Wisata Religi Sambil Berburu Suvenir di Masjid Keramat Luar Batang

Letak Masjid Keramat Luar Batang tak jauh dari Stasiun Kota

Jakarta, IDN Times - Menjelang libur panjang Lebaran, tak ada salahnya mulai menyusun daftar tempat untuk dikunjungi bersama keluarga. Jika bosan berwisata ke taman hiburan atau rekreasi alam, Anda dan keluarga bisa mencoba wisata religi yang ada di pesisir Jakarta.

Masjid Keramat Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara, bisa jadi salah satu pilihan. Anda dan keluarga bisa menunaikan salat Idul Fitri di sini, sekaligus berziarah ke makam salah satu ulama terkenal pada masa penjajahan Belanda.

Salah satu masjid paling tua di Ibu Kota ini juga menawarkan banyak barang dagangan kepada pengunjung. Anda bisa wisata kuliner dengan aneka ragam makanan khas Lebaran, hingga belanja perlengkapan salat dan pernak-pernik Lebaran.

Letak Masjid Keramat Luar Batang tak jauh dari Stasiun Kota. Cukup menyewa bajaj seharga Rp20 ribu, Anda dan keluarga bisa diantar sampai ke tempat. Perjalanannya juga tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 25 menit dari Stasiun Kota.

Baca Juga: 8 Potret Serba-serbi Wisata Religi di Masjid Keramat Luar Batang

1. Sejarah Masjid Keramat Luar Batang dan hilangnya jenazah Habib Husein

Wisata Religi Sambil Berburu Suvenir di Masjid Keramat Luar BatangMakam Habib Husein dan H. Abdul Kadir di dalam Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. (IDN Times/Melani Putri)

Masjid Luar Batang dikenal juga dengan nama Masjid Jami Keramat Luar Batang. Masjid ini menjadi salah satu cagar budaya di Jakarta yang juga tujuan wisata religi.

Dalam beberapa catatan sejarah, Masjid Luar Batang dibangun pada 1736 atau awal abad ke-18 oleh ulama asal Yaman, Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Masjid ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di wilayah Pelabuhan Sunda Kelapa.

Disebutkan, silsilah singkat Habib Husein tersambung kepada Rasulullah SAW.

Kisah singkatnya, Habib Husein datang ke Batavia saat itu, dia diberikan sebidang tanah oleh warga setempat. Tanah tersebut kemudian dijadikan musala, tempat penyiaran agama Islam sekaligus tempat tinggalnya.

Habib Husein banyak menghabiskan waktunya di surau tersebut, menyebarkan syiar Islam pada penduduk setempat hingga akhir hayatnya.

Dalam hidupnya, Habib Husein sempat mengangkat seorang asisten yang sebelumnya adalah tawanan VOC. Diketahui tawanan tersebut adalah warga Tionghoa yang hendak berdagang ke Hindia Belanda.

Tawanan tersebut sempat ingin direbut oleh VOC dari tempat Habib Husein dan diberi hukuman mati. Dengan tegar, Habib Husein membela tawanan itu.

Singkat cerita, warga Tionghoa itu terbebas dan masuk Islam. Setelah memeluk Islam dan menjadi asisten Habib Husein namanya menjadi Abdul Kadir.

Habib Husein dan Abdul Kadir kemudian dimakamkan di Masjid Luar Batang. Konon katanya, jenazah Habib Husein sempat hilang saat akan dimakamkan di Tanah Abang pada 1756. Jenazah tersebut kembali ke tempat tinggalnya, yakni di Masjid Luar Batang.

Kejadian tersebut berlangsung beberapa kali. Hingga akhirnya jemaah saat itu sepakat memakamkan jenazah Habib Husein di tempatnya sekarang.

2. Berziarah ke makam Habib Husein

Wisata Religi Sambil Berburu Suvenir di Masjid Keramat Luar BatangWarga yang sedang ziarah ke Makam Habib Husein dan H. Abdul Kadir di Masjid Luar Batang, Jakarta Utara. (IDN Times/Melani Putri)

Saat IDN Times mengunjungi area ziarah Masjid Keramat Luar Batang, ada beberapa orang yang terlihat khusyuk berdoa.

Ada dua makam dalam Masjid Keramat Luar Batang, yakni makam Habib Husein, dan makam sang asisten, H. Abdul Kadir.

Kedua makam itu dilapisi pagar kokoh terbuat dari aluminium. Peziarah bisa langsung berdoa di area makam secara bergantian.

Konon katanya, doa peziarah di makam Habib Husein bisa lebih cepat dikabulkan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika ada 10 orang yang berdoa di makam tersebut, maka doa dua orang di antaranya akan terkabul.

“Insyaalah, kalau ziarahnya benar, doanya khusyuk, ada dua orang yang akan lebih cepat dikabulkan doanya,” tutur Wowo, seorang penjaga Masjid Keramat Luar Batang.

3. Berburu suvenir dengan harga murah meriah

Wisata Religi Sambil Berburu Suvenir di Masjid Keramat Luar BatangPasar perlengkapan umat muslim di dalam Masjid Luar Batang, Jakarta Utara, menjual berbagai kebutuhan warga untuk beribadah. (IDN Times/Melani Putri)

Tepat pukul sembilan pagi itu, Suryani (44) merapikan barang dagangannya di area Masjid Keramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Setumpuk peci ia susun rapi, bersebelahan dengan wewangian asal Jazirah Arab.

Di sebelah lapak Suryani, seorang lelaki paruh baya menyusun tasbih dagangannya agar tampak menarik perhatian. Selain tasbih, dia juga menyusun kembali gelang-gelang dari kayu kokka asli Arab Saudi yang juga bisa dijadikan tasbih.

“Kokka asli Arab ini, kayunya enggak akan keropos,” kata seorang pedagang kepada calon pembeli yang melintas, Selasa (26/4/2022).

Pedagang lainnya saling bersenda gurau diiringi gelak tawa. Meski terik menerjang siang itu, mereka tak terlihat lelah. Ibadah puasa pun masih mereka jalankan.

Suryani mengaku sudah berjualan sejak tahun 2010 silam. Mulanya, dia berjualan perlengkapan alat salat di emperan Masjid Keramat Luar Batang. Namun setelah revitalisasi pada 2021 lalu, pedagang diberikan lapak untuk berjualan agar lebih tertib.

Lapak Suryani berukuran 2x2 meter. Di lapaknya itu, dia menjajakan peci, baju koko, kerudung, tasbih, mukena, pewarna kuku halal, hingga lipstik Arab.

Secara umum, penjual di sekitar Masjid Luar Batang menyajikan dagangan serupa. Hanya beberapa lapak yang menyajikan makanan dan minuman.

“Ada yang jual sajadah, mainan anak juga ada,” kata Suryani kepada IDN Times.

Soal harga, Suryani mengaku pedagang di area Masjid Luar Batang menjual dengan harga lebih murah. Beberapa barang dagangan bahkan bisa ditawar oleh penjual.

“Gelang Kokka Rp15 ribu satu, ada henna (pewarna kuku) yang Rp10 ribu, ada yang Rp15 ribu, kalau beli banyak bisa murah,” ujarnya.

Baca Juga: Masjid Al-Osmani, Masjid Tertua di Medan Simbol Awal Kerajaan Deli

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya