Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan Tugas

Dari tabrak lari hingga kelelahan

Palembang, IDN Times - Duka masih terasa jelas bagi keluarga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal saat bertugas mengawal pesta demokrasi. Semua tak menyangka jika pemilu 2019 akan menjadi lonceng pemisah untuk orang tersayang.

Satu hari menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak di Kota Palembang, Sumatera Selatan, 2 anggota KPPS dilarikan ke rumah sakit. Keduanya mengalami kejadian berbeda hingga harus dibawa ke Rumah Sakit.

1. Insiden tabrak lari anggota KPPS di Palembang

Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan TugasIDN Times/Istimewa

Suryani, 57, istri dari anggota KPPS yang meninggal dunia akibat tabrak lari kaget mendapat kabar sang suami Sumarjo Utomo, 59, dilarikan ke rumah sakit Hermina Palembang usai ditabrak saat bertugas menyiapkan tempat pemungutan suara, Selasa (16/4).

Malam itu, usai melakukan makan malam Sumarjo pamit kepada Suryani untuk menyiapkan tenda, bilik suara dan perlengkapan lain untuk pemilu keesokan harinya. Sumarjo hanya mengatakan akan berkumpul di TPS 14.

"Saya di rumah dapat kabar kalau bapak ditabrak orang. Lalu dibawa ke Rumah Sakit Hermina untuk rujukan awal. Saya gak tau gimana kejadiannya pokoknya, saya kemarin langsung menuju Hermina. Hanya saja dari cerita warga ditabrak saat sedang mengangkat papan kayu untuk ke TPS lalu ditabrak motor," ujar Suryani saat ditemui di kediamannya di Jalan H Najamuddin, Kelurahan Sukamaju, Kota Palembang, Sabtu (11/4).

2. Saksi lihat Sumarjo dihantam motor

Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan TugasIDN Times/Istimewa

Saksi mata yang merupakan Ketua RT 41 sekaligus ketua KPPS 14, M Yunus mengatakan, insiden tabrakan tersebut terjadi saat Sumarjo menyeberang jalan. Jarak TPS dan alat-alat TPS dipisahkan oleh jalan Raya sehingga perlu memindahkan barang dari satu sisi ke sisi lainnya.

"Dia (korban) kemarin berdua dengan teman lainnya menyeberang. Saat itu kondisi jalan sepi. Karena keduanya mengangkat papan kayu besar sempat mengira tidak ada kendaraan," kata Yunus.

Namun saat menyerang itulah, ada kendaraan motor yang melintas dengan dan menyenggol korban hingga terjatuh. Si pengendara sempat kabur. Sedangkan Sumarjo, terkapar di jalan terhempas bersamaan papan yang dibawanya dengan kuping mengeluarkan darah.

Persiapan TPS yang mepet tersebut masih berlangsung hingga malam hari dikarenakan kurangnya meja untuk meletakan bilik suara sehingga, anggota KPPS bahu membahu untuk membuat meja. "Karena persiapan sangat terbatas dalam artian sangat mepet. Uang untuk persiapan juga baru dapat tanggal 16 itu jadi kami cepat-cepat membuatnya," jelas dia. 

3. Dirawat 10 hari di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan napas

Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan TugasIDN Times/Rangga Erfizal

Saat di Rumah sakit Hermina Palembang, Sumarjo dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang. Dirinya di rujuk dikarenakan mengalami pembengkakan darah di otak sehingga, perlu upaya medis lanjutan.

Seminggu dirawat, Sumarjo terus mengalami peningkatan kesadaran. Dirinya sudah sempat berinteraksi dengan keluarga. Saat itu keluarga mengaku optimis Sumarjo akan segera pulih.

"Dia waktu itu kritis sempat dibawa dan dilakukan scan. Lalu dilihat hasilnya adanya pendarahan di otak. Langsung di operasi. Usai operasi sudah menunjukan tanda akan sembuh dan dipindahkan ke ruang ICU. Namun 3 hari kemudian bapak kembali drop, dan meninggal," jelas Suryani menambahkan.

Diakui Suryani jika selama ini suaminya terlihat bugar tidak ada masalah kesehatan. Sang suami yang bekerja sehari-hari sebagai tukang ojek pangkalan. Ia adalah tulang punggung keluarga.

"Biasa memang narik ojek suka mengantar jemput sekolah anak-anak dilingkungan tempat tinggal. Pelaku penabrak juga sudah ditangkap kemarin tapi kita juga sudah damai. Namanya batas umur," ujar dia.

4. Laporkan kejadian ke KPU

Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan TugasIDN Times/Rangga Erfizal

Untuk selanjutnya, Yunus sebagai ketua KPPS sudah melaporkan kejadian meninggalnya anggotanya yang meninggal saat bertugas dalam persiapan pemilu. Baik pemerintah Kota dan KPU sudah membantu keluarga Sumarjo untuk mengurus hak-hak dari korban.

"Kami sudah melaporkan ke KPU dengan mengirim surat tugas KPPS. Sudah itu surat kematian dari RS, dan Kelurahan. Alhamdulilah sudah dibackup pemerintah melalui dinas kesehatan kota Palembang," ujar dia.

Baca Juga: Anggota KPPS Meninggal, Keluarga Tak Izinkan Jenazah Diautopsi

5. Ketua KPPS meninggal kelelahan

Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan TugasIDN Times/Rangga Erfizal

Di hari yang sama atau sehari sebelum pemilihan umum H. Slamet Riadi, 66, Ketua RT 34 yang juga ketua KPPS TPS 31 dilarikan ke Rumah Sakit Charitas Palembang. Menurut anak korban Wiwit, 35, ayahnya tersebut saat kejadian baru balik dari mengecek kesiapan TPS. Saat itu dirinya mengeluh sakit di bagian kaki akibat mondar-mandir mengecek kesiapan pemilu.

"Jadi papa itu pulang ke rumah dari mengecek kesiapan TPS dan kelurahan 20 Ilir. Papa itu biasa keliling. Jadi pada tanggal 16 April itu minta dibawa ke rumah sakit. Dalam perjalanan kami ngobrol seperti biasa. Papa masih sehat. Namun, setelah sampai RS langsung koma," ujar Wiwit.

Baca Juga: Perludem Minta Kasus Petugas KPPS Meninggal Jangan Dipolitisasi 

6. Sering lakukan check up dan punya riwayat darah tinggi

Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan TugasIDN Times/Rangga Erfizal

Lanjutnya, Slamet yang merupakan ketua masjid di lingkungan tempat tinggalnya itu, tidak pernah mengeluh sakit walaupun ada catatan memiliki riwayat penyakit darah tinggi.

"Papa sering melakukan check up, selama ini memang punya riwayat darah tinggi. Memang sudah ajalnya. Kemarin wakil walikota sudah ke sini dan ketua KPU juga sudah mengucapkan belasungkawa. Untuk kenapa papa dipilih sebagai ketua KPPS mungkin karena ketua RT, kami gak tau apakah ada seleksi," ujar dia.

Baca Juga: Korban KPPS Meninggal Bertambah, Wagub Sumbar Tambah Tenaga Medis

7. KPU akan undang ahli waris

Beragam Kisah Petugas KPPS, Gugur Usai Tunaikan TugasIDN Times/Rangga Erfizal

Menyikapi banyaknya anggota KPPS di Provinsi Sumatera Selatan yang meninggal, Ketua KPU Sumsel, Kelly Mariana mengatakan, jika pihaknya akan memberikan santunan kepada ahli waris. Menurutnya banyak hingga hari ini terhitung sudah 25 orang yang meninggal dunia.

"Kami akan undang ahli warisnya 15 Mei 2019. Sebelumnya KPU Kabupaten/kota setempat telah memberi santunan. Mereka juga akan menerima santunan dari Pemprov Sumsel yang kami usulkan ke gubernur," kata dia. 

Total jumlah petugas KPPS tersebut sementara sudah didata oleh KPU Sumsel guna menerima santunan dari KPU RI sebesar Rp36 juta, sesuai edaran Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Nestapa Ketua KPPS di Palembang, Alami Radang Empedu Usai Pemilu

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya