Wali Kota Singkawang: Perempuan Jangan Takut Jadi Pemimpin 

Tjhai Chui Mie wali kota perempuan Tionghoa pertama RI

Balikpapan, IDN Times - Raden Ajeng Kartini merupakan sosok pejuang perempuan yang memelopori emansipasi perempuan sehingga kini perempuan bisa mendapatkan pendidikan dan posisi yang setara dengan kaum laki-laki. Untuk mengenang jasa dan perjuangannya maka Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. 

Banyak perempuan masa kini juga telah leluasa berkiprah di berbagai lini kehidupan termasuk di dunia politik. Pada Salam Ramadan edisi spesial Hari Kartini, IDN Times menghadirkan Wali Kota Singkawang, Kalimantan Barat Tjhai Chui Mie.

Tjhai Chui Mie merupakan sosok yang menarik karena ia adalah perempuan Tionghoa pertama yang menjadi wali kota di Indonesia. Yuk, kenal makin dekat dengan sosok Tjhai Chui Mie yang inspiratif berikut ini.

1. Kota Singkawang mendapat predikat Kota Tertoleransi se-Indonesia

Wali Kota Singkawang: Perempuan Jangan Takut Jadi Pemimpin Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie (Instagram.com/tjhaichuimie)

Kota Singkawang mendapatkan predikat sebagai Kota Tertoleransi se-Indonesia peringkat pertama pada tahun 2019, dan peringkat kedua pada tahun 2020 menurut penilaian dari Setara Institute bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri RI dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Terkait predikat sebagai Kota Tertoleransi ini, Tjhai Chui Mie mengatakan, "Kota Singkawang memiliki keunikan terletak diantara gunung, muara, dan lautan. Berbagai suku dan agama ada di Kota Singkawang," ujarnya saat live Instagram Salam Ramadan IDN Times pada Rabu (21/4/2021).

Ia menjelaskan banyak kegiatan keagamaan dilaksanakan di Kota Seribu Kuil ini dengan penuh toleransi. Misalnya saat Imlek dan Cap Go Meh, atau saat Ramadan diadakan Ramadan Fair, juga Singkawang Christmas Day. Masyarakat dengan penuh toleransi akan saling membantu.

"Semua suku dan agama berbaur satu dalam kegiatan keagamaan, bukan di ritualnya, ya. Contohnya saling (membantu) menghias sehingga menimbulkan rasa persaudaraan tanpa membedakan suku dan agama," katanya.

2. Memimpin dengan contoh dan sejumlah program prioritas

Wali Kota Singkawang: Perempuan Jangan Takut Jadi Pemimpin Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis dan Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie pada Salam Ramadan IDN Times 21 April 2021 (Tangkap Layar Instagram/IDN Times)

Tjhai Chui Mie sebagai seorang perempuan Tionghoa tidak merasakan kendala berarti dalam melaksanakan tugasnya selama tiga tahun lebih ini. "Saya pikir terletak pada komunikasi. Selama kita menjalankan dengan baik, itu tidak terlalu berat," katanya

Selain itu, menurutnya pemimpin akan lebih efektif jika mampu memberikan contoh bukan sekedar imbauan. Misalnya agar orang menghormati dan menyayangi diri kita, maka harus terlebih dahulu menghormati dan menyayangi orang lain. 

"Mungkin dengan tekad begini, saya melakukan dulu. Kita meminta orang toleransi, bagaimana toleransi kita kepada mereka, kita tunjukkan dulu," ujar Tjhai Chui Mie.

Ia juga menuturkan sejumlah program prioritas selain terkait COVID-19, saat ini ia ingin mewujudkan Bandara Singkawang. "Kita tahun ini mendapatkan Rp100 miliar, sudah land clearing dan tahun depan kita sudah masuk runway," kata Tjhai Chui Mie. 

Program lain adalah agar SD dan SMP negeri memiliki sarana dan prasarana media IT, smart city, infrastruktur, serta Masjid Agung yang ditargetkan selesai pada 2022. 

Sementara untuk kaum millennial, program yang diterapkan adalah melalui olahraga dan budaya untuk menghias kota di masa pandemik ini.

"Kita mengajak pemuda khususnya bisa melakukan kreativitas melalui ekraf. Misalnya bikin baju batik, sepatu, live music. Bagi mereka yang mengerti lukis kita ada mural di gang-gang, lorong-lorong kemudian di dekat sungai, kita berdayakan anak muda," katanya.

Baca Juga: Kronologis Pembunuhan Guru Balikpapan oleh Kekasih Oknum TNI

3. Awalnya tak berminat terjun di dunia politik

Wali Kota Singkawang: Perempuan Jangan Takut Jadi Pemimpin Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie (Instagram.com/tjhaichuimie)

Ia mengaku awalnya sama sekali tak tertarik terjun ke dunia politik. Ia lebih suka kegiatan sosial dan berorganisasi. Namun, setelah reformasi, ada UU Pemilu terkait keterwakilan perempuan, dirinya pun turut menjadi caleg. Itu pun menurutnya hanya untuk melengkapi jumlah keterwakilan perempuan.

"Dulu sistem urut, tidak ikut kampanye hanya ikut membagikan kartu nama. Saya pun masih mendapatkan suara terbanyak kedua," kata Tjhai Chui Mie. 

Tak lama kemudian, ia masuk menjadi anggota DPRD Singkawang periode 2009-2014 karena peringkat pertama mengundurkan diri sehingga Tjhai Chui Mie pun menggantikan posisinya. 

"Di situ baru kita merasakan sangat perlu kita masuk di politik. Kita bisa berjuang terutama untuk perempuan. Legislatif bikin aturan, perda, dan sebagainya. Kita bisa menyampaikan aspirasi," katanya.

Tjhai Chui Mie pun berikutnya mengikuti pemilihan legislatif dan ia pun mendapatkan suara terbanyak. Tjhai Chui Mie kemudian diangkat menjadi ketua DPRD Singkawang periode 2014-2019  dan mulai menjabat sebagai Wali Kota Singkawang pada tahun 2017.

"Awalnya ada rasa takut karena perempuan dan Tionghoa. Begitu masuk tidak ada tantangan seperti itu yang jelas harus bekerja keras," katanya.

Ia menyadari pentingnya terjun ke dunia politik karena bisa lebih banyak membantu orang termasuk untuk membantu kaum perempuan. "Saya di pemerintah bisa bekerja banyak, bisa membantu lebih banyak orang, meningkatkan kesejahteraan," katanya.

4. Perempuan berpotensi jadi pemimpin, idolakan sosok Megawati Sukarnoputri

Wali Kota Singkawang: Perempuan Jangan Takut Jadi Pemimpin ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Tjhai Chui Mie juga mengungkapkan program-program untuk perempuan guna memaksimalkan potensi dirinya dan melakukan hal-hal yang bermanfaat. "Kendala biasanya dari sisi suami dan keluarga. Tidak diperbolehkan oleh keluarga," katanya.

Perempuan memiliki banyak potensi jadi pihaknya menggandeng kaum perempuan untuk berkarya. Misalnya, membuat makanan, oleh-oleh khas Singkawang. Kemudian pihaknya akan membantu untuk mempromosikan produk tersebut.

"Bagaimana peran ibu, tidak harus di politik, tidak harus menjadi pemimpin, tapi ia sudah bermanfaat dan berguna mendukung atau mendorong kehidupan kesejahteraan keluarga dan secara tidak langsung berkontribusi untuk Kota Singkawang," ujar Tjhai Chui Mie.

Pihaknya juga selalu berkomunikasi dan mendengarkan curhat kaum ibu untuk bisa mengetahui problem mereka dan memotivasi kaum perempuan agar lebih berdaya.

"Peran perempuan penting tiangnya rumah tangga, apa pun yang kita lakukan adalah menjadi istri dan ibu bagi anak-anak. Jangan ragu melakukan yang terbaik dalam diri mereka," ujarnya. 

Agar perempuan dapat bekerja bahkan sukses menjadi pemimpin harus memberikan pengertian kepada keluarga. "Untuk perempuan yang sudah married, mesti ada komitmen kepada suami bahwa kita tidak akan meninggalkan dan memperhatikan keluarga. Sehingga suami memberikan dukungan dan dorongan kalau tidak maka perempuan akan jadi sulit," katanya.

Ia mengajak kepada kaum perempuan agar berkarya tanpa meninggalkan keluarga, "Jangan ragu jika kita punya potensi, ukur kita ada di keahlian mana tidak harus politik tapi bisa berkontribusi menjadi pimpinan dimanapun," katanya.

Sementara untuk sosok yang menginspirasi dirinya, Tjhai Chui Mie menyebut Megawati Sukarnoputri. Ia kagum karena sosok Megawati berhasil meraih posisi presiden dan menjadi presiden perempuan pertama RI, serta ketua umum PDI-P yang militan. 

"Pertama gotong royongnya. Kemudian selalu diperintahkan kepada kepala daerah dari partai kami untuk memperhatikan masyarakat kecil," katanya tentang sosok Megawati.

5. Berupaya seimbangkan kesehatan dan ekonomi di masa pandemik

Wali Kota Singkawang: Perempuan Jangan Takut Jadi Pemimpin Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Singkawang dikenal sebagai kota transit dan pariwisata. Kota ini memiliki banyak tempat wisata alam dan religi yang indah, juga kekayaan kuliner yang membuat para wisatawan ketagihan. Tetapi pandemik COVID-19 menghantam kota terutama di bidang ekonomi, pariwisata, perhotelan, dan restoran.

Tjhai Chui Mie menuturkan, selama pandemik ini pihaknya sulit menentukan kebijakan karena harus menyeimbangkan antara masalah kesehatan dan ekonomi. "Kita menyelesaikan masalah jangan menimbulkan masalah yang lebih besar. Jika banyak perusahaan dan kantor tutup akan banyak pengangguran. Kalau banyak pengangguran akan banyak timbul kriminal," ujarnya. 

Untuk itu ia menekankan kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan. Pihaknya terus berupaya untuk menjaga kestabilan ekonomi dengan tetap mengutamakan keselamatan masyarakat.

"Kita tahun kemarin refocusing anggaran 3 kali. Pemotongan anggaran tentu berdampak pada Kota Singkawang. Tapi untungnya kita dapat pinjaman PEN (pemulihan ekonomi nasional) Rp200 miliar, jadi uang di Kota Singkawang itu ada," katanya.

Selain itu, Tjhai Chui Mie menuturkan ia beserta keluarganya juga pernah terinfeksi virus corona, meski tanpa gejala. "Saya terapkan mengonsumsi tiap pagi telur kampung, madu, vitamin, obat herbal, obat dokter rutin, dan olahraga teratur untuk melawan COVID-19," katanya.

Ia menegaskan, yang penting semangat dan jangan saling menakuti. Jika ada saudara terkena COVID-19 berikan dukungan jangan dikucilkan.

Baca Juga: Pita Putih, Simbol Jurnalis Balikpapan Melawan Kekerasan Aparat

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya