CSIIS: Mayoritas Jemaah Puas Pelayanan Haji Indonesia di Makkah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS), Sholeh Basyari, membentuk tim untuk memantau pelayanan jemaah haji Indonesia.
Sholeh mengatakan berdasarkan hasil pantauan tersebut, mayoritas jemaah haji Indonesia puas dengan pelayanan ibadah haji oleh Kementerian Agama.
“CSIIS menurunkan tim pemantau haji 2022 di Makkah dan Madinah. Mayoritas jemaah puas dengan pelayanan Kementerian Agama,” kata Sholeh dalam keterangan tertulis, Minggu (19/6/2022).
Baca Juga: Cegah Dehidrasi, Jemaah Haji Diminta Minum Oralit Ganti Cairan Tubuh
1. Kritik transportasi di semua embarkasi haji Indonesia
Sholeh menjelaskan secara umum, layanan transportasi semua embarkasi haji di Indonesia tepat waktu. Layanan transportasi dari bandara di Saudi menuju Makkah dan Madinah juga berlangsung tertib dan rapi.
Namun, kata dia, pihaknya menemukan ada sedikit problem seperti ketika jemaah tidak bisa memakai pakaian ihram secara langsung, lantaran tidak tersedianya ruang khusus di bandara.
“Meski beberapa pernik-pernik kecil muncul, seperti di Jeddah, jemaah tidak bisa segera memakai pakaian ihram. Hal ini disebabkan tidak ada ruang khusus di bandara yang difungsikan sebagai musala,” kata Sholeh.
Kendati demikian, menurut Sholeh, pergeseran jemaah haji dari Madinah ke Makkah berlangsung lancar.
2. Armada bus yang disiapkan sudah nyaman untuk jemaah
Terkait armada bus yang disiapkan Kemenag untuk jemaah haji, kata Sholeh, pihaknya menemukan rata-rata armada yang digunakan adalah armada baru sehingga nyaman digunakan jemaah haji.
“Bus juga dilengkapi dengan audio dan speaker, sehingga memudahkan kepala rombongan, mengonsolidasikan jemaah,” ucap Sholeh.
Baca Juga: BPKH: Tambahan BPIH Rp1,5 Triliun Ujian Bagi Keuangan Haji
3. Petugas haji bisa berbahasa Arab memudahkan jemaah Indonesia
Sholeh juga menyorot kinerja petugas haji yang bisa berbahasa Arab. Menurutnya hampir 35 persen petugas haji bisa menggunakan bahasa Arab, sehingga memudahkan jemaah di Makkah dan Madinah.
“Sedikit catatan di sini, sejumlah jemaah kurang familiar dengan fasilitas kunci pintu dan teknik menyalakan AC. Beberapa jemaah bingung, sebab kunci kamar tertinggal di kamar dan otomatis kamar gak bisa dibuka,” tutur dia.
Selain itu, Sholeh menyorot tentang perilaku jemaah haji Indonesia yang lebih tertib dari jemaah negara lain.
“Jemaah haji kita, selalu melepas alas kaki begitu memasuki pelataran masjid, sementara jemaah haji yang lain ‘seenaknya’ bersandal, bahkan ketika tawaf,” pungkas Sholeh.