Presiden PKS Sebut Pembangunan Tak Sekadar Jalan Tol dan Bandara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyoroti pentingnya membangun sumber daya manusia(SDM) di Indonesia. Menurutnya, kualitas SDM penting dalam pembangunan nasional.
"Tujuan sejati pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia," ujar Syaikhu dalam pidato kebangsaan di kanal YouTube Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jumat (20/8/2021).
Baca Juga: Megawati Sedih Jokowi Dihina, PKS: Santuy Aja, Balas dengan Prestasi
1. Pembangunan tak hanya soal jalan tol
Syaikhu mengatakan, pembangunan nasional tak hanya seputar infrastruktur. Namun, kualitas SDM yang harus terlebih dahulu dibangun.
"Membangun bukan sekadar jalan tol, gedung, bandara dan pelabuhan, pembangunan tidak bisa direduksi menjadi pembangunan fisik infrastruktur semata, justru yang paling utama adalah membangun kualitas dan kapasitas manusianya," ucap dia.
Meski demikian, kata Syaikhu, pembangunan infrastruktur bukan tidak penting. Namun, "kita harus mengubah paradigma pembangunan, dari pembangunan berorientasi ekonomi menjadi pembangunan berorientasi manusia," katanya.
2. Soroti kualitas kesehatan dan pendidikan
Editor’s picks
Lebih lanjut, Syaikhu menyoroti kualitas kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, kedua sektor itu masih buruk kualitasnya.
"Dari sisi kesehatan Indonesia hadapi tantangan yang tidak mudah, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tertinggi ketiga di Asia Tenggara," katanya.
Data tersebut diperolehnya dari Bank Dunia. Menurutnya, pada 2017, dalam sehari ada ibu di Indonesia meninggal dunia saat melahirkan.
Baca Juga: Jokowi-Megawati Bertemu di Istana, PKS: Semoga Ada Aksi Luar Biasa
3. Pendidikan di Indonesia belum sampai 12 tahun
Selain itu, kata dia, rata-rata pendidikan anak di Indonesia baru sampai 8,4 tahun. Belum sampai pada wajib belajar 12 tahun.
"Perlu ada upaya revolusi pendidikan yang integratif," katanya.
Syaikhu mengatakan, ada sebuah penelitian yang menyebutkan, di masa pandemik COVID-19 ini bahkan dapat menurunkan kemampuan belajar dari 12 tahun menjadi 7 tahun.