Menilik Persiapan Salat Ied di Masjid Bersejarah Luar Batang

Masjid Luar Batang siap tampung lebih dari 1.000 jemaah

Jakarta, IDN Times - Ada ratusan masjid di DKI Jakarta yang bisa jadi pilihan untuk menunaikan salat Idul Fitri untuk Anda dan keluarga. Mulai dari masjid modern yang menawarkan keindahan arsitektur  seperti Istiqlal hingga Al Azhar, atau masjid sederhana di sekitar rumah.

Tapi tak ada salahnya jika menunaikan ibadah Idul Fitri di masjid bersejarah. Selain beribadah kepada Allah SWT, Anda beserta keluarga juga bisa mendapatkan nuansa baru sekaligus edukasi sejarah religius di Ibu Kota.

Salah satu masjid yang terkenal dengan sejarahnya yakni Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Letaknya tak jauh dari Stasiun Kota, hanya sekitar lima belas menit dengan bajaj.

Baca Juga: Niat Salat Tarawih, Tata Cara Sholat Witir dan Bacaan Doa Ramadan

1. Sejarah singkat Masjid Luar Batang

Menilik Persiapan Salat Ied di Masjid Bersejarah Luar BatangMasjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, pada tahun ini membuka pelaksanaan salat Idul Fitri 1143 H. (IDN Times/Melani Putri)

Masjid Luar Batang dikenal juga dengan nama Masjid Jami Keramat Luar Batang. Masjid ini menjadi salah satu cagar budaya di Jakarta yang juga tujuan wisata religi.

Dibangun abad ke-18 oleh ulama asal Yaman, Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, masjid ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di wilayah pelabuhan Sunda Kelapa.

Kisah singkatnya, Habib Husein saat itu diberi sebidang tanah oleh warga setempat. Tanah tersebut kemudian dijadikan musala, tempat penyiaran agama Islam, sekaligus tempat tinggalnya.

Habib Husein banyak menghabiskan waktunya di surau tersebut, menyebarkan syiar Islam pada penduduk setempat hingga akhir hayatnya.

Dalam hidupnya, Habib Husein sempat mengangkat seorang asisten yang sebelumnya adalah tawanan VOC. Diketahui tawanan tersebut adalah warga Tionghoa yang hendak berdagang ke Hindia Belanda.

Tawanan tersebut sempat ingin direbut oleh VOC dari tempat Habib Husein dan diberi hukuman mati. Dengan tegar, Habib Husein membela tawanan itu.

Singkat cerita, warga Tionghoa itu terbebas ddan masuk ajaran Islam. Namanya setelah memeluk Islam dan menjadi asisten Habib Husein menjadi Abdul Kadir.

Habib Husein dan Abdul Kadir kemudian dimakamkan di Masjid Luar Batang. Konon katanya, jenazah Habib Husein sempat hilang saat akan dimakamkan di Tanah Abang pada 1756. Jenazah tersebut kembali ke tempat tinggalnya, yakni di Masjid Luar Batang.

Kejadian tersebut berlangsung beberapa kali. Hingga akhirnya jemaah saat itu sepakat memakamkan jenazah Habib Husein di tempatnya sekarang.

Baca Juga: Sejarah Anglo-Zanzibar, Perang Tersingkat dalam Sejarah

2. Persiapan salat Idul Fitri di Masjid Luar Batang

Menilik Persiapan Salat Ied di Masjid Bersejarah Luar BatangTampak dalam bangunan Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara bisa menampung hingga 1.500 orang saat salat Idul Fitri. (IDN Times/Melani Putri)

Saat dikunjungi IDN Times pada Selasa (26/4/2022), belasan orang terlihat silih berganti memasuki kawasan masjid untuk ziarah, beberapa di antaranya menunggu sengaja datang untuk melaksanakan salat Zuhur berjamaah.

Karpet untuk salat tergelar hingga pelataran masjid. Tak ada gulungan karpet yang bertumpuk di sudut-sudut, semuanya telah dipersiapkan untuk keperluan ibadah Ramadan.

“Kalau menjelang sore ke Magrib, lebih ramai lagi,” ujar salah satu penjaga masjid, Wowo, kepada IDN Times, Selasa (26/4/2022).

Wowo mengatakan, Masjid Luar Batang tahun ini dibuka untuk pelaksanaan salat Idul Fitri. Tak seperti dua tahun sebelumnya saat pandemik COVID-19 merebak, warga yang ingin melaksanakan Lebaran di Masjid Luar Batang kini tak dibatasi.

“Kalau mau datang salat Ied, datang saja, sekarang dibuka, gak dibatasi lagi,” ujar dia.

Menurutnya, pihak Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) telah menyiapkan berbagai hal untuk persiapan menyambut Lebaran. Selain tempat cuci tangan yang telah disediakan di depan pintu masuk, DKM Masjid Luar Batang juga telah menyiapkan tata laksana salat Idul Fitri, hingga penceramah, materi ceramah, dan imam salat.

Halaman masjid juga dipersiapkan untuk tempat Salat Ied baik bagi laki-laki maupun perempuan. DKM juga mengatur susunan salat agar sesuai syariat dan tidak bercampur antar saf laki-laki dan perempuan.

“Persiapan sudah, nanti halaman depan ini akan jadi tempat salat Ied juga, kadang sampai ke luar gerbang bisa jadi tempat salat Ied,” ujar dia.

3. Siap tampung 1.500 orang untuk salat Idul Fitri

Menilik Persiapan Salat Ied di Masjid Bersejarah Luar BatangTampak dalam bangunan Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara bisa menampung hingga 1.500 orang saat salat Idul Fitri. (IDN Times/Melani Putri)

Di bagian dalam masjid, telah digelar deretan karpet untuk salat. Menurut pantauan IDN Times, saat itu ada 14 karpet di bagian dalam masjid untuk 14 saf salat. Satu safnya, menurut Wowo bisa diisi hingga 80 orang.

Artinya, di bagian dalam masjid saja bisa menampung 1.120 orang untuk salat. Belum termasuk bagian pelataran masjid, bagian khusus perempuan, dan halaman depan yang akan dialihfungsikan menjadi tempat salat.

“Lebih lah kalau seribu orang, di dalam saja bisa sampai seribu orang. Belum nanti di halaman,” kata Wowo.

Perkiraan, masjid keramat ini siap menampung 1.500 orang untuk pelaksanaan ibadah Idul Fitri nanti.

4. Bagian makam akan ditutup pada saat salat Idul Fitri

Menilik Persiapan Salat Ied di Masjid Bersejarah Luar BatangMakam Habib Husein dan H. Abdul Kadir di dalam Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. (IDN Times/Melani Putri)

Wowo mengatakan, bagian makam Habib Husyein akan ditutup sementara pada saat salat Idul Fitri. Hal itu bertujuan agar area makam tetap suci dan warga yang hendak melaksanakan salat bisa lebih khusyuk.

Area makam akan dibuka kembali setelah pelaksanaan ibadah Idul Fitri selesai. Warga yang hendak berziarah diperbolehkan dengan menggunakan protokol kesehatan ketat.

“Kalau sudah selesai salat, nanti dibuka lagi untuk ziarah,” kata dia.

Wowo juga menjelaskan, ada kepercayaan masyarakat yang berkembang di area Masjid Luar Batang. Ketika ada 10 orang yang berziarah dan berdoa di makam Habib Husein, maka doa dari dua orang akan dikabulkan dalam waktu dekat.

Maka dari itu, terkadang jumlah orang ziarah ke makam Habib Husein dibagi dalam beberapa kelompok. Satu kelompoknya berisi 10 individu agar doa-doa orang yang berziarah itu bisa lebih cepat dikabulkan.

Namun sebagai informasi, kondisi itu juga didukung oleh area makam yang tidak terlalu besar. Area makam itu juga hanya bisa dikelilingi oleh maksimal 15 penziarah.

“Tapi Insyaalah, kalau ziarahnya benar, doanya khusyuk, ada dua orang yang akan lebih cepat dikabulkan doanya,” tutur Wowo.

Baca Juga: Masjid Lautze, Masjid Para Mualaf Akan Gelar Salat Idul Fitri di Jalan

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya