Melihat Jumlah Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan Data BPS

Masyarakat miskin di Indonesia ada 26,36 juta orang

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas, sempat membuat heboh dengan menyatakan anggaran pengentasan kemiskinan Rp500 triliun habis untuk rapat di hotel dan studi banding. Setelah ramai dibicarakan, Azwar memberikan klarifikasi.

"Jadi begini, setelah kita pilah, ada sejumlah instansi, terutama di beberapa daerah, yang program kemiskinannya belum sepenuhnya berdampak optimal. Misal ada studi banding soal kemiskinan, ada diseminasi program kemiskinan berulang kali di hotel. Faktualnya itu ada, tapi bukan kurang-lebih Rp500 triliun habis untuk studi banding dan rapat. Arahan Bapak Presiden jelas, yaitu anggaran yang ada harus dibelanjakan dengan tepat sasaran untuk program yang berdampak langsung ke warga,” ujar Azwar dikutip dari laman resmi MenpanRB.

Lalu, bagaimana sebenarnya data kemiskinan saat ini di Indonesia? Berdasarkan data BPS per September 2022, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 26,36 juta orang. Angka tersebut mengalami kenaikan 0,20 juta orang dibanding Maret 2022.

Selain itu, BPS juga menampilkan data perbandingan jumlah kemiskinan masayrakat miskin Indonesia selama satu tahun, yakni September 2021 hingga September 2022. Berikut datanya:

Masyarakat miskin perkotaan:
- September 2021: 11,86 juta orang
- Maret 2022: 11,82 juta orang
- September 2022: 11,98 juta orang

Masyarakat miskin pedesaan:
- September 2021: 14,64 juta orang
- Maret 2022: 14,34 juta orang
- September 2022: 14,38 juta orang

Total:
- September 2021: 26,50 juta orang
- Maret 2022: 26,16 juta orang
- September 2022: 26,36 juta orang

Baca Juga: Garis Kemiskinan RI Naik 5,95 Persen, Tertinggi dalam 9 Tahun!

1. Jumlah masyarakat miskin September 2022 terbanyak di Jawa

Melihat Jumlah Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan Data BPSIlustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, jumlah masyarakat miskin paling banyak berada di Jawa. Berikut penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan per September 2022:

- Jawa: 13,94 juta orang
- Sumatra: 5,76 juta orang
- Bali dan Nusa Tenggara: 2,10 juta orang
- Sulawesi: 2,03 juta orang
- Maluku dan Papua: 1,54 juta orang
- Kalimantan: 0,99 juta orang.

Baca Juga: Kisruh Anggaran Kemiskinan, DPR Akan Panggil Menpan RB

2. Beras dan rokok jadi barang yang paling sering dibeli oleh masyarakat msikin

Melihat Jumlah Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan Data BPSIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Masyarakat miskin Indonesia rata-rata mengeluarkan uang setiap bulannya Rp535.547,00. Pengeluaran itu untuk pembelian makanan dan bukan makanan.

BPS memerinci, beras dan makanan menjadi barang yang paling sering dibeli oleh masyarakat. Dua komponen itu terjadi di masyarakat perkotaan dan pedesaan.

Uang yang digunakan masyarakat miskin perkotaan untuk beli makanan:
- Beras: 18,98 persen
- Rokok kretek filter: 11,10 persen
- Daging ayam ras: 4,43 persen
- Telur ayam ras: 4,10 persen
- Mie instan: 2,44 persen
- Kopi bubuk dan kopi instan (sachet): 1,98 persen
- Kue basah: 1,94 persen
- Bawang merah: 1,90 persen
- Gula pasir: 1,82 persen
- Tempe: 1,81 persen
- Roti: 1,79 persen
- Tahu: 1,75 persen
- Lainnya: 18,72 persen

Uang yang digunakan masyarakat miskin pedesaan untuk beli makanan:
- Beras: 22,96 persen
- Rokok kretek filter: 10,48 persen
- Telur ayam ras: 3,47 persen
- Daging ayam ras: 3,03 persen
- Gula pasir: 2,51 persen
- Mie Instan: 2,22 persen
- Bawang merah: 2,09 persen
- Cabe rawit: 1,97 persen
- Kopi bubuk dan kopi instan (sachet): 1,93 persen
- Kue basah: 1,85 persen
- Roti: 1,74 persen
- Tongkol/tuna/cakalang: 1,74 persen
- Lainnya: 20,22 perse

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Bantah Anggaran Kemiskinan Dipakai Buat Rapat

3. Faktor yang mempengaruhi peningkatkan kemiskinan di Indonesia

Melihat Jumlah Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan Data BPSIlustrasi kemiskinan (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Berdasarkan surveinya, BPS menempakkan kenaikan harga BBM pada 3 September 2023 menjadi poin pertama meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia.

Berikut faktor yang berpengaruh meningkatkan kemiskinan:

1. Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tanggal 3 September 2022 untuk jenis bahan bakar Pertalite, Solar, dan Pertamax (nonsubsidi).

2. Inflasi pada bulan September 2022 sebesar 1,17 persen (m-to-m) dan 5,95 persen (y-on-y).

3. Secara q-to-q, pertumbuhan ekonomi melambat pada triwulan 3-2022 yakni sebesar 1,81 persen. Sementara, Konsumsi Rumah Tangga pada periode yang sama tumbuh melambat, yakni turun sebesar 0,11 poin persen.

4. Pada periode Maret 2022–September 2022, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan, antara lain beras (1,46 persen), gula pasir (2,35 persen), tepung terigu (13,97 persen), cabai merah (42,60 persen), dan telur ayam ras (19,01 persen). Namun demikian, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain daging ayam ras (1,78 persen) dan minyak goreng (0,48 persen).

5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen atau turun sebesar 0,63 persen poin dibandingkan Agustus 2021 (6,49 persen).

6. Proporsi pekerja penuh pada Agustus 2021 sebesar 68,46 persen atau meningkat dibandingkan Agustus 2021 (64,30 persen).

7. Rata-rata upah buruh pada Agustus 2022 meningkat sebesar 12,22 persen dibandingkan Agustus 2021.

8. Pemberian kompensasi atas penyesuaian harga BBM berupa kenaikan bansos sebesar Rp150.000,00 per bulan; subsidi upah sebesar Rp600.000,00 per pekerja; serta subsidi transportasi angkutan umum ojek online dan nelayan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya