Ramadan, Dedi Mulyadi Minta Pejabat Puasa Barang Impor

Setop barang impor bisa tingkatkan ekonomi Indonesia

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi meminta kepada pejabat publik menjadikan momen bulan Ramadan tak hanya untuk menahan lapar dan haus saja. Dedi meminta kepada para pejabat juga harus bisa berpuasa dari ketergantungan barang impor.

"Khususnya bagi pejabat pemerintah, puasa harus membawa dampak sosial yang positif bagi masyarakat luas," ujar Dedi dilansir ANTARA, Minggu (3/4/2022).

Baca Juga: Usai Marah-marah soal Impor, Jokowi Teken Inpres Produk Dalam Negeri 

1. Puasa barang impor dapat menguntungkan perekonomian Indonesia

Ramadan, Dedi Mulyadi Minta Pejabat Puasa Barang ImporWakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dedi menerangkan, puasa barang impor dapat menguntungkan perekonomian Indonesia. Sebab, transaksi jual-beli yang dilakukan dananya akan berputar di Tanah Air. "Apalagi kalau barang tersebut ada di Indonesia dengan kualitas yang sama, tidak perlu impor," sambungnya.

Mantan Bupati Purwakarta ini mencontohkan, barang yang tidak perlu diimpor berupa kebutuhan pokok seperti beras. Menurutnya, barang tersebut keberadaannya melimpah di Indonesia.

"Berpuasalah dari keinginan selalu impor agar produk dalam negeri bisa Lebaran," katanya.

Baca Juga: Jokowi Ancam Reshuffle Menteri yang Gemar Impor Barang

2. Jokowi geram: Jangan lagi pengadaan barang pemerintah dengan impor!

Ramadan, Dedi Mulyadi Minta Pejabat Puasa Barang ImporPresiden Jokowi di Acara Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo terlihat geram saat memberikan pengarahan tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia. Dalam pidatonya, Jokowi mengingatkan kepada menteri dan pejabat terkait untuk tidak lagi melakukan pengadaan barang dan jasa secara impor.

"Begitu saya lihat ini pengadaan barang dan jasa seperti apa, detil sekarang makro saja gak bisa, hilang pasti, target kita hilang, sekarang makro dilihat mikro dikejar. Cek yang terjadi, sedih, belinya barang-barang impor semua, padahal kita memiliki pengadaan barang dan jasa anggaran modal pusat itu Rp526 triliun, daerah, pak gubernur, wali kota, bupati Rp535 triliun, lebih gede daerah," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).

Ia juga mengungkapkan, anggaran untuk pengadaan barang dan sama BUMN ada sekitar Rp420 triliun. Jika anggaran itu digabungkan, kata Jokowi, jumlahnya sangat besar.

"Ini duit gede banget, besar sekali, gak pernah kita lihat dan ini kalau digunakan, kita gak usah muluk-muluk, dibelokkan 40 persen saja, 40 persen saja itu bisa men-trigger growth ekonomi kita, yang pemerintah dan pemerintah bisa 1,71 persen," sambungnya.

Jokowi mengatakan, dengan cara yang disampaikannya, BUMN juga bisa tumbuh 0,4 sampai 1,7 persen. Menurutnya, dana tersebut ada dan tidak usah cari investor.

Syaratnya, beli barang produksi dalam negeri, melalui pabrik, industri dan UKM yang ada di Indonesia.

"Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini," katanya.

Baca Juga: Jokowi: Uang Rakyat Kok Dibelikan Barang Impor, Kita Gimana Sih?

2. Setop beli barang impor

Ramadan, Dedi Mulyadi Minta Pejabat Puasa Barang ImporPresiden Jokowi di Acara Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Dengan suara yang meninggi, Jokowi meminta seluruh jajarannya menyetop impor barang dan jasa. Dia mengatakan, apabila produksi dalam negeri naik, bisa meningkatkan pembukaan lapangan pekerjaan.

"Malah beli barang-barang impor, mau kita teruskan? Nggak, ndak bisa. Kalau kita beli barang impor bayangkan bapak ibu kita beri pekerjaan ke negara lain, duit kita capital outflow keluar pekerjaan ada di sana, bukan di sini. Coba kita belokkan semua ke sini, barang yang kita beli barang dalam negeri berarti akan ada investasi, berarti membuka lapangan pekerjaan tadi sudah dihitung, bisa membuka dua juta lapangan pekerjaan, kalau ini tidak dilakukan, sekali lagi bodoh banget kita ini," ucapnya.

Pernyataan Jokowi itu kemudian mendapat tepuk tangan dari para menteri dan sejumlah undangan yang hadir. Jokowi pun meminta untuk tak memberi tepuk tangan.

"Jangan tepuk tangan," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan, untuk membeli kamera CCTV saja harus impor. Padahal, kata dia, di Indonesia juga ada produsen yang bisa memproduksi CCTV.

"Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju, buat CCTV saja beli impor. Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar, kita ini produksi di mana-mana, bisa jangan diteruskan. Alat kesehatan, menteri kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat di Yogya ada, Bekasi, Tangerang ada, beli impor, mau ditersukan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel, ini rumah sakit daerah impor, Kemenkes impor, tak baca nanti karena sekarang gampang banget detail saya lihat," ujarnya.

Selain itu, Jokowi juga mengaku jengkel ada pengadaan traktor yang tidak high tech dilakukan secara impor. Dia meminta kepada para menteri untuk tidak melakukan pengadaan barang dan jasa impor.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya