Belajar Toleransi hingga Ketuhanan dari Buku Quraish Shihab

Quraish Shihab meminta ada kritikan dari bukunya

Jakarta, IDN Times - Prof. Dr. M Quraish Shihab mendefinisikan toleransi sebagai pengakuan eksistensi terhadap pihak lain menyangkut diri, keyakinan, dan pandangannya tanpa harus membenarkan.

Hal tersebut disampaikan Quraish Shihab melalui bukunya yang berjudul "Toleransi: Ketuhanan, Kemanusiaan dan Keberagaman". Buku tersebut lantas dibedah di gelaran Islamic Book Faif (IBF) ke-20 tahun 2022 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC).

Dalam bedah buku tersebut, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin dan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zainul Majni menjadi narasumber. Buku karya Quraish Shihab itu diterbitkan Lentera Hati bekerja sama dengan Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor cabang Indonesia.

Baca Juga: 20 Kata-kata Mutiara yang Bijak dari Quraish Shihab, Tanamkan Kebaikan

1. Buku Quraish Shihab mengambil referensi dari Al-Qur'an

Belajar Toleransi hingga Ketuhanan dari Buku Quraish ShihabBedah buku karya Quraish Shihab di Islamic Book Faif (IBF) JCC (IDN Times/Istimewa)

Dalam mendefinisikan toleransi, Quraish Shihab mengambil dasar dari beberapa ayat Al-Qur'an. Salah satunya QS. al-Hujurat (49): 13 yang menjelaskan keragaman dalam kehidupan, baik dari kesukuan, warna kulit, keyakinan, dan lain-lain.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga membuktikan toleransi dengan keteladanannya. Dalam buku tersebut, Quraish Shihab juga menjelaskan posisi manusia dalam konteks ketuhanan dan kemanusiaan.

Penjelasan posisi juga diikuti dengan dalil dan pedomannya. Quraish mengatakan, kemanusiaan selalu beriringan dengan keberagaman.

Menurutnya, berdasarkan kisah yang ada di dalam Al-Qur'an mengenai praktik toleransi, kisah perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW hingga diikuti ulama menegaskan, toleransi tidak menegasikan penghormatan.

Quraish mengatakan, penghormatan tidak berarti pembenaran, baik dalam hubungan sesama muslim atau agama lain.

Buku tersebut juga dapat memberikan penilaian terhadap kesalahan. Namun, tidak untuk membenci yang bersalah, tetapi harus bisa mengasihi dan memaafkan.

Buku ini juga mengajarkan mengkritik, tapi juga harus menjaga agar pengucapannya tetap baik.

Baca Juga: Quraish Shihab: Koruptor Terlalu Halus, Sebut Mereka Pencuri!

2. Kemenag sebut buku Quraish Shihab bisa jadi rujukan

Belajar Toleransi hingga Ketuhanan dari Buku Quraish ShihabDirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin (Dok. Kemenag)

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, menilai buku karya Quraish Shihab itu mengambil rujukan Al-Qur'an, hadis dan sejarah. Menurutnya, meski berukuran kecil, namun memiliki isi yang padat dan jelas.

Dalam buku tersebut juga mengisahkan ketika Khalifah Umar RA dipersilakan untuk melaksanakan salat di dalam gereja. Kala itu, Umar lebih memilih untuk salat di tangga luar.

"'Saya khawatir, jika saya salat di dalam, nanti umat Islam akan mengklaim gereja itu milik kita, lalu mereka ubah jadi masjid'," kata Umar dalam buku Quraish Shihab.

Narasumber lainnya, Zainul Majdi mengatakan, toleransi seharusnya 'ditempatkan' pada tempatnya. Menurutnya, kemampuan untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya sangat penting.

"Rasulullah, ketika bicara tentang akidah dan ritual ibadah dengan ketika berbicara tentang muamalah itu berbeda. Kalau bicara tentang akidah itu singkat dan sederhana, tidak ada improvisasi dalam akidah,” ujar Zainul Majdi.

3. Quraish Shihab meminta ada kritikan

Belajar Toleransi hingga Ketuhanan dari Buku Quraish Shihabwww.quraishshihab.com

Dalam acara tersebut, Quraish Shihab pun menyampaikan terima kasih karena bukunya telah dibedah. Namun, dia meminta ada kritikan.

“Mestinya ada kritik, yang kita harapkan untuk perbaikan cetakan yang akan datang,” ucap Quraish.

Baca Juga: Meneladani Adab Quraish Shihab, Ulama Besar yang Terus Merasa Kecil

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya