Survei: Publik Pilih Subsidi Barang daripada BLT BBM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lembaga Survei Indikator melakukan jajak pendapat terkait apakah publik lebih memilih subsidi barang atau subsidi BLT BBM usai pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Hasilnya, publik memilih subsidi itu untuk menekan kenaikan harga barang.
Indikator melakukan survei dari 13-20 September 2022, dengan melibatkan 1.220 responden. Metode yang digunakan dalam survei ini yakni simple random sampling.
Margin of error dalam survei tersebut sekitar 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Moeldoko: Masyarakat Menerima dengan Baik
1. Publik lebih memilih subsidi harga barang
Dalam survei itu, Indikator menemukan hasil kalau responden menginginkan pemerintah mengalihkan subsidi BBM ke subsidi harga barang kebutuhan pokok. Persentase dalam survei itu sebesar 60,4 persen.
Sedangkan publik yang menjawab susidi disalurkan untuk BLT BBM sebesar 34,9 persen. Masyarakat memilih subsidi dialihkan ke harga barang.
Tujuannya, agar harga barang masih dapat terjangkau ketika pemerintah menaikkan BBM subsidi.
Editor’s picks
Baca Juga: BLT BBM Rp300 Ribu Cair Lagi Bulan November
2. Publik setuju subsidi BBM tidak tepat sasaran
Selain itu, publik juga mayoritas menyatakan subsidi BBM tidak tepat sasaran. Menurut publik, BBM subsidi lebih banyak dinikmati oleh orang yang mampu dalam ekonomi.
Berikut hasil survei subsidi BBM tidak tepat sasaran:
- Setuju: 57,1 persen
- Kurang setuju: 19,7 persen
- Sangat setuju: 9,5 persen
- Tidak setuju sama sekali: 8,1 persen
- Tidak jawab/tidak setuju: 5,6 persen
3. Publik cukup percaya ABPN 2022 membengkak akibat subsidi BBM
Publik juga mengaku cukup percaya dengan pernyataan pemerintah yang menyebutkan, kalau APBN 2022 membengkan akibat subsidi BBM.
Berikut hasilnya:
- Cukup percaya: 41,5 persen
- Kurang percaya: 23,8 persen
- Tidak percaya sama sekali: 5,7 persen
- Sangat percaya: 3,8 persen
- Tidak tahu/tidak jawab: 25,1 persen
Baca Juga: Tanggapi Demo BBM, KSP: Pemerintah Sudah Berupaya Agar BBM Tidak Naik