Korban Kekerasan Seksual di KPI Dituding Buat Rekayasa

Pengacara terlapor beberkan beberapa kecurigaannya

Jakarta, IDN Times - Pengacara dua terlapor perundungan pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yakni RT dan EO, Tegar menduga, korban MS, melakukan rekayasa kasus ini. Dugaan itu ketika dia mengamati siaran pers yang dibuat MS.

"Soal peristiwa yang dituduhkan adanya pelecehan seksual, sampai hari ini saya yakin gak ada, dan klien kami yakin peristiwa itu tidak ada," ujar Tegar dalam acara webinar, Jumat (10/9/2021).

Baca Juga: Korban Pelecehan Perundungan Datangi Tim Investigasi KPI Bersama Ibu

1. Soroti profil korban MS

Korban Kekerasan Seksual di KPI Dituding Buat RekayasaIlustrasi kekerasan anak (IDN Times/Mardya Shakti)

Tegar kemudian menyoroti profil MS. Dia mengatakan, MS merupakan seorang dosen di tiga perguruan tinggi yakni Universitas Budi Luhur, Universitas Mercu Buana, dan Universitas Mpu Tantular.

"Satu, dia adalah dosen, 2019 didiagnosa, saya lihat di rilisnya PTSD (post-traumatic stress disorder), PTSD itu sendiri gejala ada banyak," ucapnya.

Berdasarkan penelusurannya di Google, Tegar menemukan gejala PTSD antara lain cenderung menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Selain itu, penderita PTSD juga kehilangan minat yang dulu disukainya.

"Dari sini saya pikir urutan tanggal harus menjadi sesautu yang sangat penting, dan kemudian kita menilai rilis yang disebar itu layak menjadi acuan atau tidak, rilis itu dibuat saat MS menderita PTSD," katanya.

Baca Juga: Komnas HAM Terima Laporan Pegawai KPI Pusat Korban Pelecehan Seksual

2. Sebut MS sebagai ahli strategi komunikasi

Korban Kekerasan Seksual di KPI Dituding Buat RekayasaIlustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Lebih lanjut, Tegar mengatakan, MS juga mengampu berbagai mata kuliah di tiga kampus seperti hukum dan kode etik, kemudian komunikasi massa.

"Komunikasi massa ini adalah teknik propaganda," katanya.

Berdasarkan profil tersebut, Tegar menduga, MS merupakan orang yang ahli dalam strategi komunikasi.

"Dari konteks yang demikian itu, dari profil, saya pikir dia bukan orang biasa, dan dia ahli dalam strategi komunukasi yang baik, di sisi lain gangguan PTSD," ucapnya.

3. Pengacara terlapor juga tak yakin ada perundungan di kantor

Korban Kekerasan Seksual di KPI Dituding Buat RekayasaIlustrasi Bully (IDN Times/Aditya Pratama)

Tegar juga tak yakin MS di-bully saat berada di kantor. Dia mengatakan, di kantor KPI tempat MS bekerja ada sekitar 50 orang.

"Saya sampai buat denah ini, ada 50 orang, masa satu orang gak ada yang lihat," katanya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya