Pembuatan Visa Umrah Kini Bisa Kerja Sama dengan Provider Arab Saudi

Visa umrah kini berlaku hingga 3 bulan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama RI bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menggelar pertemuan untuk membahas kebijakan penyelenggaraan ibadah umrah 1444 Hijriah. Pertemuan di Kantor Kementerian Haji dan Umrah di Mekkah, Arab Saudi pada 1 Agustus 2022.

Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Nur Arifin. Dalam pertemuan itu, hadir, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, Kasubdit Pengawasan Umrah dan Haji Khusus M. Noer Alya Fitra, Kasubdit Data dan Sistem Informasi Haji dan Umrah Hasan Afandi, para pelaksana Staf Teknis Haji Agus Miroji (PSTH 1), Muhammad Luthfi Makki (PSTH 2), dan Muhammad Irsan Amirulllah (PSTH 3), serta Koordinator Umrah pada Kantor Urusan Haji KJRI Jeddah, Asmoni Abdurrahman.

Nur Arifin bersyukur Kerajaan Arab Saudi kembali membuka penyelenggaraan umrah 1444 Hijriah.

“Alhamdulillah, dari pertemuan ini kita mendapat kepastian bahwa Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi membuka seluas-luasnya jumlah kuota jemaah umrah tahun 1444 H, khususnya dari Indonesia,” ujar Arifin dalam keterangannya yang diterima IDN Times, Kamis (4/8/2022).

Baca Juga: Jemaah Haji Gelombang II Langsung Umrah Wajib di Masjidil Haram

1. Pembuatan visa umrah bisa bekerja sama dengan provider Arab saudi

Pembuatan Visa Umrah Kini Bisa Kerja Sama dengan Provider Arab SaudiKementerian Agama RI bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bahas kebijakan penyelenggaraan umrah 1444 Hijriah (dok. Kemenag)

Dalam pertemuan itu, turut disepakati pembuatan visa umrah juga kini bisa bekerja sama dengan provider Arab Saudi. Sebab, kata dia, sebelumya Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) hanya bisa membuat visa umrah dari provider di Indonesia.

“Masa berlaku visa umrah yang awalnya hanya sebulan, kini menjadi tiga bulan. Jemaah umrah juga dapat mengunjungi seluruh wilayah di Arab Saudi,” ucap dia.

“Kebijakan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi terkait dengan penerbitan visa umrah bagi jemaah umrah dari Indonesia masih tetap business to business,” sambungnya.

Baca Juga: 6 Amalan dengan Pahala Setara Pergi Haji dan Umrah

2. Yang tidak memiliki visa umrah juga bisa melaksanakan ibadah umrah

Pembuatan Visa Umrah Kini Bisa Kerja Sama dengan Provider Arab SaudiIlustrasi keberangkatan calon jemaah umrah. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dalam kesempatan itu, Kasubdit Pengawasan Umrah dan Haji Khusus M. Noer Alya Fitra mengatakan, orang yang datang ke Arab Saudi dengan menggunakan visa selain umrah, juga dapat beribadah umrah. Menurutnya, orang yang transit di Arab Saudi selama 24 jam juga bisa melaksanakan umrah terlebih dahulu.

Caranya, dengan melakukan booking di aplikasi Tawakkalna atau Eatmarna.

“Aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna tetap diberlakukan bagi setiap orang dalam pelaksanaan umrah, termasuk saat masuk ke Raudah di Masjid Nabawi,” kata pria yang akrab disapa Nafit itu.

3. Guide umrah juga disepakati tidak harus dari warga Saudi

Pembuatan Visa Umrah Kini Bisa Kerja Sama dengan Provider Arab SaudiIlustrasi. Jemaah Umrah yang kembali melaksanakan Umrah Perdana di Makkah dalam Pandemik COVID-19. Dok. KJRI Jeddah/Fauzy Chusny

Lebih lanjut, Nafit mengatakan, guide atau muthawwif jemaah umrah tidak harus warga Arab Saudi. Dia menjelaskan, guide tersebut bisa menggunakan warga Indonesia yang bermukin di Arab Saudi.

Namun, hal itu ada syaratnya, yakni harus dengan sponsor muassasah dan didampingi warga negara Arab Saudi. Selain itu, apabila ada jemaah yang overstay, wajib membayar denda.

“Jika terjadi jemaah umrah overstay, maka yang bertanggung jawab membayar denda adalah jemaah yang bersangkutan melalui muassasah/provider visa di Arab Saudi,” ujar Nafit.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya