Pemerintah Beli Beras Luar Negeri Usai Jokowi Banggakan RI Swasemba
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pada sidang tahunan MPR RI 16 Agustus 2022, Presiden Joko "Jokowi" Widodo sempat bangga Indonesia swasembada beras selama tiga tahun sejak 2019. Namun, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah saat ini sudah membeli 200 ribu ton beras dari luar negeri.
"Kita siapkan 200 ribu ton di luar negeri, nanti begitu diperlukan waktunya, kita masukkan (ke Indonesia)," ujar Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga: Jokowi Klaim Indonesia Swasembada Beras selama 3 Tahun
1. Jokowi minta tak boleh ada kekurangan pasokan beras
Arief mengatakan, pembelian itu sesuai arahan Jokowi yang tidak ingin ada kekurangan pasokan beras di Indonesia. Dia menjelaskan, 200 ribu ton beras itu masih berada di luar negeri.
"Jadi, Pak Presiden perintahnya kita gak boleh kekurangan, jadi disiapkan aja. Kita siapkan cadangan pangan," kata dia.
Baca Juga: Berhasil Swasembada Pangan, Jokowi Sebut Stok Beras 10,2 Juta Ton
2. Jokowi minta pasokan beras RI dijaga
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk menjaga pasokan beras di Indonesia. Dia meminta agar pasokan beras dihitung secara cermat, jangan sampai keliru.
"Hati-hati mengenai ini, karena nanti bisa larinya pada masalah sosial dan politik, sehingga utamanya yang berkaitan dengan beras betul-betul hitung-hitungannya itu, betul-betul hitung-hitungan lapangan," ujar Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
"Jangan sampai perhitungan kita keliru, sehingga kita tidak menyiapkan reserve, cadangan dan pada suatu titik cadangan kita habis, dilihat oleh pedagang dan akhirnya harga beras pasti akan naik. Ini supply dan demand pasti akan menyimpulkan itu," sambungnya.
3. Jokowi meminta tidak ada ego sektoral antarkementerian dan lembaga
3. Jokowi meminta tidak ada ego sektoral antarkementerian dan lembagaDalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta tak ada ego sektoral antarkementerian dan lembaga terkait dengan perhitungan stok beras. Bila semua bersinergi dengan baik, hal itu bisa lebih memudahkan dalam memutuskan kebijakan secara tepat.
"Kita tahu bahwa situasi dunia masih tidak baik-baik saja, sehingga sekali lagi saya minta seluruh policy yang berkaitan dengan masyarakat, hajat hidup orang banyak itu betul-betul dikalkulasi, dihitung betul-betul," kata dia.