Pandemik, Dukun Banyuwangi Akui Banyak Terima Order Pelaris Usaha

"Kembali ke Tuhan lagi, kita hanya wasilah"

Banyuwangi, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang berlangsung hampir satu tahun, menjadi pukulan telak bagi pelaku usaha. Sepinya pembeli hingga menurunnya omset membuat sejumlah pedagang mencari cara agar dagangannya kembali laris.

Komunitas Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang didirikan sejumlah tokoh supranatural dan ulama di Kabupaten Banyuwangi pun mengaku hampir setiap hari mendapat keluhan dari pedagang. Mereka meminta Perdunu membantu melariskan kembali dagangannya.

"Ya anggota kami, Alhamdulillah sering, (orang minta pelaris) setiap hari itu ada. Rata rata sudah keluarga dan usia produktif. Kalau millenials rata-rata cari jodoh," kata
Deklarator Perdunu, In'amul Muttaqien saat dihubungi IDN Times via telepon, Senin (15/2/2021).

1. Kuncinya tetap pada kualitas layanan dan doa kepada Tuhan

Pandemik, Dukun Banyuwangi Akui Banyak Terima Order Pelaris UsahaDialog Perdunu dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

Para pedagang yang datang dan meminta bantuan, kata In'amul, akan diajari beberapa amalan sesuai kaidah agama. Menurutnya semua amalan yang diberikan tetap meminta doa kepada Tuhan, dengan lantaran usaha.

"Kami menyiapkan beberapa amalan atau tirakat kepada pedagang sesuai amalan dari guru guru kita. Yang mengamalkan ya mereka (pedagang). Sesuai ajaran agama, seperti dzikir, selawat," katanya.

Pihak Perdunu biasanya bakal menaruh tulisan doa-doa di laci milik pedagang. Meski demikian, bila si pedagang tidak menjalani tirakat, seperti puasa dzikir dan usaha perbaikan kualitas serta layanan pada produk yang dijual, juga bakal percuma.

"Karena kalau (mengandalkan) tulisan dari amalan yang kita taruh di laci mereka itu kan hanya untuk menarik, kalau pedagang tidak diimbangi dengan amalan yang kita anjurkan ya istilahnya magnetnya kurang. Intinya ya tetap berdoa kepada Tuhan. Tidak meninggalkan itu. Itu doa," terangnya.

Baca Juga: Festival Dukun Santet di Banyuwangi, Bukan Ajang Pamer Kekuatan

2. Tidak pandang latar belakang agama 

Pandemik, Dukun Banyuwangi Akui Banyak Terima Order Pelaris UsahaIlustrasi Toleransi Agama (IDN Times/Mardya Shakti)

Meski menggunakan amalan doa dari Agama Islam, kata In'amul, juga banyak kliennya yang berlatar belakang agama non- Muslim.

"Beberapa toko yang non muslim, pernah di lacinya diisi tulisan selawat. Kemudian dibaca karyawannya, diamalkan. Ternyata manjur. Non muslim banyak," katanya.

"Kembali ke Tuhan lagi, kita hanya wasilah, selama pandemi kita harus berusaha, apapun risikonya kalau hasilnya menurun ya harus bersyukur, jadi intinya kembali ke Tuhan," tambahnya.

3. Boleh mengundang tapi jangan merusak

Pandemik, Dukun Banyuwangi Akui Banyak Terima Order Pelaris UsahaIlustrasi Delivery Order (IDN Times/Sukma Shakti)

Lebih lanjut, In'amul mengatakan bahwa istilah "penglaris" dengan pergi ke dukun memang masih dinilai buruk bagi sebagian orang. Apalagi, masih ada juga praktik penglaris yang meminta agar usaha pesaingnya diganggu. Perdunu sendiri mengaku melawan hal-hal yang mengganggu usaha orang lain mencari rezeki.

"Misalnya diserang, di lapak ada ulat, itu sering dikeluhkan, nasi baru matang, masih panas tapi langsung basi, padahal air higienis, beras bagus. Ada juga masakan ayam yang tiba tiba basi. Itu karena ada sekitarnya ada segmen sama, kemudian dihancurkan dengan ilmu hitam. Itu yang kita lawan. Boleh mengundang, tapi jangan merusak," tegasnya.

Pandemik ini katanya, membuat banyak orang jatuh karena daya beli dari masyarakat yang menurun. Usaha lewat penglaris, tidak semudah yang dibayangkan, seorang pedagang juga harus berusaha. Pihak dukun sendiri hanya melatih mental pedagang agar tetap berusaha dan bersyukur.

"Pandemik karena menurunnya omset, kita berusaha melatih mentalnya saja. Pencapaian kuat, amalan dijalankan, ya Alhamdulillah tetlatih. Omset sedikit tapi terus berusaha," katanya.

"Pakai tirakat yang kita anjurkan, tapi juga kalau rasa dan kualitas tidak ditingkatkan ya percuma. Harus rasional juga. Penataan meja bagaimana, kebersihan, tata dapurnya, toiletnya," tambahnya.

Baca Juga: Festival Picu Polemik, Perdunu Hapus kata "Santet"

Mohamad Ulil Albab Photo Verified Writer Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya