Kisruh NU-PKB, Cak Imin Disebut Tak Bisa Ambil Suara Nahdliyin 

Suara NU tak seluruhnya ke PKB

Jakarta, IDN Times - Hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan warga Nahdliyin disebut tak baik-baik saja. Kisruh antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan putri Gus Dur, Yenny Wahid, seolah menegaskan hubungan internal partai yang berbasis NU tak berjalan baik.

Pengamat dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai clash pada kelompok PKB-NU sangat disayangkan karena dua kelompok tersebut memiliki peran penting dalam Pemilu 2024.

“Masalahnya hubungan PKB sebagai partai dan NU sebagai organisasi itu tak linier saat ini. Ada dugaan PKB-Cak Imin itu cenderumg tak begitu kuat lagi seperti NU sebelumnya,” kata Djayadi saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (3/7/2022).

Baca Juga: Hubungan Yenny Wahid-Cak Imin Kembali Panas, PKB: Tiap Tahun Begitu 

1. Suara NU yang terpecah

Kisruh NU-PKB, Cak Imin Disebut Tak Bisa Ambil Suara Nahdliyin ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Djayadi menyebut pada mulanya, NU merupakan basis suara dari PKB. Pasalnya kiai-kiai Nahdliyin pada 1998 adalah pendiri PKB, salah satunya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Basis kelompok islam ini dianggap memiliki pengaruh kuat untuk pemenangan dalam Pilpres 2024.

“Setiap calon akan mengkombinasikan nasionalis-religius,” ujarnya.

Menurutnya setiap pasangan capres-cawapres bakal berebut suara warga Nahdliyin yang memiliki banyak massa. Biasanya ada kecenderungan suara warga NU ini terkumpul di dalam PKB.

Namun dengan kisruh PKB vs NU Gusdurian ini, Djayadi menilai suara warga Nahdliyin terpecah ke beberapa partai lain.

“Pemilih dari NU banyak juga terpecah akhirnya ke PKS, ke PDIP, ada juga ke PAN, dan sebagainya,” ujar Djayadi.

Baca Juga: Koalisi Gerindra-PKB Serius, Prabowo Masih Dilobi Jadi Capres

2. Cak Imin dinilai gagal rebut suara warga NU

Kisruh NU-PKB, Cak Imin Disebut Tak Bisa Ambil Suara Nahdliyin Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Djayadi menambahkan menurut surveinya, sebanyak 21 persen warga Nahdliyin mengaku sebagai anggota aktif NU. Sementara jika disurvei secara umum, sekitar 50 persen warga mengaku rakyat Indonesia terafiliasi dengan budaya NU.

Kendati pengaruh NU cukup kuat di Indonesia, Djayadi menilai belum ada sosok pemersatu warga Nahdliyin seperti sosok Gus Dur. Menurutnya untuk menyatukan kembali NU dalam PKB, maka diperlukan sosok seperti Gus Dur yang bisa menyatukan PKB dan PBNU.

“Masalahnya adalah siapa sosok atau figur yang paling bisa banyak ambil (suara NU) ini? Sementara orang tahu Cak Imin  dan Gus Yahya tak harmonis,” ujar Djayadi.

3. Dampak bagi PKB

Kisruh NU-PKB, Cak Imin Disebut Tak Bisa Ambil Suara Nahdliyin IDN Times/Denisa Tristianty

Sejauh ini Cak Imin menunjukkan keinginannya untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Dia digadang-gadang bakal duet bersama Prabowo dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Gerindra-PKB.

Djayadi menilai PKB yang menginginkan Cak Imin maju dalam Pilpres 2024 bakal menjadi masalah tersendiri. Pasalnya setiap partai politik yang belum lolos presidential threshold memang membutuhkan koalisi untuk mengusung kandidat capres-cawapres, namun belum tentu setuju mengusung Cak Imin.

“Partainya mereka perlu. Tapi apakah mereka setuju Cak Imin jadi calon itu jadi masalah. Karena belum tentu Cak Imin bisa bawa suara NU,” tuturnya.

Baca Juga: Gerindra-PKB Kembali Bertemu, Optimistis Menang Pemilu 2024

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya