Tersangka Akui Pukul Kepala Siswa SMA Taruna Pakai Bambu Buntu

Tersangka tunggal kasus tewasnya siswa SMA Taruna Indonesia

Palembang, IDN Times - Rasa penyesalan memang selalu muncul setelah semuanya terjadi. Begitulah yang dialami Obby Frisman Arkataku (24), tersangka tunggal yang menyebabkan siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, Dlw (14) meninggal dunia.

Penyesalan tersebut di ungkapkan tersangka Obby, usai Kapolresta Palembang, Kombes Pol Didi Hayamansyah melakukan gelar tersangka di ruang utama Polresta Palembang, Selasa (16/7).

Tersangka hanya bisa tertunduk lesu dan tidak menyangka dari perbuatannya terhadap korban akan berujung tindak pidana dan ditahan. "Saya menyesali segala bentuk perbuatan selama menjadi pembina ospek. Tidak ada niatan untuk membuat korban celaka," sesalnya.

1. Minta maaf ditunjukan ke keluarga korban

Tersangka Akui Pukul Kepala Siswa SMA Taruna Pakai Bambu BuntuIDN Times/Rangga Erfizal

Tersangka Obby juga memohon permintaan maafnya kepada keluarga korban, karena sempat sempat cek-cok dan tidak suka dengan tingkah laku korban yang lambat. Tersangka juga mengakui sempat memukul bagian pipi korban, lantaran kesal saat korban melawan ketika diingatkan pada masa pembentukan fisik dan mental.

"Kepada keluarga korban saya mohon maaf. Saya menyesali perbuatan saya," kata dia.

2. Tersangka akui lakukan kekerasan terhadap korban

Tersangka Akui Pukul Kepala Siswa SMA Taruna Pakai Bambu BuntuIDN Times/Rangga Erfizal

Dalam pengakuannya, tersangka Obby tak menyangkal kalau telah melakukan tindakan kekerasan kepada korban, pada malam saat orientasi di belakang sekolah. Begitu juga dia sempat memukul kepala korban menggunakan bambu buntu.

"Saya memukulnya di bagian pipi, sempat saya tarik badannya saat jalan merayap, hingga terbanting ke aspal kepalanya," jelas dia.

3. Tersangka cemas korban tidak sadarkan diri

Tersangka Akui Pukul Kepala Siswa SMA Taruna Pakai Bambu BuntuIDN Times/Rangga Erfizal

Melihat korban kesakitan, tersangka Obby mulai panik dan langsung memberi pertolongan terhadap korban agar korban sadar. Salah satu saksi, bahkan datang dan memijat-mijat badan korban. Saat itulah tatapan korban mulai kosong dan dibawa oleh pembina ke halaman sekolah untuk dilakukan pertolongan pertama.

"Dia (korban) terduduk kesakitan dan langsung saya bantu, tetapi waktu itu sudah tidak sadarkan diri. Saya kebingungan itu," kilah dia.

Saat pertolongan pertama gagal, pihak sekolah berinisiatif membawa korban Dlw ke rumah sakit Myria. Sementara tersangka Obby hanya kebingungan dan cemas menanti kabar korban.

"Saya justru dapat kabar dia meninggal. Saya jadi bingung mau ngapain lagi saya benar-benar panik. Saya sangat menyesal," ungkap dia.

Baca Juga: Disdik Sumsel Nilai SMA Taruna Indonesia Banyak Tutupi Kejadian 

4. Baru lulus S1, tersangka Obby mendaftar pekerjaan di SMA Taruna Indonesia

Tersangka Akui Pukul Kepala Siswa SMA Taruna Pakai Bambu BuntuIDN Times/Rangga Erfizal

Tersangka Obby menuturkan, bahwa baru saja lulus dari salah satu universitas swasta di kawasan Plaju. Setelah itu, melihat pendaftaran di SMA Taruna Indonesia dan melamar untuk jabatan sebagai pembina. 

tapi, baru saja bekerja satu minggu, dia langsung ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan.

"Saya lihat ada lowongan untuk jurusan psikologi di sekolah itu, jadi saya masukan lamaran beberapa bulan sebelumnya, ternyata dipanggil dan mulai masuk sejak awal tahun ajaran baru," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya