Gelar Festival Ulat Sagu, Kemendikbud Ingin Pemuda Kenali Budaya Lokal

Pohon sagu sangat berharga bagi warga Papua

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) menggelar festivla ulat sagu di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Jayapura, Papua.

Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi, mengatakan acara tersebut digelar agar para pemuda mengenali budaya lokal.

"Kami mendorong generasi muda untuk kembali mengenali kearifan lokal yang ada, melalui sebuah gerakan bersama, kami mendukung dalam bentuk Sekolah Lapang Kearifan Lokal, selama satu tahun ini. Saat ini telah memasuki pengembangan dan pemanfaatannya”, ujar Sjamsul dalam keterangannya, Kamis (27/10/2022).

Baca Juga: Dijadikan Ladang Bisnis, Ini 10 Cara Budi Daya Ulat Sutra

1. Sagu merupakan budaya leluhur Papua

Gelar Festival Ulat Sagu, Kemendikbud Ingin Pemuda Kenali Budaya LokalKemendikbudristek gelar festival ulat sagu di Papua (dok. Kemendikbudristek)

Sjamsul menerangkan, membuat sagu merupakan budaya leluhur masyarakat Papua. Dia mengatakan, dalam festival ulat sagu, masyarakat Yoboi menampilkan atraksi wisata kepada para pengunjung.

"Budaya sagu sebenarnya sudah ada dari leluhur masyarakat Papua, dengan ini kami kembangkan dan kita kembalikan, dengan konsep kembali ke alam, dari daun, batang, dan pohon sagunya bisa kita tampilkan pada festival ulat sagu ini," ucap dia.

Baca Juga: Menteri Pertanian Dukung Papua Barat jadi Penghasil Sagu Berkualitas

2. Pohon sagu sangat berarti bagi masyarakat Papua

Gelar Festival Ulat Sagu, Kemendikbud Ingin Pemuda Kenali Budaya LokalKemendikbudristek gelar festival ulat sagu di Papua (dok. Kemendikbudristek)

Dalam festival tersebut, turut hadir Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayanto. Menurutnya, pohon sagu sangat berarti bagi masyarakat Papua. Pohon tersebut telah menopang asupan makanan bagi masyarakat.

Selain itu, pohon sagu juga dimanfaatkan masyarakat Papua untuk membangun rumah.

"Pohon sagu sangat berarti untuk menopang kehidupan kita di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura. Kebutuhan dasar manusia cuma ada tiga: sandang, pangan, papan. Semuanya bisa di dapat dari pohon sagu. Oleh sebab itu tidak ada salahnya kalau Papua dinyatakan sebagai surga yang turun di bumi ini” kata Giri.

Baca Juga: Menteri Pertanian Dukung Papua Barat jadi Penghasil Sagu Berkualitas

3. Area pohon sagu kini sudah dirusak

Gelar Festival Ulat Sagu, Kemendikbud Ingin Pemuda Kenali Budaya LokalKemendikbudristek gelar festival ulat sagu di Papua (dok. Kemendikbudristek)

Dalam kesempatan itu, Giri menyebut saat ini banyak area pohon sagu di Papua sudah dirusak. Area tersebut diubah menjadi pemukiman.

"Kita melihat banyak lahan sagu yang mulai dimanfaatkan untuk perumahan, itu merusak. Yang Tuhan berikan kepada kita (pohon sagu), kita jaga dengan baik, semoga bermanfaat bagi kita," ujar dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya