Sosok Ketum MUI KH Miftachul Akhyar yang Lahir di Lingkungan Pesantren
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia pada November 2020. Kiai Miftach, begitu ia biasa disapa, terpilih sebagai Ketum MUI untuk periode 2020-2025.
IDN Times mengulas profil Kiai Miftach. Dilansir dari laduni.id, Kiai Miftach lahir di Surabaya pada 1 Januari 1953.
Dia anak kesembilan dari 13 bersaudara. Ayahnya adalah KH Abdul Ghoni yang merupakan pengasuh Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah.
1. Pendidikan Kiai Miftach
Miftach yang lahir di lingkungan pesantren, juga menempuh pendidikan agama di pesantren. Setelah belajar agama kepada ayahnya, Kiai Miftach melanjutkan belajar agama di sejumlah pondok pesantren.
Berikut daftar pesantren yang pernah menjadi tempat belajar agama Miftachul Akhyar:
- Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur
- Pondok Pesantren Rejoso, Jombang, Jawa Timur
- Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur
- Pondok Pesantren Lasem, Jawa Tengah,
- Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang. Kiai Miftach belajar ketika Sayyid Muhammad basih mengajar di Indonesia.
Baca Juga: Ketum MUI Wanti-wanti Aksi Radikalisme di Indonesia
2. Kegiatan di NU
Editor’s picks
Sebelum menjadi Ketua Umum MUI, Kiai Miftach aktif di organisasi NU. Dia sudah menjadi Rais Syuriah PCNU Surabaya pada 2000-2005. Kemudian menjadi Rais Syuriah PWNU Jawa Timur dari 2017 sampai 2018.
Wakil Rais Syuriah PBNU pada 2015-2020. Setelah itu, pada 2018 hingga 2020, Kiai Miftach menjadi Rais Syuriah PBNU.
Kiai Miftach menjadi Rais Syuriah PBNU juga berdasarkan permintaan dari sejumlah kiai sepuh di NU. Bahkan, KH Maimoen Zubair sampai dua kali menemui Kiai Miftach untuk memintanya menjadi Rais Syuriah PBNU. pembantu.
3. Teladan Kiai Miftach
Kiai Miftach dikenal sebagai kiai yang sederhana. Dia juga dikenal memiliki akhlak yang baik.
Salah satunya ketika ada tamu datang ke rumahnya, maka Kiai Miftach akan langsung menyuguhkan minum dan makanan. Semua itu dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Akhlak seperti itu juga dilakukan oleh ayah Kiai Miftach yang senantiasa menyuguhkan makanan dan minuman kepada tamu yang hadir tanpa bantuan dari
Baca Juga: Kritik Lomba Hormat Bendera BPIP, Ketua MUI: Bikin Gaduh