10 Hal yang Bisa Kamu Temui di Aceh Kala Ramadan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banda Aceh, IDN Times - Bumi Serambi Makkah itulah julukan yang disematkan untuk Provinsi Aceh. Daerah yang bisa dikatakan pelaksanaan syariat Islamnya terbilang ketat dibandingkan dengan daerah maupun provinsi lainnya di Indonesia.
Bahkan, provinsi paling barat dari wilayah Indonesia ini menjadi satu-satunya daerah yang menerapkan aturan hukum syariat Islam dengan menggunakan qanun di samping aturan hukum secara umum.
Lalu bagaimana sih suasana di daerah yang menerapkan syariat Islam tersebut khususnya selama bulan suci Ramadan?
1. Jalanan protokol di Aceh akan lebih lengang atau sepi hingga siang hari
Selama menjalankan ibadah puasa, biasanya suasana di Aceh akan lebih lengang. Kebanyakan dari masyarakat akan melakukan aktivitas di masjid, kantor, ataupun hanya di rumah saja, sehingga suasana jalanan protokol di Aceh akan tampak lebih sunyi dibandingkan hari biasanya.
Meskipun demikian, suasana seperti itu tidak akan berlangsung lama. Ketika sudah melewati tengah hari, suasana perlahan akan normal. Bahkan menjelang sore, warga akan semakin ramai berlalu-lalang mencari takjil atau makanan berbuka puasa maupun sekedar jalan-jalan sore.
Baca Juga: Dampak COVID-19, Permintaan Peci di Aceh Berkurang Selama Ramadan
2. Siang hari, warung maupun penjual makanan serta minuman tutup, namun malamnya buka bahkan hingga waktu sahur
Jika anda mencoba merasakan suasana Ramadan di Aceh, jangan pernah coba-coba mencari tempat penjual makanan maupun minuman. Tempat-tempat itu akan susah anda dapatkan, sebab pemerintah daerah jauh-jauh hari telah melarang para pedagang untuk membuka usahanya selama waktu tertentu.
Biasanya, para pedagang hanya boleh berjualan mulai dari pukul 16.00 WIB hingga waktu berbuka puasa tiba. Di luar dari waktu tersebut, maka petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja dan Wialayatul Hisbah atau penegak syariat Islam akan melakukan tindakan tegas.
3. Tempat hiburan atau permainan serta wisata tutup
Tak hanya warung atau tempat menjajakan makanan maupun minuman saja yang tutup selama Ramadan, namun juga tempat hiburan, seperti warung internet, rental playstation, billyard, dan lainnya tutup.
Bahkan, tempat wisata seperti pantai akan ditutup oleh warga setempat secara kesadaran sendiri.
4. Sekolah diliburkan, kampus juga
Apabila anda berada di Aceh selama bulan puasa, jangan heran jika tidak ada anak sekolah yang lalu lalang seperti hari biasa. Sebab, sudah menjadi kebiasaan dan kewajiban untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar di Aceh selama Ramadan. Aturan ini juga berlaku terhadap kegiatan di kampus.
5. Penjual takjil menjajakan kuliner Aceh yang hanya ada ketika Ramadan
Editor’s picks
Selama Ramadan, ada berbagai kuliner khas Aceh yang dijual oleh para pedagang takjil. Termasuk makanan dan minuman khas yang hanya ada ketika bulan puasa saja.
Baca Juga: Potret Malam Pertama Salat Tarawih di Aceh Dalam Suasana COVID-19
6. Banyaknya penjual daging dadakan di hari mak meugang
Mak meugang merupakan suatu tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu yang hanya ada di Aceh. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat sehari atau dua hari sebelum Ramadan, sehari sebelum Hari Raya Iduladha, dan sehari sebelum Hari Raya Idulfitri.
Oleh karena itu, jangan heran jika sehari sebelum Hari Raya Idulfitri atau hari terakhir di Bulan Ramadan, anda akan melihat pasar daging dadakan di sejumlah ruas jalan maupun tempat.
7. Tradisi memasak takjil di masjid
Ada suatu tradisi yang juga dimiliki masyarakat Aceh ketika Ramadan. Memasak takjil di masjid maupun menasah yang dilakukan oleh masyarakat setempat selama satu bulan penuh. Misalnya seperti memasak dan menyediakan bubur kanji rumba, ie bu peudah, dan lainnya.
8. Kenduri Nuzulul Qur’an
Ada satu peristiwa penting bagi umat Islam yang selalu diperingati selama Ramadan, yakni peristiwa turunnya Al Qur’an atau Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadan. Dalam memperingati hari tersebut, di Aceh ada tradisi yang dikenal dengan Kenduri Nuzulul Qur’an.
Tradisi kenduri atau syukuran itu biasanya dilaksanakan dengan membuat kegiatan memasak kuah kari dengan belanga. Kemudian kari itu akan dibagikan kepada warga setempat. Tradisi ini biasanya dilakukan secara serentak di seluruh Aceh.
9. Kenduri khatam Al Qur’an
Tidak jauh berbeda dengan tradisi Kenduri Nuzulul Qur’an. Di Aceh juga ada tradisi kenduri menamatkan atau khatam Al Qur’an. Adapun perbedaannya yakni tradisi kenduri ini pelaksanaannya tidak bisa dilakukan secara serentak, sebab waktu untuk menamatkan bacaan Al Qur’an di setiap daerah berbeda-beda. Akan tetapi, jika khatam Al Qur’an bersamaan dengan waktu Nuzulul Qur’an, maka kenduri bisa dilakukan sekaligus.
10. Tahajud bersama-sama di masjid
Selama Ramadan, ada suasana lain yang mungkin jarang sekali anda temukan di hari biasa. Ya, di Aceh ada kebiasaan melaksanakan salat malam atau Tahajud bersama. Suasana ini akan jelas tampak di sejumlah masjid.
Bahkan, jemaah salat malam akan semakin ramai ketika 10 malam terakhir Ramadan.
Baca Juga: Mak Meugang, Tradisi Makan Daging Sambut Ramadan di Aceh