Soal Bencana, Megawati Harap BMKG Belajar dari Tiongkok dan Jepang

Megawati menyebut BMKG Tiongkok dan Jepang luar biasa

Jakarta, IDN Times - Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, memuji Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tiongkok dan Jepang. Pujian itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara rapat koordinasi rapat koordinasi pembabungan nasional (Rakorbangnas) BMKG secara virtual.

Bahkan, dia meminta Kepala BMKG Dwikorita Karnawati untuk menghubungi dua lembaga Tiongkok dan Jepang itu. Menurutnya, BMKG Tiongkok dan Jepang memiliki sistem prediksi dan mitigasi yang baik soal kebencanaan.

"Kepada Ibu Kepala BMKG, coba hubungi dengan BMKG RRC dan Jepang. Saya sudah pergi ke tempat itu dua-duanya, dan di RRC itu sungguh luar bisa, alarmnya, tanda bahayanya itu saya diberi tahu, diperlihatkan sampai ke tingkat desa," ujar Megawati yang dikutip dari channel YouTube infoBMKG, Kamis (29/7/2021).

"Apakah kita bisa? Bisa, asalkan ada niat, asal tidak seperti pikiran yang normal, makanya saya selalu ingatkan tanggap darurat," katanya.

Baca Juga: Megawati: Bukan Sombong, Sayalah yang Buat BMKG, BNPB, BNN, KPK

1. Megawati minta pemimpin daerah harus kerja lapangan

Soal Bencana, Megawati Harap BMKG Belajar dari Tiongkok dan JepangKetua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ketika memberikan sambutan "Sarasehan Nasional Indonesia Muda Membaca Bung Karno" pada Selasa, 29 Juni 2021 (Tangkapan layar Megawati Institute)

Sebelumnya, Megawati menilai penanganan bencana di daerah saat ini masih lambat. Dalam sambutannya, Megawati mengaku pernah turun langsung ketika terjadi tsunami di Kepulauan Banggai saat menjadi Wakil Presiden RI.

"Saya pergi sendiri, kepala saya jadi sakit," ujar Megawati.

Megawati merasa heran banyak gedung yang terbuat dari beton hancur. Sementara, rumah yang terbuat dari kayu sedikit yang mengalami kerusakan.

"Saya dalam hati tertawa, mengapa? Bangunan-bangunan yang dari beton semuanya runtuh. Tapi yang dari kayu katakanlah hanya sedikit, enggak mengalami rusak berat," katanya.

Megawati kemudian menyinggung peran kepala daerah yang harus turun langsung ke lapangan. Dia juga menyebut hal itu juga sudah disampaikan ke Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Ini juga saya bilang kepada Presiden, pemimpin daerah adalah yang kerja lapangan. Tidak kayak sekarang duduk begini," ucapnya.

Baca Juga: Penanganan Bencana Lambat Megawati Sentil Pemda: Harus Kerja Lapangan!

2. Megawati nilai penanganan di daerah terkait bencana lambat

Soal Bencana, Megawati Harap BMKG Belajar dari Tiongkok dan JepangKepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Selain itu, Megawati juga menilai penanganan daerah terkait bencana lambat. Menurutnya, para pejabat di daerah meremehkan karena bencana tidak datang setiap hari.

"Jadi bagi daerah, saya sangat melihat sampai saat ini, mohon maaf daerah sangat lambat sekali karena masih dalam pola pikir 'ah bencana enggak selalu terjadi tiap hari'. Jadi tidak ada rutinnya," katanya.

Padahal, kata dia, ketika bencana terjadi, jumlah korban pasti ada. Untuk itu, Ketua Umum PDIP ini meminta kepada pemerintah daerah untuk selalu mengalokasikan anggaran untuk penanganan bencana.

3. Megawati sebut yang membuat BMKG, BNPB, BNN, hingga KPK

Soal Bencana, Megawati Harap BMKG Belajar dari Tiongkok dan JepangIlustrasi gedung Merah Putih KPK (www.instagram.com/@official.kpk)

Megawati menyatakan sebagai orang yang berperan dalam terbentuknya BMKG. Hal itu terjadi saat dirinya menjabat sebagai Wapres RI.

"Mungkin harus saya sampaikan kenapa saya muncul di BMKG ini, supaya dimengerti disebut tokoh, jadi sedikit saja. Ketika saya menjadi wakil presiden, saya ditugasi oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menangani pada waktu itu adalah bencana konflik dan kebencanaan," ujar Megawati dalam YouTube infoBMKG, Kamis (29/7/2021).

Karena penugasan dari presiden, Megawati menyatakan siap. Setelah itu, di Kantor Wakil Presiden Megawati mencari tahu lembaga apa yang mengurusi mengenai kebencanaan.

"Saya benar-benar merasa terkejut karena waktu itu tempat yang sekarang disebut BMKG itu berada di sub direktorat jenderal, kalau sekarang Kementerian Perhubungan," ucapnya.

Mengetahui hal itu, Megawati lapor ke Presiden Gus Dur. Dalam laporannya, Megawati mengaku ingin mundur mengurusi masalah kebencanaan di Indonesia karena tak ada lembaga yang kuat. Megawati meminta ada lembaga tersendiri yang khusus menangani kebencanaan.

"Saya sangat ingat Presiden Gus Dur bertanya, 'kenapa demikian bu? Ya artinya yang harus saya hadapi akan menjadi sebuah proses yang lambat," katanya.

Tidak hanya menjadi bidan untuk kelahiran BMKG, Megawati juga mengatakan berperan dalam pembentukan sejumlah lembaga, termasuk KPK.

"Yang saya sampaikan dalam rangkuman singkat, justru untuk dapat segera dilaksanakan. sayalah yang membuat BMKG, BNPB, bukan maksud untuk menyombongkan diri, BNN, KPK, masih banyak lagi dan lain sebagainya," kata Mega.

Baca Juga: Megawati: Bukan Sombong, Sayalah yang Buat BMKG, BNPB, BNN, KPK

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya