BPIP Sebut Kiai Merupakan Simbol Kepahlawanan Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan, kiai merupakan simbol kepahlawan di Indonesia. Sebab, kiai adalah sosok yang berjuang untuk agama dan negara.
Pernyataan itu Yudian sampaikan dalam acara Strategic Discussion yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Malang dengan mengusung tema "Penguatan Ideologi Pancasila dan Deradikalisasi" hari ini. Menurutnya, para kiai mampu memantik rasa nasionalisme umat muslim di Indonesia pada zaman penjajahan.
Selain kiai, peran raja-raja lokal juga perlu diapresiasi dalam menyerahkan tahtanya secara sukarela untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Belum pernah terjadi dalam sejarah juga bahwa raja-raja dan penguasa lokal menyerahkan konsekuensi kekuaasaan konstitusionalnya kepada negara yang baru terbentuk, kecuali di Indonesia," ujar Yudian dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/10/2021).
Baca Juga: Wakil Ketua BPIP: Pancasila Jadi Penuntun Menuju Negara yang Maju
1. BPIP minta jangan ada yang mencoba mengubah Pancasila
Dalam kesempatan itu, Yudian meminta kepada semua pihak untuk tidak mencoba mengubah Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Sebab, Pancasila adalah hasil dari kesepakatan para pendiri bangsa.
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny Susetyo kemudian menjelaskan, tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah krisis global. Tantangan lainnya yang dihadapi yakni disorientasi informasi yang makin sering terjadi.
Editor’s picks
"Padahal banyak prestasi yang dicapai oleh bangsa Indonesia yang mendapat pengakuan dari bangsa lain," kata Benny.
Baca Juga: BPIP Kritik Keras Kegaduhan Elite Politik di Tengah Pandemik
2. Santri diharapkan menjaga dengan baik NKRI
Menurut Romo Benny, semua tantangan itu bisa dijawab dengan cara mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Benny pun meminta para santri untuk ikut menjaga NKRI.
"Saya berharap agar negara Indonesia bisa dijaga dengan baik oleh kaum santri, seseorang yang mencintai bangsa dan negaranya," ucap Benny.
3. Pondok pesantren harus dekat dengan masyarakat
Di acara yang sama, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono mengatakan, santri adalah bagian dari pesantren. Dia meminta pesantren harus memiliki hubungan yang dekat dengan masyarakat.
"Oleh karena itu pondok pesantren harus inklusif dan harus dekat dengan masyarakat. Dalam pesantren saat ini, sudah disusun pendidikan yang terstruktur mengenai moderasi beragama," kata Waryono.