masyarakat lainnya.
“Potensi polarisasi itu tanpa harus ada PA 212 atau Rizieq Shihab, itu tetap ada,” ujarnya.