Di Hadapan Jokowi, Said Aqil Sebut FPI-HTI saat Pembukaan Muktamar NU

Said sebut urusan nasionalisme-agama jangan dipertentangkan

Jakarta, IDN Times - Pembukaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) digelar hari ini di Lampung. Dalam pembukaan itu, hadir Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.

Selain itu, hadir juga Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Dalam sambutannya di muktamar, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, menyinggung nama organisasi yang sudah dilarang di Indonesia, yakni FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Mulanya, Said menerangkan mengenai kehidupan agama dan nasionalisme di Indonesia sangatlah baik. Hal itu berbeda dari negara-negara di Arab.

"Belasan tahun hidup di Arab membuat saya menghayati arti penting NU untuk Indonesia dan dunia, dengan segala hormat, di Arab agama sedari awal tidak menjadi unsur aktif dalam mengisi makna nasionalisme," ujar Said dalam sambutannya yang ditayangkan di kanal YouTube NU Channel, Rabu (22/12/2021).

"Bila Anda membaca naskah sejarah konstitusi negara-negara Arab, Anda akan segera tahu betapa mahal dan berharga naskah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang kita punyai," sambung dia.

Baca Juga: Jokowi Datang ke Muktamar NU Pakai Sarung

1. Said Aqil sebut tak banyak kaum nasionalis di Timur Tengah yang menjadi ulama

Di Hadapan Jokowi, Said Aqil Sebut FPI-HTI saat Pembukaan Muktamar NUKetua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj (youtube.com/NU Channel)

Said kemudian menjelaskan, pejuang dari kaum nasionalis tidak disebut sebagai pahlawan agama. Begitu juga sebaliknya, pejuang agama juga tak disebut pahlawan nasionalis.

"Di Indonesia, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari pejuang Islam dalam waktu yang sama, pejuang nasionalis," ucapnya.

Menurut Said, di negara Timur Tengah tak banyak kaum nasionalis yang menjadi ulama. Hasilnya, kata dia, satu demi satu konflik bermunculan.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Hadiri Muktamar NU dan Resmikan Masjid UIN Raden Intan 

2. Urusan nasionalisme dan agama jangan dipertentangkan

Di Hadapan Jokowi, Said Aqil Sebut FPI-HTI saat Pembukaan Muktamar NUKetum PBNU Said Aqil Siradj Jadi Komisaris Utama PT KAI (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Said mengatakan, urusan agama dan nasionalisme jangan dipertentangkan. Hal itu dilakukan agar terciptanya keamanan dan keutuhan suatu negara.

"Nasionalisme dan agama adalah dua kutub yang saling menguatkan, keduanya jangan dipertentangkan, demikian nahwu saka wasiat dari Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari yang diamini ribuan ulama dan pesantren," katanya.

Lebih lanjut, Said mengatakan, ujian sikap moralitas dari dua kutub ekstrem sudah menjadi khas NU sejak awal berdirinya. Oleh karenanya, kata dia, bagi yang tidak mengenal ciri khas NU tidak akan mampu memahami karakternya.

"Mereka yang tidak paham sikap NU, atas HTI maupun FPI barangkali, belum mengerti betapa berat amanah moderasi kutub ekstrem di negeri ini, bagi NU dan pesantren, menjaga NKRI adalah amanah, karena hanya dengan bersetia kepada konstitusi tatanan beragama dapat diselenggarakan," ucapnya.

3. NU harus mandiri dari segala bidang

Di Hadapan Jokowi, Said Aqil Sebut FPI-HTI saat Pembukaan Muktamar NUMuktamar ke-34 NU di Lampung (youtube.com/NU Channel)

Said mengatakan, NU sebagai organisasi keagamaan harus mandiri di segala bidang. Mulai dari politik, ekonomi, hingga budaya.

"Kemandirian dalam bidang politik, ekonomi dan budaya, kemandirian dalam arti sanggup bergaul dan berbagi dengan siapa saja, sembari menjaga harga diri," kata dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya