Kala Rumah Yatim Bantu Anak Miskin yang Orangtuanya Wafat karena COVID

Sejumlah anak kehilangan orangtuanya karena COVID-19 

Jakarta, IDN Times - Lembaga Rumah Yatim membantu sejumlah anak yang orang tuanya meninggal karena terpapar COVID-19. Tercatat, ada 7 anak yatim tinggal di asrama Rumah Yatim.

"Total sekarang ada sekitar 400 lebih yang tinggal diasramakan. Sekitar 7 orang (yang orang tuanya meninggal karena COVID)," ujar Direktur Rumah Yatim, Nugroho  kepada IDN Times, Selasa (6/7/2021).

Menurutnya, dari 7 orang itu, ada yang ayahnya meninggal ketika sudah berada di asrama. Kemudian ada juga yang baru diminta untuk tinggal di asrama ketika ayahnya meninggal akibat terpapar virus corona.

"Ada yang memang sudah di sini, ada yang orang tuanya meninggal karena Covid, tapi juga ada yang baru, misalnya karena kita tahu bahwa ada orang yang meninggal karena Covid kita lihat keluarganya, dan orangnya tidak mampu terus kita minta persetujuan keluarganya nanti kita asramakan," katanya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 pada Anak Melonjak, IDAI Minta Anak Tak Keluar Rumah

1. Anak yatim yang orang tuanya meninggal karena COVID usia SD-SMP

Kala Rumah Yatim Bantu Anak Miskin yang Orangtuanya Wafat karena COVIDIlustrasi Sedekah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Nugroho mengatakan, ada sejumlah kendala ketika meminta keluarga untuk mengajak anaknya pindah ke asrama. Salah satunya sulitnya ibu melepas anaknya.

"Karena kan gak semudah itu sih ya, walaupun orang tuanya sudah meninggal tapi kan pihak keluarganya juga keberatan misalnya, kalau harus pisah dengan ibunya, sejauh ini kita masih terus berusaha, walaupun mereka secara ekonomi kekurangan tapi kadang gak mudah juga tadi ya, seorang ibu untuk melepas anaknya," kata dia.

Menurutnya, anak yatim yang orang tuanya meninggal karena COVID itu berada di usia SD-SMP.

2. IDAI: Testing telat, banyak anak meninggal karena COVID-19

Kala Rumah Yatim Bantu Anak Miskin yang Orangtuanya Wafat karena COVIDIlustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, banyak anak Indonesia meninggal dunia karena COVID-19 gegara terlambat dilakukan testing. Menurut IDAI, tak sedikit anak baru diketahui positif COVID-19 setelah meninggal dunia.

"Inilah yang kami hadapi selama 15 bulan lebih, kami mau menangis jadinya. Ini COVID-19 di Indonesia kita sudah tahu, testing ini tidak merata, ketika testing tidak merata pandemik ini tidak akan bisa kita selesaikan, terutama anak ini jarang ditesting," ujar Ketua Umum IDAI, Aman Bhakti Pulungan, dalam rapat bersama Komisi IX DPR yang disiarkan melalui kanal YouTube DPR RI, Senin (5/7/2021).

"Jadi kasus anak ini banyak yang terlambat karena telat testing," imbuhnya.

3. Jumlah kasus COVID-19 pada anak

Kala Rumah Yatim Bantu Anak Miskin yang Orangtuanya Wafat karena COVIDIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Aman menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki IDAI, kasus COVID-19 pada anak sebanyak 12,6 persen dari total kasus yang ada di Tanah Air. Rinciannya, sebanyak 2,9 persen merupakan anak usia 0-5 tahun dan 9,7 persen usia 6-18 tahun.

Menuruntya, jumlah tersebut seharusnya lebih tinggi apabila dilakukan testing secara merata.

"COVID pada anak Indonesia harusnya ini sekitar 12,5 sampai 15 persen dari seluruh yang ada. Nah, sekarang kasus kita sekitar 2 juta, harusnya kasus anak ini adanya sekitar paling tidak 200 ribuan, 250 ribuan," katanya.

Namun, data yang dimiliki IDAI kini jumlah anak positif COVID-19 sebanyak 140.877. Jumlah tersebut tercatat per 5 Juli 2021.

Lebih lanjut Aman mengatakan, total ada 556 anak yang dinyatakan meninggal dunia karena COVID-19. Dia pun merasa sedih dengan kenyataan tersebut.

Berikut data kematian anak akibat COVID-19 berdasarkan usia yang dimiliki IDAI:

Anak usia 0-28 hari: 16 persen.
Anak usia 29 hari-11 bulan: 23 persen.
Anak usia 1 tahun-5 tahun: 20 persen.
Anak usia 6 tahun-9 tahun: 11 persen.
Anak usia 10-18 tahun: 30 persen.

Baca Juga: 595 Ulama Meninggal Dunia di Masa Pandemik COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya