Harga Anjlok, Petani di Mojokerto Biarkan Cabainya Kering
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mojokerto, IDN Times - Kabar tak mengenakkan datang dari petani cabai di Mojokerto. Harga cabai di tingkat petani anjlok drastis dan menyentuh Rp8 ribu per kilogram. Anjloknya harga tersebut tentu dikeluhkan oleh para petani. Mereka pun memilih untuk mengonsumsi sendiri, bahkan sebagian membiarkannya kering tidak dipanen.
1. Harga cabai di Mojokerto anjlok hingga 80 persen
Salah seorang petani Selamet Wulyohadi (28) mengaku harga cabai anjlok hingga 80 persen. Sebelumnya, Slamet mengatakan bahwa harga cabai berada di kisaran Rp50 ribu per kilogramnya. "Namun, hari demi hari berangsur anjlok dari Rp25 ribu hingga sampa Rp10 ribu perkilo. Bahkan, kalau kualitasnya agak jelek, per kilogramnya cuma Rp8 ribu. Saya tiga kali panen harganya sudah segitu," ungkap petani muda asal Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto ini, Sabtu, (4/9/2021).
2. Dari harga 50 ribu sekarang 8 ribu per kilogram (kg)
Dengan harga tersebut para petani mengaku merugi. Harga jual tersebut, kata Slamet, tak mampu menutup biaya produksi. Akibatnya, banyak petani yang memilih untuk tidak menjual hasil panennya. Mereka mengonsumsinya sendiri. Bahkan, tak sedikit petani yang memutuskan tidak memanen cabai dan membiarkannya busuk di kebun.
"Di sini sampai ada yang dibiarkan begitu saja dan tidak dipanen. Ya gimana lagi, buat ongkos buruh panen sehari saja Rp50 ribu per orang. Itu pun gak cukup sehari. Kalau saya sendiri biasanya saya panen saya buat sendiri sama keluarga," bebernya.
Editor’s picks
Tak hanya dibiarkan membusuk di ladang, kondisi ini juga membuat banyak petani memilih beralih profesi. "Jadi, petani yang punya kerjaan lain ya akhirnya lebih milih kerjaan lain. Ya kayak dagang dan wirausaha lainnya," terangnya.
3. Pemerintah sebut titik impas produksi
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, Teguh Gunarko mengaku, faktor anjloknya harga cabai rawit di tingkat petani bukan hanya dialami di Mojokerto. Beberapa daerah lain juga mengalami hal serupa.
Selain itu, pasokan cabai dari luar daerah juga turut menjadi faktor penyebab turunnya harga cabai rawit. "Ada cabai dari beberapa daerah seperti Situbondo, Probolinggo, Nganjuk, Kediri masuk ke Mojokerto," ujarnya.
Meski begitu, Tegus menilai harga cabai rawit saat ini masih di kisaran titik impas atau Break Even Point (BEP) sehingga para petani dinilai tidak terlalu merugi.
"Untuk BEP cabai rawit di kisaran Rp9 ribu-Rp10 ribu. Jadi bisa dikatakan masih tidak terlalu merugi," tegasnya.
Baca Juga: Petani Cabai di Bantul Mengeluh Tiap Hari Harga Berganti
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.