Gandeng Bappenas, BMKG Susun Aksi Nasional Mitigasi Perubahan Iklim

Perubahan iklim sudah nyata terjadi

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyusun rencana aksi nasional adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bersama Kementerian Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan suhu bumi saat ini sudah mencapai level yang belum pernah terjadi sejak dua ribu tahun terakhir. Suhu bumi juga diperkirakan akan mencapai atau melampaui batas 1,5 celsius di atas level praindustri antara tahun 2021 dan 2040.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan rencana aksi nasional adaptasi dan mitgasi perubahan iklim ini mengacu pada Coordinated Regional Climate Downscaling Experimen (CORDEX-SEA). Instansi ini berkegiatan di bawah program penelitian iklim dunia (WCRP) sebagai bagian dari organisasi meteorologi dunia (WMO). 

Baca Juga: Nadiem: Indonesia Masih Tertinggal dalam Edukasi Perubahan Iklim

1. BMKG melakukan kerja sama dengan anggota CORDEX SEA

Gandeng Bappenas, BMKG Susun Aksi Nasional Mitigasi Perubahan IklimIlustrasi Petir (IDN Times/Mardya Shakti)

Rita mengatakan dampak perubahan iklim sudah terjadi. Hal itu terlihat pada peningkatan cuaca ekstrem, kenaikan suhu udara dan berkurangnya tutupan salhu di Puncak Jawawijaya dan naiknya permukaan air laut.

"Bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, dan memiliki curah hujan tahunan yang tinggi menyebabkan Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim," kata Dwikorita dalam keterangannya.

Kondisi tersebut membutuhkan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tujuannya, untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

"Indonesia berkomitmen dan bekerja keras untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen menjadi 41 persen dari skenario business-as-usual pada tahun 2030," ucapnya.

Baca Juga: Ketua DPRD DKI: Jakarta Belum Siap Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

2. Tahapan kerja sama BMKG dengan CORDEX-SEA

Gandeng Bappenas, BMKG Susun Aksi Nasional Mitigasi Perubahan IklimRuang pengamatan cuaca BMKG (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Pada 2015, BMKG melakukan pelatihan lokakarya tentang CORDEX-SEA. Tujuan pelatihan ini untuk membangun kapasitas daerah dalam membuat simulasi iklim regional multi-model dengan resolusi 25 km x 25 km.

Pada 2018, tahap pertama kerja sama BMKG dengan CORDEX-SEA selesai. Dalam kerja sama ini, kedua instansi melakukan downscale data proyeksi iklim hingga resolusi 25 km untuk kawasan Asia Tenggara..

Kemudian dalam fase kedua akan mengkaji peristiwa iklim ekstrem di area-area utama di Asia Tenggara.

3. Rencana proyek dengan CORDEX-SEA fase 2

Gandeng Bappenas, BMKG Susun Aksi Nasional Mitigasi Perubahan IklimIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Ketua Proyek CORDEX-SEA fase 2, Jerasorn mengatakan rencana proyek fase dua bertujuan untuk menyediakan multi model skenario proyeksi perubahan iklim resolusi tinggi (5 km x 5 km) dan proyeksi iklim ekstrem untuk wilayah rentan di kawasan Asia Tenggara.

Menurutnya, pada 2012 Malaysia, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand beerja sama dalam membentuk SEACLID/CORDEX. Pembentukan itu bertujuan untuk menciptakan platform bagi para ilmuwan di dalam dan di luar kawasan Asia Tenggara untuk berkolaborasi dalam isu-isu yang terkait dengan downscaling skala iklim regional.

Baca Juga: BMKG Ajak Tamu WSBK Nobar Gerhana Bulan di Mandalika

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya