Megawati Khawatir 'Mabuk' Bila Solidaritas Antarnegara Hilang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden kelima Megawati Soekarnoputri menyampaikan pesan yang disampaikan Presiden pertama RI Sukarno, dalam menghadapi tantangan geopolitik pada masa mendatang.
Ketua Umum PDIP itu mengatakan, sebagai bangsa, kita harus mengetahui bagaimana geopolitik yang sedang terjadi di belahan dunia.
Mulanya, Megawati menceritakan awal mula Sukarno membentuk Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas).
"Saya tanya, 'untuk apa bapak, Lemhannas itu?'" ujar Megawati dalam sambutannya secara virtual di acara Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective, Senin (7/11/2022).
"Itu untuk mengumpulkan calon pemimpin bangsa dari semua daerah untuk saling bertemu. Untuk orang Aceh ketemu orang Papua, dan lain sebagainya. Dan untuk mengerti bagaimana persatuan dunia itu, maka harus diajarkan yang namanya geopolitik, sehingga mereka siap lahir batin," sambungnya.
Baca Juga: Cerita Megawati Sempat Larang George Bush Sebelum Serang Irak
1. Lemhanas dibentuk agar persaudaraan anak bangsa terbangun
Dalam kesempatan itu, Megawati menyampaikan alasan Lemhanas dibentuk, yakni agar terbangun persaudaraan anak bangsa se-Indonesia. Dia juga bersyukur Presiden Joko "Jokowi" Widodo melanjutkan Lemhanas sebagai sarana kaderisasi pemimpin.
"Jadi, alhamdulillah Pak Jokowi sudah menginstruksikan untuk supaya sesuai kembali seperti apa yang dikehendaki oleh Bung Karno, Lemhannas itu," ungkap Megawati.
Editor’s picks
Baca Juga: Puan Singgung Kiprah Megawati saat Dapat Gelar Honoris Causa PKNU
2. Ajak dunia bersatu agar tidak 'mabuk'
Dalam kesempatan itu, Megawati menyampaikan kekhawatirannya dunia bisa 'mabuk' kalau antarnegara tidak bersatu. Dia berpesan, Indonesia sebagai negara penggagas gerakan non-blok seharusnya bisa mempersatukan dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
"Kalau sekarang kan semua orang mengatakan hak asasi manusia, itu sangat betul lho, makanya itu harus diingatkan terus hak asasi manusia itu, di kita sudah ada perikemanusiaan. Seperti perang asimetris, proxy war, perang dagang, perang persenjataan, dan perang hegemoni dengan potensi eskalasi yang begitu cepat dan mengkhawatirkan seharusnya kita semua," kata dia.
3. Konferensi internasional bertajuk Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspectives diharapkan mampu memperkuat solidaritas negara non-blok
Lebih lanjut, Megawati berharap, konferensi internasional bertajuk Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspectives mampu memperkuat solidaritas negara non-blok. Dia kemudian menyinggung Konferensi Asia Afrika yang juga menjadi penyemangat negara-negara yang saat itu belum merdeka.
"Mau ke mana sih kapal kita ini? Kita itu bukan Indonesia saja lho. Kalau itu sebuah kapal, Bung Karno sampai bicara leidstar, bintang penerang. Itu kan sebetulnya tujuan, kan bintang gak pindah, di sana saja," kata Megawati.
"Kita kobarkan kembali spirit Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan Konferensi Trikontinental, untuk bisa mengupayakan, mewujudkan perdamaian abadi. Jangan pernah lelah berjuang, terus tiada henti-hentinya menyuarakan stop perang, pelucutan senjata masal," ujar Megawati.