ACT Bantah Isu Kudeta Ahyudin: Itu Ada Pergantian Kepemimpinan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar membantah adanya kudeta terhadap pendiri ACT, Ahyudin. Isu adanya kudeta tersebut dimuat dalam Majalah Tempo.
Majalah Tempo menyebutkan, kudeta terjadi pada 11 Januari 2022. Ibnu mengatakan, pada tanggal tersebut Ahyudin mengundurkan diri setelah 17 tahun memimpin ACT.
"Terkait beberapa kondisi ini di publish di Tempo, di 11 Januari. Kejadian itu kemauan dari semua elemen pemimpin lembaga, di pusat dan cabang, ada kesadaran memperbaiki kekurangan di lembaga, sehingga leader lembaga pusat dan daerah datang memberi nasihat ke pemimpin sebelumnya atas satu kondisi, kita bersyukur dengan lapang dada Bapak Ahyudin menandatangani surat pengunduran diri," ujar Ibnu dalam konferensi pers di kantor ACT, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (4/7/2022).
Baca Juga: ACT Akui Bisa Ambil 30 Persen Dana Sumbangan untuk Operasional
1. Pada 20 Januari 2022 Dewan Pembina ACT lakukan rapat
Ibnu mengatakan, Dewan Pembina ACT pada 20 Januari 2022 melakukan rapat untuk perubahan akta. Saat itu, Ahyudin berhalangan hadir karena sedang berada di luar kota.
"Beliau sampaikan sedang di luar kota dan memberi kuasa ke kami untuk melanjutkan proses dengan baik, dan apabila diperlukan tanda tangan beliau, maka diatur waktunya. Ini untuk menepis info 11 Januari terjadi kudeta yang menyebabkan suasana tidak enak," ucapnya.
Baca Juga: ACT Akui Gaji Pimpinan Sempat Rp250 Juta, Kini Tak Lebih Rp100 Juta
2. ACT lakukan pengurangan ratusan karyawan karena pandemik COVID-19
Ibnu juga mengakui kalau ACT melakukan pengurangan karyawan karena pandemik COVID-19. Tercatat, ada 560 karyawan di Yayasan Aksi Cepat Tanggap diberhentikan dari pekerjaannya.
"Saat ini di tahun 2021, awal tahun 2021, kami memiliki SDM 1.688 orang, dan pada saat ini SDM terkini pada Juli 2022 ini jumlahnya 1.128 (karyawan)," katanya.
3. ACT meminta maaf kepada publik
Dalam kesempatan itu, Ibnu Khajar kemudian meminta maaf kepada publik apabila ada yang merasa tidak nyaman dengan pemberitaan di Majalah Tempo. Meski demikian, dia menyebut ada hal yang benar dalam pemberitaan di Majalah Tempo itu.
Namun, Ibnu tak memerinci mana saja pemberitaan benar dan tidak benar yang dimuat oleh Majalah Tempo.
"Beberapa yang disampaikan benar, tapi tidak semua benar," ujarnya.