Diduga Hina NU, Dosen UIN Jakarta Minta Maaf

Dosen tersebut memberikan klarifikasi

Jakarta, IDN Times - Seorang dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zubair, viral di media sosial. Dia dianggap telah menghina Nahdlatul Ulama (NU).

Hal itu bermula ketika Zubair sedang mengajar kuliah daring. Dalam kuliahnya, dia menyampaikan kepada mahasiswanya untuk meninggalkan NU apabila ada yang tergabung sebagai anggota.

"Sudah tinggalkan saja Asy'ariah itu, membingungkan, sudah membingungkan, tidak produktif, tidak progresif, tidak kreatif, tidak inovatif, bikin orang bodoh, bikin orang terbelakang. Itulah Asy'ariyah," katanya.

Baca Juga: Menag Yaqut: Kemenag Itu Hadiah Negara untuk NU 

1. Zubair sebut Asy'ariyah bikin NU tak maju

Diduga Hina NU, Dosen UIN Jakarta Minta MaafIlustrasi Logo NU (Nahdlatul Ulama) (Dok. ANTARA News)

Menurut Zubair, Asy'ariyah menjadikan NU tak maju. Dia kemudian membandingkannya dengan Muhammadiyah.

"Makanya NU tidak maju-maju, itu karena Asy'ariyah terlalu kuat. Muhammadiyah maju, dia Mu'tazillah," ucapnya.

Zubair kemudian menyebut Muhammadiyah lebih NKRI dari pada NU. Dia kemudian memberikan contohnya.

"NU itu merasa NKRI, tetapi tidak ada dia bangun kampus di tengah-tengah orang Kristen, sementara Muhammadiyah itu membangun universitas di Maluku, di Ambon, di NTT yang mayoritas Kristen, bahkan di Papua," ujarnya.

Baca Juga: PBNU Tak Sepakat Pernyataan Menag 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU'

4. Apa itu Asy'ariyah dan Muktazillah?

Dilansir dari NU Online, Asy'ariyah merupakan suatu teologi yang dibawa Ali bin Islami atau yang lebih dikenal sebagai Abu Musa Al-Asy'ari. Beliau merupakan ulama besar dari keturunan Abu Musa Al-Asy'ari.

Al-Asy'ari ini merupakan ulama yang mengajarkan dan memperjuangkan akidah ahlussunnah wal jamaah. Dalam berbagai kitab, Al-Asy'ari dikenal sebagai ulama yang mempertahankan ajaran lurus Nabi Muhammad SAW.

Perannya pun diakui dalam menguatkan argumentasi dalil-dalil yang sudah ada sebelumnya. Al-Asy'ari juga dikenal sebagai ulama yang melawan akidah menyimpang kala itu.

Sedangkan, Mu'tazilah dianggap dibawa Washil bin Atha' di Irak. Dari berbagai keilmuannya, Washil kemudian menemukan mu'tazilah.

Dalam bahasa Arab, Mu'tazilah berarti keadaan memisahkan diri. Dalam hal ini, Washil memutuskan memisahkan diri dari golongan Hasan Al-Bahsri.

Dalam aliran ini, ada lima pokok yang disampaikan. Yakni At-tauhid, (Allah Esa), Al-'adlu (keadilan Allah), Al Wa'id (janji dan ancaman), amar ma'ruf nahi munkar (memerintahkan yang baik, mencegah yang munkar), dan Al-Manzilah baina Al-Manzilatain (posisi di antara 2 posisi).

3. Zubair klarifisikasi soal pernyataannya

Diduga Hina NU, Dosen UIN Jakarta Minta MaafKampus UIN Syarief Hidayatullah Jakarta (Google Street View)

Zubair menjelaskan, pernyataannya itu dibuat saat memberikan materi kepada mahasiswanya. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk memancing diskusi mahasiswa.

"Itu materi perkuliahan saya di kelas. Maksud saya sebenarnya untuk memancing mahasiswa untuk berdiskusi, mendebat, dan agar suasana kelas menjadi hidup," kata Zubair kepada IDN Times, Rabu (3/11/2021).

"Namun, qadarullah ada yang memvideokannya secara tidak utuh," sambungnya.

4. Zubari akhirnya meminta maaf

Diduga Hina NU, Dosen UIN Jakarta Minta MaafKampus UIN Syarief Hidayatullah Jakarta (Google Street View)

Zubair kemudian meminta maaf apabila ada yang tersinggung atas pernyataannya. Dia juga mengaku sebagai orang yang berpaham As'yariyah.

"Untuk itu, saya hanya berserah diri dan memohon maaf kepada semua pihak yang tersinggung dan tersakiti karena video tersebut. Secara pribadi, saya juga Asy'ariyah dan berpura-pura sebagai bukan Asy'ariyah agar mereka (mahasiswa) mau diskusi," ujarnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya