20 Tahun Tinggal Digubuk, Pasangan Tuna Netra Dapat Bantuan Rumah

Bantuan rumah layak huni dari Pemprov Aceh

Aceh Besar, IDN Times - Rasa syukur dan bahagia tak bisa disembunyikan oleh Razali, 70 tahun dan istrinya Nur Aini, 60 tahun. Pasalnya, pasangan suami istri tuna netra yang hari-harinya berprofesi menjajakan jasa pijit tersebut baru mendapatkan bantuan rumah layak huni dari Pemerintah Provinsi Aceh.

“Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih kepada bapak gubernur. Rumah ini sudah saya terima,” ujar Nuraini bersyukur usai menerima rumah bantuan, pada Jumat (16/10/2020).

Penyerahan bantuan rumah layak huni yang kepada Razali dan Nur Aini, dilakukan oleh Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Aceh, T Mirzuan, didampingi Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretaris Daerah Provinsi Aceh, Muhammad Iswanto.

“Ini rumah bantuan dari Pemerintah Aceh, sudah siap, sudah bisa ditempati,” kata T Mirzuan ketika menyerahkan rumah bantuan kepada pasangan suami istri tersebut.

1. Selama 20 tahun pasangan tuna netra ini tinggal di rumah gubuk

20 Tahun Tinggal Digubuk, Pasangan Tuna Netra Dapat Bantuan RumahIDN Times/Gideon Aritonang

Bagaimana tidak bersyukur dan bahagia, sebelum menerima rumah bantuan layak huni berkontruksi beton tipe 36 yang diberikan Pemerintah Provinsi Aceh pada Jumat (16/10/2020), pasangan disabilitas ini hanya tinggal di rumah gubuk.

Lebih kurang dua puluh tahun lamanya, Razali dan Nur Aini tinggal di rumah berkontruksi kayu yang terletak di Gampong Lam Neuheun, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

Selama itu pula pasangan tuna netra yang berprofesi sebagai tukang pijit dan belum dikaruniai anak ini bertahan hidup di rumah mereka. Bahkan, rumah tersebut juga digunakan Nur Aini bersama sang suami sebagai tempat mengais rezeki selama ini.

Para pelanggan yang ingin menggunakan jasa pijat pasangan suami istri ini, biasanya akan datang langsung ke rumah atau menjemput salah satu dari mereka.

“Kadang orang-orang datang ke sini, kadang kami dijemput,” ujar Nur Aini bercerita.

Baca Juga: Libur ke Nias Selatan, 6 Pantai Ini Wajib Kamu Kunjungi

2. Harapan yang telah ditunggu puluhan tahun tersebut akhirnya terwujud

20 Tahun Tinggal Digubuk, Pasangan Tuna Netra Dapat Bantuan RumahPasangan suami istri tuna netra, Razali dan Nur Aini ketika mendapatkan rumah baru (IDN Times/Istimewa)

Ada harapan dan keinginan dari kedua pasangan yang tidak lagi muda ini untuk mendapatkan bantuan berupa rumah layak huni. Tujuannya, agar pelanggan yang datang ke rumah mereka merasa nyaman ketika menggunakan jasa pijat.

“Hidup kami sulit sekali. Kami berdua tidak bisa melihat,” kata wanita yang sejak usia tujuh bulan sudah tidak bisa melihat.

Harapan itu seolah terwujud ketika pemerintah daerah menyerahkan bantuan rumah layak huni untuk pasangan tuna netra ini. Keduanya mengaku telah menunggu momen tersebut selama lebih kurang 20 tahun.

3. Rencananya, salah satu ruangan rumah bakal dijadikan ruang untuk pijat

20 Tahun Tinggal Digubuk, Pasangan Tuna Netra Dapat Bantuan Rumahpexels.com/Elly Fairytale

Razali dan Nur Aini akhirnya memiliki rumah layak huni berkontruksi beton tipe 36. Rumah yang terbilang jauh dari kata sempurna tersebut setidaknya lebih layak daripada rumah gubuk yang sebelumnya ditempati oleh pasangan ini.

Bentuk rumah tipe 36 yang didapatkan oleh pasangan suami istri ini memiliki dua kamar tidur, satu ruang tamu, dapur dan satu kamar mandi. Mereka yang hanya tinggal berdua rencananya akan memanfaatkan salah satu kamar tidur untuk ruang pijat.

“Supaya nanti bisa lebih nyaman menerima pelanggan yang datang ke rumah. Kami berencana menfungsikan satu kamar khusus untuk menerima pelanggan pijat,” kata Nur Aini yang duduk bersisian dengan suaminya.

4. Bantuan rumah layak huni salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Aceh

20 Tahun Tinggal Digubuk, Pasangan Tuna Netra Dapat Bantuan RumahPasangan suami istri lainnya yang menrima bantuan rumah baru (IDN Times/Istimewa)

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretaris Daerah Provinsi Aceh, Muhammad Iswanto mengatakan, pembangunan rumah layak huni merupakan program prioritas Pemerintah Provinsi Aceh untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.

“Ini merupakan salah satu dari 15 program unggulan Pemerintah Provinsi Aceh (Aceh Seuniya),  rencananya akan terus dibangun di seluruh kabupaten dan kota di Aceh dengan tujuan memberikan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan,” kata Iswanto, melalui keterangan tertulis, pada Jumat (16/10/2020).

Pada tahun 2019 lanjut Iswanto, Pemerintah Aceh juga telah membangun 4.007 rumah layak huni untuk masyarakat miskin dan dhuafa. IA berharap, pembangunan rumah layak huni itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka kemiskinan di Aceh.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Aceh, T Mirzuan menyampaikan, sepanjang tahun 2020 Pemerintah Provinsi Aceh telah merealisasikan pembangunan 4.042 unit rumah layak huni untuk kaum duafa dan masyarakat miskin yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Aceh.

“Khusus untuk Aceh Besar sudah terealisasi 406 unit. Untuk Kecamatan Kuta Baro 59 unit, dan khusus untuk Gampong Lam Neuheun ini ada 5 unit,” ujar T Mirzuan.

Selain untuk pasangan Razali dan Nur Aini, pada kesempatan itu pemerintah juga menyerahkan rumah bantuan untuk dua keluarga miskin lainnya di desa tersebut. Mereka adalah keluarga M Sattar dan Sofyan Ahmad.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Rumah Makan Mie Aceh di Jakarta, Enak dan Murah

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya