Jokowi Ingatkan Pemprov Jatim, Kasus Kematian COVID-19 Masih Tinggi

Jokowi minta kepala daerah tak hanya duduk di kantor

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta kepada jajaran Pemprov Jawa Timur untuk tetap berhati-hati terkait kasus kematian COVID-19 yang terbilang masih tinggi. Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara pengarahan kepada Forkopimda Provinsi Jawa Timur dalam kunjungan kerja ke provinsi tersebut.

"Kemudian yang berkaitan dengan angka kematian. Hati-hati, di Jawa Timur tinggi sekali, 7,1 persen, hati-hati, tinggi sekali. Ini tinggi sekali," ujar dalam video diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/8/2021).

Jokowi menduga, tingginya kematian itu karena pasien isolasi mandiri tak mendapat perawatan medis. Dia meminta untuk pasien isoman untuk segera dibawa ke tempat isolasi terpusat.

"Yang kedua komorbid. Dua ini kenapa tinggi?" ucapnya.

Baca Juga: Fadli Zon Kritik Jokowi Tak Minta Maaf Atas Meninggalnya Pasien COVID

1. Jokowi meminta kepala daerah tak hanya duduk di kantor

Jokowi Ingatkan Pemprov Jatim, Kasus Kematian COVID-19 Masih TinggiPresiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Rabu (4/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi meminta kepada seluruh kepala daerah tak hanya duduk di kantor dalam penanganan pandemik COVID-19. Menurutnya, yang dibutuhkan adalah kepemimpinan lapangan.

"Kita sekarang nggak bisa kerja lagi makro tuh, nggak bisa ya. Kerja duduk di kantor nggak bisa. Posisi seperti ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan lapangan," katanya.

2. Jokowi beri tiga arahan

Jokowi Ingatkan Pemprov Jatim, Kasus Kematian COVID-19 Masih TinggiPresiden Jokowi beri sambutan di acara Pembukaan Inovasi Indonesia Expo 2020 pada Selasa (10/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dalam kesempatan itu, Jokowi menitipkan tiga kunci dalam penangana pandemik. Salah satunya mengenai isolasi mandiri (isoman) harus dilakukan di isolasi terpusat (isoter)

"Yang pertama, pindahkan yang isoman ke isoter. Semua kabupaten/kota pindahkan yang isoman ke isoter. Yang kedua vaksinasi yang dipercepat. Kecepatan vaksinasi ini menjadi kunci," ucapnya.

Ketiga, pasien yang sudah masuk dalam isoter harus segera diberikan obat. Jokowi mewanti-wanti untuk tidak terlambat. "Karena saya masih mendengar banyak dari bawah ini yang sering terlambat tiga ini," katanya.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Sembuh COVID-19 RI Capai 26.122, Jatim Tertinggi

3. Beberkan kasus COVID sejak Februari 2021

Jokowi Ingatkan Pemprov Jatim, Kasus Kematian COVID-19 Masih TinggiJokowi pimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (20/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Lebih lanjut, Jokowi kemudian membeberkan angka kasus COVID-19 sejak Februari 2021. Menurutnya, bila kasus COVID-19 turun, maka perbaikan ekonomi dapat terjadi.

"Kita pernah mencapai tinggi itu di Februari awal, kemudian menuju ke Mei turun, turun, turun, dan itu kalau turun itu pasti diikuti perbaikan ekonomi. Ekonomi naik, naik, naik, di kuartal kedua sampai tadi disampaikan Bu Gubernur Jawa Timur 7,05, nasional 7,07 karena apa? Kasusnya turun," ujarnya.

Jokowi mengatakan, kasus harian COVID-19 melonjak pada Mei 2021. Ledakan pertama muncul di Kudus, kemudian Bangkalan.

"Saat itu di luar dugaan kita. Karena dari deteksi yang kita lihat itu di Jakarta, Indramayu, dan di Medan, munculnya di tempat lain. Karena memang barang ini nggak kelihatan, langsung melompat ke 56 ribu," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, prediksi kasus harian COVID-19 di Indonesia diprediksi akan sampai 160 ribu. Namun, hal itu itu dapat dicegah berdasarkan sejumlah saran.

"Tim yang ada di kanan kiri saya... 'Pak, kalau ini tidak bisa dihentikan, Pak, Agustus itu akan muncul di 80 ribu, September di 160 ribu. Kalau nggak bisa menghentikan, bisa di atas India kita," katanya.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Kasus Harian COVID-19 Pernah Diprediksi Capai 160 Ribu

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya