PPP Beber Modal Cawapres Ganjar di 2024: Sosok Berwajah Islam Moderat

Kritera cawapres Ganjar menurut PPP

Jakarta, IDN Times -- Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy atau Rommy membeberkan modal yang harus dimiliki bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar Pranowo. 

Menurut Rommy ada beberapa kriteria yang tepat sebagai pendamping Ganjar Pranowo. PPP juga akan mengajukan beberapa nama yang dinilai tepat sebagai cawapres Ganjar Pranowo

1. Figur yang islami

PPP Beber Modal Cawapres Ganjar di 2024: Sosok Berwajah Islam ModeratPlt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono (tengah) usai pengumuman bacapres PPP, Rabu (26/4/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Rommy menyebut ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan PPP dalam memilih cawapres Ganjar. Pertama yaitu figur islami untuk memoderasi umat beragama di Indonesia. 

"Wajah Islam moderat sangatlah pokok untuk mengawal moderasi beragama di tengah beragamnya agama dan kepercayaan di Indonesia," kata Rommy dalam keterangan tertulis, Minggu (28/5/2023). 

Dia menyebut figur Islam sangat cocok untuk mendampingi Ganjar Pranowo karena Indonesia diisi mayoritas penduduk beragama Islam. 

"Terlebih, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia selalu menjadi sasaran laboratorium dakwah seluruh aliran Islam yang ada di dunia baik yang berorientasi politik seperti Hizbut Tahrir yang mengusung khilafah atau Ikhwanul Muslimin yang mendominasi politik Timur Tengah, maupun yang semata-mata berorientasi dakwah seperti Jama'ah Tabligh, Salafi, Wahabi, Syi'ah, Ahmadiyah," jelas Rommy.

"Moderasi beragama berbasis Ketuhanan Yang Maha Esa adalah kunci agar NKRI tetap rekat sebagai bangsa," sambungnya. 

Baca Juga: Respons Sandiaga Diusulkan PPP Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

2. Punya modal sosial dan modal politik

PPP Beber Modal Cawapres Ganjar di 2024: Sosok Berwajah Islam ModeratPlt Ketua Umum PPP Mardiono mengajak KIB dukung Ganjar Pranowo (IDN Times/Amir Faisol)

Selain berwajah islami, Rommy juga menyebut modal yang harus dimiliki cawapres Ganjar Pranowo yaitu modal sosial berupa rekam jejak, pengalaman, dan jaringan. Menurutnya pemimpin Indonesia harus memiliki pengalaman di pemerintahan tingkat apapun. 

"Presiden dan Wapres akan memimpin 280 juta rakyat Indonesia, sepatutnyalah ia warga negara terpilih yang bersih dan sudah nyata berpengalaman dalam pemerintahan, bukan seorang yang masih belajar dan mencoba-coba," ucapnya. 

Rommy kemudian menyinggng modal politik atau tingkat penerimaan publik maupun partai politik terhadap tokoh yang diusung. Sederhananya, menurut Rommy, cawapres Ganjar harus tokoh yang bisa diterima publik dan partai politik pengusung Ganjar. 

"Saat ini pengusung mas Ganjar baru PDIP dan PPP. Insya allah masih akan bertambah lagi parpol parlemen dan non parlemen yang akan bergabung. Bakal cawapres haruslah pribadi yang bisa diterima seluruh parpol," kata Rommy.

3. Punya modal elektoral dan modal logistik

PPP Beber Modal Cawapres Ganjar di 2024: Sosok Berwajah Islam ModeratPlt Ketua Umum PPP Mardiono menyerahkan hasil Rampimnas PPP pada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri (IDN Times/Amir Faisol)

Selain tiga modal di atas, Rommy juga membeberkan kriteria lainnya sebagai cawapres Ganjar. Menurut PPP cawapres Ganjar juga harus memiliki modal elektoral dan modal logistik. 

Modal elektoral disebut menjadi modal utama di tengah pemilihan yang dilakukan langsung oleh rakyat. 

"Tak bisa dipungkiri, rakyat akan sulit memilih sosok yang tak mereka kenal. Karenanya popularitas dan elektabilitas menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh PPP untuk diajukan namanya," ucap Rommy. 

Terkait modal elektoral ini, Rommy menilai elektabilitas figur tak selalu harus sesuai dengan hasil lembaga survei. Menurutnya masih ada waktu sekitar delapan bulan ke depan untuk mengerek elektoral figur yang akan diusung sebagai cawapres. 

Selain itu, diperlukan pula modal logistik yang bisa 'menggenapkan' modal-modal sebelumnya. Modal logistik ini diperlukan untuk melakukan sosialisasi diri baik melalui media sosial, media cetak, atau mengunjungi konstituen secara langsung ke daerah-daerah. 

"Tentu sebagaimana UU Pemilu mengatur, ada sumbangan-sumbangan yang pasti akan dikumpulkan. Namun mengingat batasan UU mengatur sumbangan maksimum Rp5 miliar untuk pribadi dan Rp25 miliar untuk perusahaan/lembaga, maka jumlah yang dikumpulkan bisa jadi tidak cukup untuk memenangkan (Pilpres)," beber Rommy.

"Karenanya jika pasangan capres-cawapres memiliki dananya sendiri yang berdasarkan UU tak dibatasi, hal ini akan menjadi nilai tambah untuk keberdayaan pasangan, meskipun hal ini tidak mutlak," pungkasnya.

Baca Juga: PKS Ungkap 3 Nama Masuk Radar Cawapres Anies

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya