Praktisi Pendidikan Dunia Berkumpul, Bahas Dampak Pandemik bagi Anak

Acara tersebut bakal digelar di Jakarta pada 16 Oktober 2021

Jakarta, IDN Times - Sejumlah praktisi, tokoh pendidikan nasional dan dunia bakal berkumpul di Jakarta pada 16 Oktober 2021. Mereka akan membahas mengenai kondisi anak di masa pandemik COVID-19.

Para tokoh itu akan berkumpul dalam forum yang dinamai EdHeroes Asia Indonesia Chapter dengan tema “Unveil the Future of Education in Asia”. Tokoh nasional yang akan hadir dalam forum itu ada Staf Khusus Presiden RI Angkie Yudistia, Pendiri Sekolah Murid Merdeka Najeela Shihab, Co-Founder dan Direktur Sokola Rimba Butet Manurung, Ketua LPAI Seto Mulyadi.

"Saat ini anak-anak mengalami kerugian karena pandemi dan kebijakan yang mengikutinya. Kita tak bisa membiarkan anak-anak dalam problem keterputusan pendidikan tanpa mencari solusi," ujar Project Chairwoman EdHeroes Asia Indonesia Chapter, Farhannisa Nasution dalam keterangannya, Selasa (12/10/2021).

Indonesia menjadi negara pertama tempat berkumpul agenda tersebut. Selanjutnya, forum tersebut akan dilakukan di Asia, selain Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Jepang, India, dan Taiwan.

Baca Juga: Anies Berikan Beasiswa pada Anak Yatim Piatu karena COVID-19

1. Ada potensi gangguan psikologis yang dialami anak selama masa pandemik

Praktisi Pendidikan Dunia Berkumpul, Bahas Dampak Pandemik bagi AnakIlustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Nisa mengatakan, selama pandemik COVID-19, ada potensi gangguan psikologis yang dialami anak-anak. Salah satunya masalah belajar di rumah dan keterputusan pendidikan.

Selain itu, anak juga berpotensi mengalami gangguan mental dan emosional. Menurutnya, anak-anak juga berpotensi mengalami kekerasan yang tak terlaporkan.

Nisa berharap, forum tersebut dapat menjadi wadah untuk memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi anak selama masa pandemik. Chief of Production, Indra Dwi Prasetyo, pertemuan itu sudah dipersiapkan secara matang.

"Walaupun terlihat kompleks, semua bisa kami susun dengan rapi," kata Indra.

2. 11.045 Anak di Indonesia Jadi yatim piatu karena COVID-19

Praktisi Pendidikan Dunia Berkumpul, Bahas Dampak Pandemik bagi AnakSuasana pemakaman khusus untuk jenazah COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta Timur, Selasa (2/3/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Sebelumnya, Kementerian Sosial (Kemensos) mengungkapkan, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per 20 Juli 2021, ada 11.045 anak menjadi yatim piatu serta yatim atau piatu karena COVID-19. Di sisi lain, jumlah anak yang terpapar COVID-19 ada sebanyak 350 ribu anak, 777 anak di antaranya meninggal dunia.

Mensos Tri Rismaharini menjelaskan pihaknya melalui Balai/Loka Rehabilitasi Sosial dan Pendamping Rehabilitasi Sosial telah mendapatkan laporan mengenai anak-anak yang orang tuanya meninggal COVID-19.

"Sejauh ini data akurat by name by address terkait anak yatim, piatu dan yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena terpapar COVID-19 masih dalam proses pengumpulan oleh tim kami di lapangan. Namun demikian, para pendamping juga telah melaksanakan respons kasus untuk anak-anak tersebut," jelas Risma dalam siaran tertulisnya, Senin (9/8/2021).

Data by name by address terbaru dari Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Jawa Timur menunjukkan, terdapat 166 anak yang saat ini kehilangan orang tua karena COVID-19.

Dari jumlah tersebut 12 anak menjadi yatim piatu, 58 anak menjadi piatu dan 89 anak menjadi yatim, sedangkan delapan anak sedang dalam konfirmasi. Anak-anak ini tersebar di tujuh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur.

Sementara di Yogyakarta, terdapat 142 anak yang ditinggal oleh orang tua karena COVID-19. Rinciannya sebanyak 19 anak kehilangan kedua orang tuanya, 92 anak kehilangan ayah dan 31 anak kehilangan ibu. Terlaporkan juga sebanyak 10 orang dari 105 ibu hamil yang meninggal akibat COVID-19.

Baca Juga: Sang Ibu Gugur Akibat COVID-19, Tiga Anak di Banyuwangi Yatim Piatu

3. Kemensos beri layanan konseling dan kebutuhan dasar anak

Praktisi Pendidikan Dunia Berkumpul, Bahas Dampak Pandemik bagi AnakIlustrasi anak-anak (IDN Times/Ayu Afria)

Selain upaya pendataan dan respons kasus bagi anak-anak yang kehilangan orang tua karena COVID-19, Kemensos juga memberikan dukungan secara langsung melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Dukungan itu mencakup pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti bantuan obat-obatan, vitamin, tes swab/PCR, vaksinasi dan kebutuhan dasar anak lainnya, termasuk memberikan konseling kepada anak-anak dan keluarganya.

“Respons terhadap anak-anak tersebut dilakukan secepat mungkin dan dalam kesempatan pertama," imbuhnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya