Kekalahan Jokowi di Banten Dinilai Karena Ahok Effect

Dekat dengan Ahok, Jokowi dinilai antiIslam

Serang, IDN Times - Berdasarkan rekapitulasi suara KPU Provinsi Banten, pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga unggul dengan total suara sebanyak 4.059.514 atau 61,54 persen. Sementara itu, rivalnya Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat raihan suara sebanyak 2.537.524 atau 38,46 persen.

Prabowo mengungguli rivalnya dengan selisih 1,5 juta lebih suara. Bagi publik, ini tampak mengejutkan. Pasalnya, banyaknya dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh bahkan pemimpin-pemimpin daerah di Banten tidak bisa mendongkrak suara Jokowi-Ma'ruf.

Baca Juga: Situng KPU: Perolehan Suara Jokowi-Ma'ruf Masih Memimpin

1. Lebih banyak mendapat dukungan, Jokowi tetap kalah

Kekalahan Jokowi di Banten Dinilai Karena Ahok EffectIDNTimes/Abdurrahman

Berdasarkan pengamatan selama masa kampanye, dibandingkan pasangan Prabowo-Sandiaga, Jokowi-Ma'ruf lebih banyak mendapat dukungan tokoh-tokoh di Banten. Terlebih, cawapres Ma'ruf Amin merupakan putra daerah yang juga tokoh ulama di Banten.

Beberapa tokoh, di antaranya keluarga besar Ratu Atut Choisiyah, Gubernur Banten Wahidin Halim, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy yang bahkan menjabat sebagai penasihat tim kemenangan Jokowi-Ma'ruf. Selain itu, ada juga Bupati Serang Tatu Chasanah dan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, serta beberapa ulama kharismatik dari Banten Selatan.

Bahkan, organisasi keagamaan seperti Forum Komunikasi Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Provinsi Banten mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 tersebut.

2. TKD Banten: Kami kalah karena hoaks dan hate speech

Kekalahan Jokowi di Banten Dinilai Karena Ahok EffectIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ketua Tim Kemenangan Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Provinsi Banten, Asep Rakhmatullah, menjelaskan kekalahan Jokowi-Ma'ruf di Banten karena masifnya hoaks dan hate speech yang menyerang sosok Jokowi.

"Kami kalah karena banyak hoaks dan hate speech ke Jokowi. Fitnah semacam Jokowi PKI dan antiulama bertebaran di medsos dan pikiran masyarakat Banten," kata Asep saat dikonfirmasi IDN Times melalui sambungan telepon, Selasa (14/5).

"Partai pengusung Koalisi Indonesia Kerja dan relawan sudah berkerja maksimal delapan bulan. Persoalan tidak capai target itu merupakan bagian dari proses demokrasi," kata Asep.

Meski begitu, Ketua DPD PDIP Banten ini merasa bersyukur atas hasil pilpres secara nasional dengan keunggulan paslon yang diusungnya.

"Kami sudah bekerja maksimal, semua sudah kami upayakan ya hasilnya demikian, tapi kami bersyukur secara nasional Jokowi-Ma'ruf tetap unggul," kata Asep.

2. Politik identitas 'Jokowi antiulama vs Prabowo proIslam'

Kekalahan Jokowi di Banten Dinilai Karena Ahok EffectANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Kalahnya Jokowi di Banten dipandang Miftahul Adib, pengamat politik dari Universitas Syech Yusuf (Unis) Tangerang sebagai dampak dari politik identitas yang diembuskan pendukung Prabowo di Banten.

"Politik identitas begitu kuat di Banten, yakni sentimen soal Jokowi antiulama, isu antek asing dengan marak pekerja asing di Banten, antek PKI, isu itu diembuskan terus," kata Adib kepada IDN Times, Selasa (14/5).

Kehadiran media sosial, lanjut Adib, menyuburkan post truth politic, di mana kabar yang masih sumir atau belum teruji kebenarannya bisa menjadi benar dengan disebarkan secara masif.

"Perdebatan melalui medsos tanpa disertai esensi masalah yang sedang dibahas, ini juga berpengaruh kuat kepada pemilih," ungkap Adib.

3. Kalahnya Jokowi akibat Ahok effect

Kekalahan Jokowi di Banten Dinilai Karena Ahok Effectsukabumiupdate.com

Sementara itu, politikus Banten yang merupakan Anggota DPD RI yang terafiliasi politik dengan kubu Prabowo-Sandiaga, Habib Ali Alwi, menjelaskan kekalahan Jokowi di Banten merupakan akibat Ahok effect.

Habib mengungkapkan, usai bergulirnya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, masyarakat Banten yang dikenal sebagai muslim konservatif menilai siapa pun yang dekat atau berusaha melindungi Ahok merupakan orang yang anti agama Islam dan propenista agama.

"Kenyataan bahwa Jokowi merupakan sosok yang dekat dengan Ahok membuat masyarakat muslim menilai Jokowi propenista agama, terlebih saat demo besar-besaran 411 di depan istana, Jokowi memilih untuk tidak menemui demonstran," tutur Habib.

Jadi lanjut Habib, yang dinilai bermasalah ini adalah sosok Jokowi, bahkan walau ulama yang menjadi cawapresnya, publik kadung menilai Jokowi antiIslam.

"Meski Ma'ruf Amin yang menjebloskan Ahok ke penjara jadi cawapres, Jokowi sudah dinilai antiIslam dan kini Ma'ruf pun dinilai dalam lingkaran itu," pungkas dia.

Baca Juga: Pencoblosan Selesai, Bima Arya: Yang Left Group, Kembali Bergabung

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya