Sekretaris PP Muhammadiyah Plesetkan Koalisi Jadi Koali-Isi

Mu'ti berharap ada tiga pasang capres di Pilpres 2024

Jakarta, IDN Times - Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, berharap ada tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2024. Hal itu agar tidak terjadi polarisasi seperti pada Pemilu 2019.

"Kami sebagai rakyat supaya pengalaman 2019 tidak terulang, di mana kami hanya memilih salah satu dari dua pasangan yang ada, kami berharap minimal ada tiga pasangan supaya pilihannya agak lumayan, kalau hanya dua seperti memilih true, false, B atau S, itu yang membuat kita begitu susah," ujar Mu'ti dalam acara Forum Pemred, Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga: Petinggi PKS Sambangi Muhammadiyah, Minta Nasihat soal Pemilu 2024

1. Berkelakar soal kepanjangan dari koalisi

Sekretaris PP Muhammadiyah Plesetkan Koalisi Jadi Koali-IsiKetua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Abdul Mu'ti (ANTARA/Indriani)

Abdul Mu'ti kemudian berkelakar mengenai kepanjangan dari koalisi. Dia mengatakan, koalisi bisa saja diartikan sebagai "kuali-isi".

"Kita bicara mengenai koalisi, tapi koalisi itu kadang-kadang juga diwarnai ''kuali-isi', jadi kalau koalisinya itu tidak kuali-isi, koalisi tidak terjadi, atau jangan-jangan koalisinya tergantung kuali-isi," kata dia.

Baca Juga: Kekerasan Seksual di Pesantren, Begini Reaksi Ketum PP Muhammadiyah 

2. Di hadapan Cak Imin, Gus Yahya minta tak pakai identitas NU dalam berpolitik

Sekretaris PP Muhammadiyah Plesetkan Koalisi Jadi Koali-IsiKetua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam acara tersebut, turut hadir Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf serta sejumlah tokoh lain.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya meminta semua pihak untuk tidak membawa nama NU dalam acara berpolitik.

"Kalau boleh menyatakan konsen terhadap apa yang akan berlangsung nanti, pertama-tama, saya kira karena kita ingin semuanya terus bersatu, terus harmonis, apapun kompetisi yang akan berlangsung, sekeras apapun, maka kita tentunya sangat berharap bahwa dalam kompetisi nanti jangan sampai ada cara-cara memperalat identitas sebagai senjata," ujar dia.

"Jadi, sebuntu apapun para kontestan ini di dalam menonjolkan atau di dalam menghadapi kompetisi yang ada, kita mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata, apakah itu identitas etnik, identitas agama, termasuk identitas NU, saya kira ini harus saya sebut karena NU ini agak kurang beruntung dibanding Muhammadiyah. Muhammadiyah ini bisa bebas mengambil jarak dari kompetisi semacam ini, NU ini mau lari pun dikejar-kejar, jadi tidak kita perlu punya perhatian yang lebih terkait dengan hal ini," sambungnya.

3. Cak Imin sempat membuka sambutannya sebagai warga NU

Sekretaris PP Muhammadiyah Plesetkan Koalisi Jadi Koali-IsiWakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam acara tersebut, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sempat membuka sambutannya dengan memperkenalkan diri sebagai warga NU.

"Bapak, ibu sekalian, terus terang saya kesulitan untuk berbicara 8 menit karena orang NU banyak ceramahnya, muter-muternya ke mana, tapi kesimpulannya bagus biasanya, tapi karena ini TOR (kerangka acuan) harus dijalankan," ucap dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya