Forum Doktor Indonesia Sebut PTS ‘Kembang-Kempis’ Bersaing dengan PTN

Banyak berdiri PTS yang dikelola oleh oligarki

Jakarta, IDN Times - Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) menemui Komisi X DPR RI untuk membahas sejumlah masalah yang terjadi dalam dunia Pendidikan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia.

Ketua DPW Forsiladi Jakarta, Taufiqurahmah menyebut sejumlah masalah yang dihadapi oleh PTS di antaranya kekurangan mahasiswa baru, hingga kesulitan pendanaan untuk bersaing dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

“Kalau masalah ini tidak diatasi dengan regulasi yang jelas, maka kita tinggal tunggu dunia pendidikan menuju kehancuran,” kata Taufiq di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga: PTS Akan Demo Tolak RUU Sisdiknas di Jakarta

1. PTS kesulitan menjaring mahasiswa baru

Forum Doktor Indonesia Sebut PTS ‘Kembang-Kempis’ Bersaing dengan PTNIlustrasi (ANTARA FOTO/Jojon)

Taufiq mengaku PTS saat ini sangat kesulitan menjaring mahasiswa baru bergabung. Padahal, kata Tauqif, pendanaan PTS bersumber dari mahasiswa baru.

“PTS sangat susah menjaring maba karena kebijakan pemerintah,” kata Taufiq.

Dia menjelaskan pemerintah melalui Kemendikbudristek telah menetapkan batas kuota mahasiswa baru dalam seleksi ujian mandiri yang dikelola oleh PTN. Namun kondisi di lapangan, masih ada sejumlah perguruan tinggi yang membuka ujian seleksi mandiri lebih dari kuota yang ditetapkan Kemendikbudristek.

“Ujian seleksi mandiri sudah dibatasi Kemendikbud tapi dalam pelaksanaannya kurang pengawasab. Selain kasus korupsi ada juga disparitas dan kesenjangan,” kata dia.

Baca Juga: Alternatif SBMPTN, Ini 5 Rekomendasi PTS Terbaik di Jakarta 

2. Tersendat biaya kuliah

Forum Doktor Indonesia Sebut PTS ‘Kembang-Kempis’ Bersaing dengan PTNIlustrasi pengumuman kelulusan SMA

Selain itu, PTS juga ‘kembang-kempis’ terhimpit dana pendidikan. Taufiq menjelaskan PTS dituntut harus bisa menyediakan kuliah murah agar bisa bersaing dengan PTN menjaring maba.

Sementara pengembangan kampus untuk mendukung aktivitas perkuliahan membutuhkan biaya yang tak sedikit.

“Sekarang persoalan serius adalah di PT Swasta penerimaan mahasiswa ygang sangat sulit lantas kalau kita terapkan dengan biaya mahal maka mahasiswa gak ada. Tapi kalau biaya murah kita akan kembang kempis. Sementara kita harus bersaing dengan PTN,” ujar Taufiq.

Selain itu, menurutnya banyak mahasiswa baru di PTS yang akhirnya tidak melanjutkan kuliah karena terkendala biaya. Hal itu terjadi selama masa pandemi COVID-19, saat sejumlah perusahaan menerapkan efisiensi pegawai dan pemotongan gaji.

Kondisi itu disebut sangat berdampak pada PTS karena banyak orang tua atau wali mahasiswa yang akhirnya terkena PHK dan kesulitan mengurus biaya kuliah.

“Sulitnya masalah menjaring maba, ada juga yang banyak keluar karena mereka ortunya kena PHK, kena pandemi orang tuanya juga dipotong gaji,” ucap Taufiq.

3. Banyak kampus baru bermunculan

Forum Doktor Indonesia Sebut PTS ‘Kembang-Kempis’ Bersaing dengan PTNUniversitas Indonesia (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Taufiq melanjutkan permasalahan PTS hari ini juga dikarenakan banyaknya kampus swasta baru yang bermunculan di sejumlah daerah, terutama kota besar.

Dia mengaku PTS baru ini dikelola oleh elite politik yang menyasar masyarakat kelompok kecil dan menengah.

Terkadang kampus yang dikelola perseorangan ini membuat satu PTS dengan biaya murah untuk menjaring masyarakat kelompok miskin untuk berkulaih. Mereka juga membuat PTS dengan biaya mahal untuk menjaring kelompok masyarakat menengah ke atas.

“Banyak PTS yang didirikan para kapital yang memliki modal besar. Misalkan di Pancoran (Jakarta), para oligarki yang saat ini masuk ke politik mereka juga masuk ke pendidikan. Banyak sekali perguruan tinggi yang dibuat,” kata Taufiq.

“Kalau regulasi ini tidak dibatasi pemerintah dan DPR sebagai penjaga gawang untuk membuat UU, budgeting, dan pengawasan, maka tinggal tunggu kehancuran. Dunia pendidikan akan acak-acakan dan dunia pendidikan akan dimiliki orang berduit saja,” pungkas Taufiq.

Baca Juga: Lantik 3 Pejabat Unila, Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Menyentil

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya