Suhu Terasa Panas, BMKG: Ada Gerak Semu Matahari dan Pusaran Kembar

April atau Mei dan September puncak suhu di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab suhu panas selama Mei 2022, yang banyak dikeluhkan masyarakat belakangan ini. Terlebih mereka yang berada di daratan rendah.

Pelaksana Tugas Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Urip Haryoko, mengatakan dua hingga delapan stasiun cuaca milik BMKG mencatat suhu udara maksimum lebih dari 35 derajat celcius.

Urip mejelaskan dua stasiun cuaca BMKG yang berada di Kalimaru, Kalimantan Timur, dan Ciputat, Banten, mencatat suhu maksimum sekitar 36 derajar celcius selama beberapa hari.

"Meningkatnya suhu dirasakan lebih panas atau terik dari biasanya pada Mei ini sebenarnya adalah hal yang wajar," ujar Urip dalam keterangannya, Selasa (17/5/2022).

Baca Juga: Waspada, Suhu Panas Terik hingga Tengah Mei, BMKG Ungkap Penyebabnya

1. Puncak suhu maksimum di Indonesia berada di April atau Mei dan September

Suhu Terasa Panas, BMKG: Ada Gerak Semu Matahari dan Pusaran KembarIlustrasi suhu udara panas. (Pixabay.com/geralt)

Urip menerangkan, berdasarkan analisis klimatologi, udara panas di Indonesia puncaknya berada pada April atau Mei dan September. Hal itu terjadi karena adanya posisi gerak semu matahari, dominasi cuaca cerah awal atau puncak musim kemarau.

"Suhu maksimum sekitar 36 derajar celcius juga bukan merupakan suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia, karena rekor suhu tertinggi yang pernah terjadi adalah 40 derajar celcius di Larantuka (NTT) pada 5 September 2012 lalu," ucap Urip.

Baca Juga: Jaga Kesehatanmu! Suhu Panas Tangerang Tertinggi di Indonesia

2. Suhu udara dengan kelembapan tinggi akan terkesan "sumuk"

Suhu Terasa Panas, BMKG: Ada Gerak Semu Matahari dan Pusaran KembarPixabay

Meski demikian, Urip mengatakan, saat ini ada anomali suhu yang lebih panas di beberapa wilayah Indonesia. Hal itu mengindikasikan adanya faktor lain yang mengamplifikasikan periode puncak suhu udara.

"Sirkulasi massa udara memicu tertahannya masa udara panas di atas sebagian wilayah Sumatra dan Jawa, sehingga mengamplifikasi Mei yang panas," katanya.

Sirkulasi massa udara tersebut, kata Urip, membuat kondisi semakin panas dan tidak nyaman. Suhu udara dengan kelembapan tinggi akan terkesan "sumuk," namun apabila udaranya kering akan terasa terik dan membakar.

3. Ada pusaran kembar yang mengakibatkan udara lembap dan panas cenderung statis

Suhu Terasa Panas, BMKG: Ada Gerak Semu Matahari dan Pusaran KembarRuang pengamatan cuaca BMKG (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Lebih lanjut, Urip menjelaskan, berdasarkan analisis BMKG pada 1-10 Mei 2022, suhu di wilayah Samudra Hindia di bagian barat Sumatra dan Laut Jawa lebih hangat dari biasa. Ini bisa menjadi penambah udara lembap akibat penguapan yang lebih intensif dari permukaan air laut.

"Sementara itu, analisis sirkulasi angin menunjukkan adanya pusaran kembar (double vortex) di bagian utara dan selatan belahan bumi sebelah barat Sumatra, sebagai manifestasi dari aktifnya gelombang atmosfer MJO (Madden Julian Oscillation) di area tersebut," ujarnya.

Selain itu, di atas Pulau Kalimantan juga muncul vortex meski kondisinya lemah. Kondisi tersebut bisa menyebabkan angin di atas Pulau Jawa dan Sumatra menjadi lemah dan cenderung stabil.

Hal itu, menurut Urip, bisa menjadikan udara lembap dan panas cenderung tertahan dan tidak bergerak ke mana-mana.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya