Hari Toleransi Internasional, Menag: Keragaman Bukan Dalih Konflik

Hari Toleransi Internasional diperingati setiap 16 November

Jakarta, IDN Times - Persatuan Bangsa-Bangsa setiap 16 November memperingati Hari Toleransi Inernasional. Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengatakan toleransi itu diperlukan untuk memberi ruang dan menghargai perbedaan.

“Setiap kita perlu terus menumbuhkan kesadaran bahwa keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukanlah dalih untuk konflik, tetapi kekayaan umat manusia. Keragaman adalah kekayaan,” ujar Yaqut dalam keterangannya, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga: Fakta-Fakta Hari Toleransi Internasional Dirayakan Tiap 16 November

1. Keberagaman bisa jadi sarana saling berkolaborasi dalam kebaikan

Hari Toleransi Internasional, Menag: Keragaman Bukan Dalih KonflikMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (dok. Kemenag)

Menurutnya, keberagaman bisa jadi sarana saling berkolaborasi dalam kebaikan. Yaqut menegaskan, orang yang berbeda agama bukan berarti tidak bersaudara.

"Sebab, mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan,” ucapnya.

Baca Juga: Menag: Moderasi Kunci Kerukunan dan Toleransi Umat Beragama

2. Moderasi tengah menguatkan moderasi beragama

Hari Toleransi Internasional, Menag: Keragaman Bukan Dalih KonflikMenag Yaqut Cholil Qoumas membacakan doa saat Upacara HUT ke-76 Kemerdekaan RI yang dilaksanakan di Istana Merdeka, Selasa (17/8/2021). (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Yaqut mengatakan, Kemenag kini tengah menguatkan moderasi beragama. Ada empat indikator dalam penguatan moderasi beragama, yakni komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan ramah terhadap tradisi.

Dia menerangkan, moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan menjalankan ajaran agama untuk saling melindungi martabat kemanusiaan. Sehingga, tercipta rasa aman dan nyaman satu sama lain.

“Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama,” katanya.

3. Sejarah Hari Toleransi Internasional

Hari Toleransi Internasional, Menag: Keragaman Bukan Dalih KonflikIlustrasi toleransi agama (IDN Times/Mardya Shakti)

Sejarah Hari Toleransi Internasional bermula dari Resolusi PBB Nomor 51 Tahun 1995. Dalam resolusi itu, PBB mengundang negara anggota untuk memperingati Hari Toleransi Internasional setiap tanggal 16 November.

Peringatan ini dilakukan agar masyarakat dapat menghargai perbedaan. Sebab, saat ini masyarakat semakin beragam.

Namun, ketegangan karena perbedaan kerap ditemukan di berbagai dunia. PBB menjelaskan, toleransi tak hanya sekadar menerima perbedaan orang lain secara pasif.

Masyarakat harus mampu bertindak, memelihara dan mengajarkan sikap toleransi kepada orang lain. Bila hal ini bisa dilakukan, keamanan dan kenyamanan dunia bisa terjadi.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya