TGIPF Tunggu Hasil Riset BRIN soal Bahaya Gas Air Mata Kedaluwarsa

Asumsi soal bahaya gas air mata kedaluwarsa perlu dibuktikan

Jakarta, IDN Times — Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Laode M. Syarif mengaku pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari BRIN terkait bahaya penggunaan gas air mata kedaluwarsa dalam Tragedi Kanjuruhan.

“Terus terang kami masih menunggu (hasil penelitian), tapi sampai sekarang belum ada hasilnya,” ucap Laode dalam program Ngobrol Seru bersama IDN Times, Jumat (14/10/2022).

Laode mengatakan pihaknya sudah memiliki seluruh selongsong gas air mata yang digunakan di lapangan, serta selongsong gas air mata yang belum digunakan dalam Tragedi Kanjuruhan.

“Kami mendapat semua akses selongsong jenis yang dipakai di lapangan, dan itu beda-beda. Sehingga itu kita bawa ke BRIN untuk diminta keterangannya, bagaimana dengan gas air mata kedaluwarsa itu apakah jadi tidak paten atau lebih berbahaya,” kata Laode.

Dia juga mengatakan berdasarkan beberapa informasi dari media sosial, gas air mata kedaluwarsa yang tetap digunakan bisa berbahaya karena zat kimia yang bersifat merusak.

Kendati demikian, asumsi itu masih perlu dibuktikan sesuai dengan kaidah ilmiah.

“Ada tulisan beberapa yang ada di Twitter, dari Venezuela yang mengatakan bahwa ketika bahan kimia itu ditulis ada expired, itu tak boleh dipakai lagi sebenarnya karena lebih atau lebih berbahaya,” ujar Laode.

Sebelumnya, TGIPF yang turun ke Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menemukan sebagian gas air mata yang ditembakkan ke suporter memang kedaluwarsa. Saat ini gas air mata tersebut sudah dibawa ke laboratorium untuk dicek apakah memiliki dampak berbahaya bagi manusia.

Diketahui, gas air mata yang kedaluwarsa ini menjadi sorotan lantaran ketika TGIPF menemui sejumlah korban, kondisi indera penglihatan mereka mengalami luka dalam. Sebagian mengalami retina yang sepenuhnya berwarna merah dan ada pula yang berwarna hitam. Polri pun telah mengakui bahwa gas air mata yang digunakan dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya sudah kedaluwarsa.

Baca Juga: Pakar Kimia ITS: Gas Air Mata Kedaluwarsa Bisa Makin Mematikan 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya