Indahnya Toleransi Beragama Warga Papua saat Rayakan Idul Fitri

Warga muslim dan non muslim saling membaur saat Lebaran 

Jakarta, IDN Times - Mayoritas penduduk Papua beragama non Muslim. Meski demikian, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi warga Papua yang beragama Islam untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Koordinator Mahasiswa Papua di Jabodetabek, Moytuer Boymasa, menceritakan tingginya toleransi umat beragama di tanah kelahirannya. Menurutnya, umat Kristiani yang menjadi agama mayoritas Papua turut merayakan Lebaran dengan cara ikut menabuh rebana keliling kampung saat malam takbiran.

“Antara umat Kristen dan Islam hidup saling berdampingan sejak awal kedua agama masuk di Papua, senantiasa sejalan dengan budaya yang ada di masyarakat, saling melengkapi, saling menguatkan sehingga lahirlah tatanan masyarakat yang harmonis," ujar Moytuer dalam keterangannya, Kamis (12/5/2022).

Baca Juga: Tolak Daerah Otonom Baru Papua, Jubir PRP dan KNPB Ditangkap Polisi

1. Warga Papua saling menari saat ikuti pawai hadrat ketika merayakan Idul Fitri

Indahnya Toleransi Beragama Warga Papua saat Rayakan Idul Fitriilustrasi takbir keliling (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Dalam kesempatan itu, Budayawan dan Akademisi Universitas Indonesia (UI), Ngatawie Al ZAstrouw, mengatakan warga Papua baik itu muslim dan non muslim saling melebur ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri. Mereka turut bersuka cita ketika mengikuti pawai hadrat saat merayakan Idul Fitri.

Dalam pawai hadrat itu, turut ditabuh rebana, lantunan salawat dan tarian khas Papua. Dalam pawai tersebut, semua orang bersuka cita.

“Masyarakat Papua tidak hanya memiliki kekayaan alam yang melimpah, tetapi juga kekayaan budaya dan tradisi yang jika dikembangkan bisa dijadikan modal membangun kesejahteraan warganya," kata Ngatawie.

Baca Juga: Dominggus Tak Hadiri Pelantikan Penjabat Gubernur Papua Barat Hari Ini

2. Warga Papua saling bantu dalam membangun rumah ibadah

Indahnya Toleransi Beragama Warga Papua saat Rayakan Idul FitriANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Sementara itu, Kabid Pemuda dan Pendidikan FKPT/BNPT Papua, Ali Kabiay, menyebut tolenransi beragama di Papua merupakan barometer kebhinekaan di Indonesia. Dia menjelaskan, warga Papua senantiasa saling membantu dalam membangun rumah ibadah meski memiliki keyakinan berbeda.

“Kami selalu menjaga saudara-saudara kami yang muslim untuk beribadah, buka puasa, bahkan ikut takbiran. Di papua terjadi perkawinan kebudayaan yang sangat indah dan harus dipertahanakan karena bisa menjadi barometer di daerah lain," ucap Ali.

3. Ajak generasi muda untuk saling menghargai satu sama lain sesuai dengan nilai Pancasila

Indahnya Toleransi Beragama Warga Papua saat Rayakan Idul FitriIDN Times/Abraham Herdyanto

Ali mengajak generasi muda untuk saling menghargai satu sama lain sesuai dengan nilai Pancasila.

"Karenanya, saya dari Papua berharap Pancasila bukan hanya sebagai ideologi tetapi juga digunakan sebagai falsafah hidup karena di dalam pancasila sudah ada semua yang kita butuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang bermartabat dan memiliki moral," imbuhnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya