Calon Pengibar Bendera Tewas, Ini Hasil Investigasi TNI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Kematian misterius Aurelia Qurrota Ain, calon pasukan pengibar bendara pusaka (capaska) pada peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus menimbulkan kecurigaan adanya perpeloncoan selama latihan.
Diketahui, Aurel dan capaska Tangsel yang lain sudah berlatih mulai tanggal 9 Juli 2019 sampai tanggal 21 Juli di area pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Kemudian tanggal 22 Juli sampai 25 Juli Aurel dan capaska lain berlatih di markas TNI Yon Kavaleri 9/SDK Serpong.
Usai menjalani latihan di markas TNI tersebut, seharusnya Aurel menjalani latihan di tempat upacara 17 Agustus nanti di lapangan Cilenggang, Serpong. Namun nahas, Kamis 1 Agustus sekitar pukul empat pagi Aurel mengembuskan napas terakhirnya.
Atas meninggalnya Aurel yang menghebohkan publik Tangsel, tersebut akhirnya TNI membentuk tim khusus untuk mencari fakta selama masa latihan Aurel. Berikut hasil laporan tim penyelidikan TNI:
1. TNI lakukan penyelidikan atas meninggalnya capaska Aurrel
TNI telah melakukan penyelidikan pengumpulan keterangan atau dikpulbaket di lapangan terkait meninggalnya Aurellia Quratuaini. "Latihan Pukul 07.00 sampai dengan 16.00 WIB mereka baru kembali pulang kembali ke kediaman masing-masing," ungkap Letnan Dua (Kav) Lanang, pelatih Capaska Tangsel lewat siaran pers yang diterima IDN Times, Senin (4/8).
2. Selama berlatih di markas TNI, capaska tak dikarantina
Menurut Lanang, tugas personel TNI dari Kesatuan Yonkav 9 Serpong hanya melatih pada saat latihan. Selebihnya selesai latihan capaska diserahkan ke Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Tangsel dalam pengawasan dan pengendalian.
"Tidak ada karantina dalam latihan. Kegiatan latihan pagi hingga sore kembali dan rencananya pada 11 Agustus 2019 akan masuk karantina di Hotel Marylin Serpong," kata Lanang.
3. Aurrel lebih suka dilatih TNI ketimbang oleh senior PPI
Dalam laporan hasil investigasi tersebut juga dijelaskan bahwa Aurel sempat menulis di buku diary harian yang memang diwajibkan selama pelatihan. Aurrel sempat menulis dirinya tak senang dilatih oleh senior dari PPI Tangsel.
Editor’s picks
"Hasil dari buku diary Aurellia menuliskan dia lebih suka dan semangat dilatih oleh kakak-kakak TNI daripada di latih oleh anggota PPI yang penuh dengan tekanan secara moril dan fisik," terang Lanang.
4. Masa latihan capaska sepenuhnya disusun oleh Dispora Tangsel
Sementara itu, pelatih calon paskibra Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sersan Satu Appoulo mengungkapkan, selama ini pengaturan jadwal latihan dibuat oleh Dinas Pemuda dan Olahraga setempat.
"Secara tehnis di lapangan kami bertanggung jawab dalam kegiatan pelatihan Paskibraka," ungkap Appaulo, dalam laporan yang sama.
Ia menjelaskan, selebihnya untuk pengawasan pelajar capaska diserahkan sepenuhnya ke Purna Paskibra Indonesia (PPI) Kota Tangsel. Selama latihan di Lapangan Cilenggang mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB, jadwal sudah dilaksanakan sesuai arahan Dispora.
"Sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedural) serta pengawasan yang melekat," terang Appoulo.
Baca Juga: Sebatas Wacana, Paskibraka Perempuan di Bali Tetap Pakai Rok
5. TNI tegaskan kabar meninggalnya Aurel di lapangan tidak benar
Appuolo juga secara tegas membantah pemberitaan yang beredar di media sosial. Appoulo bilang, tidak benar almarhumah Aurel terjatuh saat latihan hingga akhirnya meninggal dunia.
"Karena saat menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 1 Agustus 2019 di rumahnya Perum Royal II Cipondoh dan sempat dibawa ke rumah sakit oleh orangtuanya," tegasnya.
Baca Juga: Calon Paskibraka Asal Tangsel Meninggal Saat Tengah Berlatih